Pendahuluan
Sifat ujub adalah penyakit hati yang berbahaya. Ujub berarti mengagumi diri sendiri secara berlebihan dan merasa lebih baik daripada orang lain. Penyakit ini sering kali tidak disadari, tetapi dapat merusak amal dan menjauhkan seseorang dari keridhaan Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰ
“Maka janganlah kalian menganggap diri kalian suci. Dialah (Allah) yang lebih mengetahui siapa yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
Ayat ini mengajarkan bahwa seseorang tidak boleh merasa dirinya lebih suci atau lebih baik daripada orang lain, karena hanya Allah ﷻ yang mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa.
Apa Itu Ujub?
Secara bahasa, ujub berasal dari kata العُجْبُ yang berarti kagum terhadap diri sendiri. Secara istilah, ujub adalah sikap membanggakan diri, merasa lebih baik daripada orang lain, dan menganggap dirinya memiliki kelebihan tanpa mengakui bahwa semua berasal dari Allah ﷻ.
Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ ٱلْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang membinasakan: sifat kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang mengagumi dirinya sendiri.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, no. 7365; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa ujub termasuk salah satu sifat yang dapat membinasakan seseorang di dunia dan akhirat.
Mengapa Ujub Berbahaya?
1. Ujub Menghancurkan Amal Kebaikan
Seseorang yang memiliki ujub sering kali merasa bahwa amalnya sudah cukup dan lebih baik dari orang lain. Padahal, amal yang diterima adalah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah ﷻ.
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْلَا أَنَّكُمْ تُذْنِبُونَ لَخِفْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَٰلِكَ: ٱلْعُجْبَ ٱلْعُجْبَ
“Seandainya kalian tidak berbuat dosa, aku khawatir kalian akan terkena sesuatu yang lebih berbahaya, yaitu ujub, ujub (merasa diri paling baik).” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, no. 7216; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa ujub bisa lebih berbahaya daripada dosa, karena orang yang ujub merasa dirinya sudah baik dan tidak membutuhkan perbaikan.
2. Ujub Menjadikan Seseorang Sombong dan Meremehkan Orang Lain
Ujub sering kali membuat seseorang menganggap rendah orang lain dan enggan menerima kebenaran.
Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَدْخُلُ ٱلْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi.” (HR. Muslim, no. 91)
Kesombongan adalah hasil dari ujub, di mana seseorang merasa lebih baik daripada orang lain dan meremehkan mereka.
3. Ujub Menyebabkan Seseorang Jauh dari Hidayah Allah ﷻ
Orang yang ujub sulit untuk menerima nasihat dan merasa dirinya sudah cukup dalam ilmu dan amal. Hal ini dapat menjauhkan seseorang dari hidayah Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَٱسْتَكْبَرُوا۟ عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَٰبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلْجَمَلُ فِى سَمِّ ٱلْخِيَاطِ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta masuk ke lubang jarum.” (QS. Al-A’raf: 40)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang sombong dan ujub akan sulit mendapatkan petunjuk dan rahmat dari Allah ﷻ.
Bagaimana Cara Menghindari Ujub?
1. Menyadari Bahwa Semua Nikmat Berasal dari Allah ﷻ
Kita harus menyadari bahwa semua kelebihan yang kita miliki, baik ilmu, harta, maupun amal, adalah pemberian dari Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍۢ فَمِنَ ٱللَّهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka itu berasal dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)
Dengan memahami ini, seseorang akan lebih rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain.
2. Memperbanyak Istighfar dan Muhasabah Diri
Seseorang yang sering bermuhasabah (mengintrospeksi diri) akan menyadari banyaknya kekurangan dalam dirinya. Oleh karena itu, ia akan lebih rendah hati dan tidak mudah ujub.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي ٱلْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Bukhari, no. 6307)
Jika Rasulullah ﷺ saja yang ma’shum (terjaga dari dosa) masih sering beristighfar, maka kita lebih pantas untuk melakukannya.
3. Mengingat Kisah-Kisah Orang yang Dihancurkan Karena Ujub
Salah satu contoh adalah Iblis, yang merasa lebih baik dari Nabi Adam عليه السلام.
Allah ﷻ berfirman tentang Iblis:
قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ
“Iblis berkata, ‘Aku lebih baik darinya (Adam). Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.'” (QS. Al-A’raf: 12)
Kesombongan Iblis berawal dari ujub terhadap dirinya sendiri, yang akhirnya membuatnya terlaknat selama-lamanya.
Kesimpulan
Ujub adalah penyakit hati yang sangat berbahaya, karena dapat menghancurkan amal, menjauhkan seseorang dari kebenaran, dan menjerumuskan ke dalam kesombongan. Menghindari ujub bisa dilakukan dengan menyadari bahwa semua kelebihan berasal dari Allah, memperbanyak istighfar, dan senantiasa bermuhasabah.
Semoga Allah ﷻ menjaga kita dari sifat ujub dan menjadikan kita hamba yang rendah hati. Aamiin. 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|