Peristiwa Perang Salib
Perang Salib adalah serangkaian peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dan pasukan Kristen Eropa pada abad ke-11 hingga ke-13 M. Perang ini dimulai dengan tujuan merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin dan berlanjut selama hampir dua abad dengan berbagai pertempuran besar.
Latar Belakang Perang Salib
Pada akhir abad ke-11, Palestina berada di bawah kekuasaan Dinasti Seljuk, yang merupakan bagian dari kekhalifahan Islam. Pada saat itu, dunia Islam mengalami perpecahan internal, sementara Eropa berada dalam kondisi krisis sosial dan ekonomi.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh Paus Urbanus II, yang pada tahun 1095 M menyerukan Perang Salib dalam Konsili Clermont. Seruan ini bertujuan untuk:
- Merebut Yerusalem dan tanah suci dari tangan kaum Muslimin.
- Memperluas pengaruh Gereja Katolik di Eropa dan Timur Tengah.
- Menyalurkan krisis sosial dan ekonomi di Eropa dengan mengirimkan pasukan untuk berperang.
Seruan ini mendapat sambutan luas di Eropa, dan ribuan pasukan dari berbagai kerajaan Kristen berangkat menuju Palestina.
Penaklukan Yerusalem oleh Tentara Salib (1099 M)
Pada tahun 1099 M, Tentara Salib berhasil menaklukkan Yerusalem setelah pengepungan yang berlangsung selama beberapa bulan. Mereka melakukan pembantaian besar-besaran terhadap kaum Muslimin dan Yahudi di kota suci tersebut.
Sejarawan Muslim, Ibnu Atsir, mencatat bahwa lebih dari 70.000 Muslim dibantai dalam penaklukan Yerusalem. Masjid Al-Aqsha dijadikan tempat penyembelihan kaum Muslimin, dan banyak ulama serta penduduk dibunuh dengan keji.
Setelah kemenangan ini, Tentara Salib mendirikan Kerajaan Yerusalem, yang dipimpin oleh Godfrey de Bouillon. Mereka menguasai Palestina selama hampir 90 tahun sebelum akhirnya dikalahkan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.
Kiprah Shalahuddin dalam Membebaskan Palestina
Siapakah Shalahuddin Al-Ayyubi?
Shalahuddin Al-Ayyubi adalah seorang panglima besar Muslim yang lahir pada tahun 1137 M di Tikrit, Irak. Nama lengkapnya adalah Shalahuddin Yusuf bin Ayyub, dan ia berasal dari Dinasti Ayyubiyah yang berakar dari Kurdi.
Sejak muda, Shalahuddin belajar ilmu agama, militer, dan kepemimpinan. Ia dikenal sebagai sosok yang shaleh, bijaksana, dan memiliki visi besar untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman Tentara Salib.
Strategi Shalahuddin dalam Melawan Tentara Salib
Setelah menjadi penguasa Mesir dan Syam, Shalahuddin mulai merencanakan pembebasan Yerusalem. Strateginya meliputi:
- Menyatukan umat Islam yang saat itu masih terpecah belah.
- Menghancurkan benteng-benteng Tentara Salib di Syam dan sekitarnya.
- Menyerang pasukan Kristen dengan strategi militer yang cerdas.
Puncak perjuangan Shalahuddin terjadi dalam Perang Hittin (1187 M).
Perang Hittin (1187 M) – Awal Kehancuran Tentara Salib
Pada 4 Juli 1187 M, pasukan Islam yang dipimpin oleh Shalahuddin Al-Ayyubi menghadapi Tentara Salib di Lembah Hittin, dekat Danau Tiberias.
Strategi Shalahuddin dalam pertempuran ini sangat cerdik:
- Ia memancing pasukan Salib keluar dari benteng mereka dan menyerang mereka di tempat yang gersang.
- Ia memutus suplai air Tentara Salib, membuat mereka kelelahan dan kehausan.
- Ia menggunakan pasukan kavaleri cepat untuk menyerang dari berbagai arah.
Akibatnya, pasukan Salib mengalami kekalahan telak, dan ribuan tentaranya tewas atau ditangkap. Raja Yerusalem, Guy de Lusignan, dan banyak pemimpin Salib lainnya ditawan.
Setelah kemenangan ini, Shalahuddin bergerak menuju Yerusalem untuk membebaskan kota suci itu.
Pembebasan Yerusalem (1187 M) – Kemenangan Islam
Pada bulan Oktober 1187 M, Shalahuddin dan pasukannya mengepung Yerusalem. Setelah pertempuran yang berlangsung beberapa hari, pasukan Salib menyerah tanpa melakukan pembantaian seperti yang mereka lakukan pada tahun 1099 M.
Shalahuddin menunjukkan sikap yang sangat mulia dan penuh rahmat:
- Tidak ada pembantaian terhadap penduduk Kristen.
- Gereja-gereja tetap dibiarkan berfungsi.
- Kaum Nasrani diberi izin untuk meninggalkan Yerusalem dengan aman setelah membayar tebusan.
Sikap ini membuat banyak sejarawan Barat mengagumi keadilan dan kebijaksanaan Shalahuddin.
Kesimpulan
Perang Salib merupakan ujian besar bagi umat Islam, di mana Yerusalem sempat jatuh ke tangan Tentara Salib dan mengalami penjajahan selama hampir 90 tahun. Namun, dengan kegigihan dan strategi yang cerdas, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mengalahkan Tentara Salib dan membebaskan Palestina pada tahun 1187 M.
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa dengan persatuan, keimanan, dan strategi yang baik, umat Islam bisa kembali merebut kejayaannya. Sejarah ini menjadi inspirasi bagi kaum Muslimin untuk terus berjuang dalam membela tanah suci Palestina hingga hari ini.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|