Pengaruh Niat dan Ucapan dalam Akad

Pengertian Niat dan Ijab Qabul dalam Akad

Dalam syariat Islam, akad bukan sekadar formalitas lisan, tetapi merupakan kesepakatan yang mengikat berdasarkan niat dan ucapan yang jelas. Dua unsur penting dalam akad adalah niat (القصد) dan ijab qabul (الإيجاب والقبول).

Niat adalah dorongan hati yang menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan suatu akad. Sedangkan ijab qabul adalah bentuk pernyataan lisan atau tulisan yang menunjukkan kesepakatan antara dua belah pihak.

Dalil Tentang Pentingnya Ucapan

Islam sangat menekankan kejelasan dalam akad. Allah ﷻ berfirman:

فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ 

“Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya” (QS. Al-Baqarah: 283)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari ‘Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه)

Akad dengan Sindiran dan Permainan

Dalam fiqih, dikenal istilah kinayah (sindiran) dan hazl (bermain-main). Beberapa akad tetap sah walaupun dilakukan dengan lafadz kinayah atau secara main-main, terutama dalam akad-akad serius seperti nikah dan talak.

Nabi ﷺ bersabda:

ثَلاثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ: النِّكَاحُ، وَالطَّلاَقُ، وَالرَّجْعَةُ

“Tiga perkara yang seriusnya dianggap serius dan main-mainnya juga dianggap serius: nikah, talak, dan rujuk.” (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah رضي الله عنه. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 2194)

Ini menunjukkan bahwa perkataan dalam akad sangat diperhatikan dan tidak bisa dianggap enteng, meskipun diucapkan dengan nada bercanda.

Kesimpulan

Akad dalam Islam harus memenuhi dua unsur penting: niat yang sungguh-sungguh dan ucapan yang sah. Ijab dan qabul menjadi bukti sahnya sebuah akad dan harus dilakukan secara jelas, tidak dalam kondisi paksaan, dan tidak dalam suasana main-main—kecuali pada beberapa jenis akad tertentu yang tetap dinilai sah walau dalam bentuk sindiran.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top