Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang paling agung, diwajibkan atas setiap muslim yang memenuhi syarat. Ibadah ini bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sarana penyucian jiwa dan penguat ketakwaan kepada Allah ﷻ.
Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Seseorang wajib berpuasa Ramadhan apabila terpenuhi syarat berikut:
-
Islam – Orang kafir tidak wajib puasa dan jika ia masuk Islam, maka tidak perlu mengqadha hari-hari sebelumnya.
-
Baligh – Anak kecil tidak wajib puasa, namun boleh diajarkan dan dilatih.
-
Berakal – Orang gila tidak dikenai kewajiban.
-
Mampu secara fisik – Orang sakit berat dan lanjut usia yang tidak mampu berpuasa diberikan keringanan.
-
Mukim – Musafir mendapat rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua:
-
Niat – Harus diucapkan atau diniatkan di dalam hati setiap malam sebelum subuh.
-
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa – Mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Niat dan Waktu Pelaksanaan
Niat wajib dilakukan pada malam hari untuk puasa wajib. Berdasarkan hadits dari Ḥafṣah رضي الله عنها:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya (HR. Abū Dāwūd no. 2454; dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albānī)
Puasa Ramadhan dimulai dari terbit fajar (masuk waktu subuh) hingga terbenam matahari (masuk waktu maghrib).
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
-
Makan dan minum dengan sengaja
-
Hubungan suami istri di siang hari Ramadhan
-
Muntah dengan sengaja
-
Haid dan nifas
-
Mengeluarkan mani karena syahwat yang disengaja
-
Murtad – keluar dari Islam
Jika dilakukan karena lupa atau tidak sengaja, puasanya tetap sah, berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
Barang siapa yang lupa lalu makan atau minum dalam keadaan puasa, maka lanjutkan puasanya. Sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum (HR. Al-Bukhārī no. 1933 dan Muslim no. 1155, dari Abū Hurairah رضي الله عنه)
Hal-Hal yang Makruh Saat Puasa
-
Berlebihan dalam berkumur dan istinsyaq
-
Berciuman atau membangkitkan syahwat
-
Mencicipi makanan tanpa keperluan yang mendesak
-
Tidur berlebihan hingga lalai dari ibadah
Sunnah-Sunnah Saat Puasa
-
Menyegerakan berbuka ketika telah yakin matahari tenggelam
-
Mengakhirkan sahur, sebaiknya dilakukan sebelum imsak
-
Berbuka dengan kurma atau air, berdasarkan hadits Anas رضي الله عنه:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتَمَرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Nabi ﷺ berbuka dengan beberapa kurma basah sebelum shalat. Jika tidak ada, dengan kurma kering. Jika tidak ada juga, maka dengan beberapa tegukan air (HR. Abū Dāwūd no. 2356, dinyatakan ḥasan oleh Syaikh Al-Albānī)
-
Berdoa ketika berbuka, di antaranya:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah, serta pahala telah tetap insya Allah (HR. Abū Dāwūd no. 2357, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albānī)
Qiyām Ramadhan (Tarawih dan Witir)
Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa yang melakukan qiyām Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni (HR. Al-Bukhārī no. 37 dan Muslim no. 759, dari Abū Hurairah رضي الله عنه)
Shalat Tarawih dilakukan secara berjamaah atau sendiri, jumlah rakaatnya tidak ditentukan secara mutlak. Setelah itu, ditutup dengan shalat witir, minimal 1 rakaat dan maksimal 11 atau 13 rakaat, sesuai contoh dari Rasulullah ﷺ.
Kesimpulan
Puasa Ramadhan adalah ibadah agung yang melatih ketakwaan dan kepatuhan kepada Allah ﷻ. Dengan memahami syarat, rukun, sunnah, serta larangan dalam puasa, seorang muslim akan mampu mengoptimalkan ibadahnya dan meraih ampunan serta keutamaan yang besar dari Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|