Tekanan dan Siksaan terhadap Para Sahabat
Seiring dakwah Nabi Muhammad ﷺ yang semakin terbuka, kaum musyrikin Quraisy memperhebat penindasan terhadap kaum Muslimin. Mereka menyiksa, memenjarakan, dan menyakiti para sahabat, terutama dari kalangan lemah.
Bilal bin Rabah رضي الله عنه disiksa di tengah padang pasir yang panas, tubuhnya ditindih batu besar sambil dipaksa untuk meninggalkan tauhid. Namun, ia tetap tegar mengucapkan “Ahad, Ahad!”.
Yasir dan Sumayyah رضي الله عنهما menjadi syahid karena keimanan mereka. Rasulullah ﷺ bersabda kepada Ammar bin Yasir رضي الله عنه:
صَبْرًا آلَ يَاسِرٍ، فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ
“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya tempat yang dijanjikan bagi kalian adalah surga.” (HR. Al-Hakim, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 2955)
Boikot Ekonomi dan Sosial di Syi’ib Bani Hasyim
Quraisy pun mengeluarkan perjanjian boikot yang diberlakukan kepada Bani Hasyim dan Bani Al-Muthallib. Boikot ini meliputi larangan jual beli, menikah, hingga bergaul dengan mereka. Seluruh isi perjanjian itu digantungkan di Ka’bah dan dijaga ketat.
Nabi ﷺ bersama keluarganya dan para pendukungnya harus tinggal di lembah sempit bernama Syi’ib Bani Hasyim selama tiga tahun. Mereka mengalami kelaparan, makan dedaunan, dan hidup dalam tekanan yang sangat berat.
Allah ﷻ berfirman:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) seperti yang menimpa orang-orang terdahulu? Mereka ditimpa kesusahan dan penderitaan serta digoncang sedemikian rupa, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (QS. Al-Baqarah: 214)
Kesabaran dan Ketabahan Nabi ﷺ dalam Menghadapi Ujian
Nabi ﷺ tetap bersabar, tegar, dan terus berdakwah. Beliau menguatkan para sahabat dengan ayat-ayat Allah ﷻ dan memberikan teladan dalam kesabaran. Walau fisik dan batin diuji, beliau ﷺ tidak pernah mundur dari dakwah tauhid.
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam, bahwa perjuangan menegakkan agama pasti diiringi ujian. Namun, kesabaran dan keikhlasan akan mendatangkan pertolongan Allah ﷻ.
Wafatnya Abu Thalib dan Khadijah رضي الله عنها – Tahun Kesedihan
Pada tahun ke-10 dari kenabian, dua sosok terdekat Nabi ﷺ wafat dalam waktu yang berdekatan. Abu Thalib, sang paman yang selama ini melindungi Nabi ﷺ secara sosial, meninggal dalam keadaan belum masuk Islam. Rasulullah ﷺ sangat bersedih karena ia tidak mampu membimbing pamannya mengucap kalimat tauhid.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ
Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (QS. Al-Qasas: 56)
Tak lama setelahnya, Khadijah binti Khuwailid رضي الله عنها juga wafat. Ia adalah istri yang paling dicintai Nabi ﷺ, pendukung pertama dakwahnya, dan penenang hati beliau dalam segala kondisi. Dengan wafatnya Khadijah رضي الله عنها, Rasulullah ﷺ kehilangan pelipur lara yang menenangkan batinnya.
Karena dua peristiwa besar ini, tahun itu dikenal sebagai ‘Aamul Huzn (Tahun Kesedihan). Namun, dari kesedihan itu Allah ﷻ menyiapkan kemenangan dan fase baru dalam dakwah beliau ﷺ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|