Pengantar
Kalimat Laa ilaaha illallah bukan sekadar ucapan, tetapi inti dari agama Islam. Ia merupakan pondasi seluruh amal dan kunci masuk surga. Namun, banyak orang yang mengucapkannya tanpa memahami maknanya yang sebenarnya. Oleh karena itu, penting untuk merujuk kepada pemahaman para ulama salaf, yaitu generasi sahabat, tabi‘in, dan para imam yang mengikuti mereka dengan baik. Mereka adalah orang-orang terbaik dalam memahami Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Kalimat Tauhid dalam Al-Qur’an dan Sunnah
فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ
Maka ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah (QS. Muḥammad: 19)
وَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌۭ وَٰحِدٌۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ
Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang (QS. Al-Baqarah: 163)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barang siapa meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah, maka dia akan masuk surga
(HR. Muslim, dari sahabat ‘Utsmān bin ‘Affān رضي الله عنه)
Namun, tidak semua yang mengucapkan kalimat ini secara otomatis menjadi penghuni surga. Harus ada ilmu, keyakinan, dan amal yang sesuai dengan makna kalimat tersebut. Para ulama salaf menjelaskan tafsir kalimat tauhid dengan penjelasan yang sangat dalam dan lurus sesuai pemahaman sahabat.
Ucapan Para Ulama Salaf tentang Tafsir Kalimat Tauhid
1. Sufyān Ats-Tsaurī رحمه الله
Beliau berkata:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَفْسِيرُهَا: لَا مَعْبُودَ حَقٌّ إِلَّا اللَّهُ
Makna Laa ilaaha illallah adalah: tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.
Ucapan ini menegaskan bahwa yang ditolak adalah seluruh sesembahan selain Allah ﷻ, dan yang ditetapkan adalah hanya Allah ﷻ yang berhak diibadahi.
2. Imām Mālik bin Anas رحمه الله
Diriwayatkan bahwa beliau berkata:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، نَفْيٌ لِلْأُلُوهِيَّةِ عَمَّا سِوَى اللَّهِ، وَإِثْبَاتُهَا لِلَّهِ وَحْدَهُ
Laa ilaaha illallah adalah penafian sesembahan dari selain Allah dan penetapan hanya untuk Allah semata.
Imam Mālik menegaskan bahwa tauhid bukan hanya menetapkan Allah ﷻ sebagai Tuhan, tetapi juga menafikan sesembahan selain-Nya.
3. Al-Fuḍail bin ‘Iyāḍ رحمه الله
Beliau berkata:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَفْسِيرُهَا: لَا مَعْبُودَ فِي الْكَوْنِ حَقٌّ إِلَّا اللَّهُ، وَكُلُّ مَا عُبِدَ مِنْ دُونِهِ فَهُوَ بَاطِلٌ
Makna Laa ilaaha illallah adalah: tidak ada sesembahan di alam ini yang benar kecuali Allah, dan semua yang disembah selain-Nya adalah batil.
Ucapan ini selaras dengan firman Allah ﷻ:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ ٱلْبَـٰطِلُ
Yang demikian itu karena Allah adalah (Tuhan) yang hak, dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Dia adalah batil (QS. Al-Ḥajj: 62)
4. Ibnu Rajab Al-Ḥanbalī رحمه الله
Beliau menjelaskan:
كَلِمَةُ التَّوْحِيدِ لَا تُقْبَلُ إِلَّا بِالْعِلْمِ، وَالْيَقِينِ، وَالْقَبُولِ، وَالِانْقِيَادِ، وَالصِّدْقِ، وَالْإِخْلَاصِ، وَالْمَحَبَّةِ
Kalimat tauhid tidak akan diterima kecuali dengan ilmu, keyakinan, penerimaan, kepatuhan, kejujuran, keikhlasan, dan kecintaan.
Beliau merujuk kepada tujuh syarat kalimat Laa ilaaha illallah yang disebutkan oleh banyak ulama Ahlus Sunnah.
Penutup
Penjelasan para ulama salaf tentang kalimat Laa ilaaha illallah sangat jauh dari pemahaman yang menyimpang. Mereka menafsirkan kalimat tauhid sebagai penolakan terhadap semua sesembahan selain Allah ﷻ dan penetapan ibadah hanya kepada-Nya. Kalimat ini bukan hanya sekadar ucapan, tapi komitmen hidup yang menuntut ilmu, keyakinan, dan amal yang benar. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk memahami dan mengamalkan kalimat ini sesuai pemahaman generasi terbaik umat ini.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|