Zuhud: Hidup Sederhana sebagai Wujud Kesucian Hati

Pendahuluan

Zuhud adalah salah satu sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Banyak orang salah memahami konsep zuhud dengan meninggalkan dunia sepenuhnya dan hidup dalam kemiskinan. Padahal, zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, tetapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama hidup.

Allah ﷻ berfirman:

تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْـَٔاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّۭا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًۭا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Itulah negeri akhirat yang Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di bumi dan tidak (berbuat) kerusakan. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qasas: 83)

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak terikat dengan dunia dan mengutamakan akhirat akan mendapatkan kebaikan di sisi Allah ﷻ.


Apa Itu Zuhud?

Secara bahasa, zuhud berasal dari kata الزُّهْدُ, yang berarti meninggalkan sesuatu karena menganggapnya kecil dan tidak berharga. Dalam Islam, zuhud adalah menjadikan akhirat sebagai tujuan utama dan tidak terlalu tergantung pada dunia.

Dari Sahl bin Sa’d رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

ٱزْهَدْ فِي ٱلدُّنْيَا يُحِبَّكَ ٱللَّهُ، وَٱزْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي ٱلنَّاسِ يُحِبَّكَ ٱلنَّاسُ

“Bersikap zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. Dan bersikap zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya mereka akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah, no. 4102; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Hadits ini menjelaskan bahwa zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama hidup.


Mengapa Zuhud Penting dalam Penyucian Hati?

1. Zuhud Menjauhkan Hati dari Cinta Dunia yang Berlebihan

Cinta dunia yang berlebihan adalah sumber dari banyak penyakit hati, seperti tamak, iri, dan sombong. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا ٱلْفَقْرُ أَخْشَىٰ عَلَيْكُمْ، وَلَٰكِنِّي أَخْشَىٰ عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ ٱلدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَىٰ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

“Bukanlah kemiskinan yang aku takutkan atas kalian, tetapi aku takut jika dunia dilapangkan untuk kalian sebagaimana dilapangkan bagi orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga dunia itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR. Bukhari, no. 6425; Muslim, no. 2961)

Hadits ini menunjukkan bahwa kecintaan berlebihan terhadap dunia dapat menghancurkan seseorang.

2. Zuhud Membantu Seseorang Hidup dengan Tenang dan Qana’ah

Orang yang zuhud akan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan dan tidak mudah gelisah karena urusan dunia.

Dari Abdullah bin Amr رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ ٱللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki secukupnya, dan Allah menjadikannya merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 1054)

Orang yang zuhud tidak akan merasa iri terhadap orang lain, karena hatinya telah dipenuhi dengan rasa cukup dan ridha terhadap ketetapan Allah.

3. Zuhud Menjadikan Seseorang Lebih Dekat dengan Akhirat

Orang yang zuhud tidak akan sibuk mengejar dunia hingga melupakan akhirat.

Allah ﷻ berfirman:

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا ۝ وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰ

“Tetapi kalian (orang-orang kafir) lebih memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 16-17)

Ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan akhirat lebih utama dibandingkan dunia yang fana.


Bagaimana Cara Mengamalkan Zuhud dalam Kehidupan Sehari-hari?

1. Tidak Berlebihan dalam Mencari Kekayaan

Mencari rezeki adalah kewajiban, tetapi tidak boleh sampai melupakan ibadah dan akhirat.

Dari Ka’ab bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا قَلَّ وَكَفَىٰ خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَىٰ

“Sedikit tapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan.” (HR. Ahmad, no. 15823; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Hadits ini mengajarkan bahwa harta yang cukup dan penuh berkah lebih baik daripada kekayaan yang membuat seseorang lalai.

2. Mengutamakan Ketaatan kepada Allah daripada Urusan Dunia

Orang yang zuhud lebih mendahulukan ibadah daripada mengejar dunia.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا، إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ، وَعَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا

“Dunia itu terlaknat, dan segala isinya pun terlaknat, kecuali dzikrullah, ketaatan kepada-Nya, serta orang yang berilmu dan yang menuntut ilmu.” (HR. Tirmidzi, no. 2322; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan bahwa hal yang paling utama dalam hidup adalah mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

3. Menjadikan Dunia di Tangan, Bukan di Hati

Orang yang zuhud bisa memiliki harta, tetapi hatinya tidak terikat dengan dunia.

Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَىٰ أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَىٰ عَبْدِهِ

“Sesungguhnya Allah menyukai apabila melihat tanda-tanda nikmat-Nya pada hamba-Nya.” (HR. Tirmidzi, no. 2819; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Islam tidak melarang seseorang untuk memiliki harta, tetapi mengajarkan agar harta itu digunakan dalam kebaikan dan tidak melalaikan akhirat.


Kesimpulan

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, tetapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama hidup. Dengan bersikap zuhud, seseorang akan lebih tenang, lebih bersyukur, dan lebih fokus dalam mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang zuhud dan lebih mengutamakan akhirat. Aamiin. 🤲🏻

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?