Pengertian Puasa Secara Bahasa dan Istilah
Secara bahasa, puasa dalam bahasa Arab disebut الصِّيَام yang berarti menahan diri. Dalam konteks bahasa, maknanya adalah menahan diri dari sesuatu, seperti berbicara, makan, dan lainnya.
Adapun secara istilah syar’i, puasa berarti:
الإمساك عن المفطرات من طلوع الفجر إلى غروب الشمس بنية التقرب إلى الله تعالى
Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, dari terbit fajar hingga terbenam matahari, disertai niat karena Allah ﷻ.
Kedudukan Puasa dalam Rukun Islam
Puasa Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam yang agung, sebagaimana dalam hadits:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله ﷺ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
Islam dibangun atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah (HR. Al-Bukhārī dan Muslim).
Hal ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat utama dan termasuk pilar penegak agama.
Dalil Kewajiban Puasa Ramadhan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183).
Demikian pula firman Allah ﷻ:
فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan (Ramadhan), maka hendaklah ia berpuasa di dalamnya (QS. Al-Baqarah: 185).
Nabi ﷺ juga bersabda dalam hadits yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa puasa Ramadhan adalah satu dari lima rukun Islam. Maka para ulama sepakat bahwa puasa Ramadhan adalah wajib atas setiap Muslim yang memenuhi syarat-syaratnya.
Hikmah dan Keutamaan Puasa
1. Mendidik Jiwa untuk Bertakwa
Tujuan utama dari puasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa, sebagaimana disebutkan dalam ayat:
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ – Agar kalian bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183).
Dengan menahan hawa nafsu, manusia dilatih untuk meninggalkan yang haram, menahan amarah, dan memperbanyak ibadah.
2. Mengajarkan Kesabaran dan Disiplin
Puasa melatih diri untuk menahan lapar, haus, dan syahwat selama waktu yang ditentukan. Ini adalah pendidikan kesabaran dan pengendalian diri yang sangat efektif.
3. Menumbuhkan Empati Sosial
Ketika lapar, seorang Muslim dapat merasakan penderitaan saudara-saudaranya yang tidak mampu. Maka lahirlah semangat berbagi dan membantu sesama.
4. Menjadi Syafaat pada Hari Kiamat
Nabi ﷺ bersabda:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: قال رسول الله ﷺ: الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهْوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ
Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, “Ya Rabb, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat di siang hari, maka berilah aku syafaat untuknya” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhīb: 984).
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|