Konsekuensi Kalimat Tauhid

Pengantar

Kalimat Laa ilaaha illallah bukan sekadar lafaz yang diucapkan lisan, tetapi janji setia seorang hamba untuk tunduk kepada Allah ﷻ semata dalam seluruh aspek kehidupan. Kalimat ini adalah inti dari agama Islam dan menjadi syarat utama diterimanya amal. Namun, kalimat tauhid ini memiliki konsekuensi besar yang tidak bisa diabaikan. Di antaranya adalah kewajiban menjauhi pembatal keislaman, membela tauhid, dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.

Makna Konsekuensi Kalimat Tauhid

Konsekuensi dari Laa ilaaha illallah adalah:

  • Menolak segala bentuk sesembahan selain Allah ﷻ

  • Mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada-Nya

  • Meninggalkan kesyirikan, bid‘ah, dan segala keyakinan yang menyimpang

  • Berkomitmen untuk membela tauhid dan memusuhi kebatilan

Allah ﷻ berfirman:

فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ

Barang siapa yang ingkar kepada thāghūt dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang kepada tali yang kokoh (QS. Al-Baqarah: 256)

Ayat ini menegaskan bahwa Laa ilaaha illallah mengharuskan dua hal: kufur kepada thāghūt dan iman kepada Allah ﷻ.

Pembatal Keislaman yang Menentang Konsekuensi Tauhid

Para ulama menjelaskan bahwa ada hal-hal yang membatalkan keislaman karena bertentangan dengan kalimat tauhid. Di antaranya:

1. Syirik dalam ibadah

Menyekutukan Allah ﷻ dalam bentuk ibadah apapun, seperti berdoa kepada selain-Nya, menyembelih untuk jin, atau bersujud kepada kuburan.

إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ

Sesungguhnya barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka Allah haramkan surga baginya dan tempatnya adalah neraka (QS. Al-Mā’idah: 72)

2. Tidak mengingkari kekufuran dan kesyirikan

Seorang Muslim wajib membenci dan memusuhi syirik, bukan justru mendiamkan atau membelanya.

مَّن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ إِيمَـٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُۥ مُطْمَئِنٌّۢ بِٱلْإِيمَـٰنِ وَلَـٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلْكُفْرِ صَدْرًۭا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ

Barang siapa kafir kepada Allah setelah beriman – kecuali yang dipaksa sedang hatinya tetap tenang dalam keimanan – tetapi siapa yang rela dengan kekufuran, maka atas mereka kemurkaan dari Allah (QS. An-Naḥl: 106)

3. Mengolok-olok agama

Menghina Allah ﷻ, Rasul-Nya ﷺ, Al-Qur’an, atau syariat merupakan pembatal keislaman.

 قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ
لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَـٰنِكُمْ

Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian mengolok-olok? Jangan kalian minta maaf, sungguh kalian telah kafir setelah keimanan kalian (QS. At-Tawbah: 65–66)

Membela Tauhid dan Menjauhi Syirik

Kalimat tauhid menuntut seorang Muslim untuk:

  • Menyeru manusia kepada tauhid, sebagaimana dilakukan oleh para nabi dan rasul

  • Menolak semua bentuk kesyirikan secara ilmiah dan hikmah

  • Menjauhi tempat dan majelis yang mengajarkan kesyirikan

  • Menampakkan keberpihakan kepada tauhid dan para pendukungnya

وَجَـٰهِدُوهُم بِهِۦ جِهَادًۭا كَبِيرًا

Dan berjihadlah melawan mereka dengan Al-Qur’an ini dengan jihad yang besar (QS. Al-Furqān: 52)

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ رَأَىٰ مِنكُم مُنكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِن لَّمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِن لَّمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَٰلِكَ أَضْعَفُ ٱلْإِيمَانِ

Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman
(HR. Muslim, dari sahabat Abū Sa‘īd Al-Khudrī رضي الله عنه)

Penutup

Konsekuensi dari kalimat Laa ilaaha illallah bukan hanya dalam bentuk ucapan dan pengetahuan, tetapi juga harus diwujudkan dalam sikap, amal, dan perjuangan. Setiap Muslim wajib menjauhi segala hal yang membatalkan keislamannya, membela tauhid, dan memusuhi syirik dalam segala bentuknya. Inilah jalan para nabi, sahabat, dan generasi terbaik umat ini. Maka, hendaknya kita meniti jejak mereka demi keselamatan dunia dan akhirat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?