Perjuangan Ulama dalam Menjaga Tauhid

Pengantar

Tauhid adalah warisan terbesar para nabi dan risalah paling mulia yang harus dijaga sepanjang masa. Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, tanggung jawab menjaga dan menegakkan tauhid dilanjutkan oleh para ulama. Mereka menjadi benteng umat dari berbagai penyimpangan aqidah, kesyirikan, dan pemikiran sesat. Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah heroik ulama yang berkorban jiwa dan raga demi mempertahankan kemurnian tauhid. Artikel ini akan menyoroti perjuangan mulia para ulama dalam membela tauhid, di antaranya Imam Ahmad bin Hanbal, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan lainnya.

Tauhid, Amanah Besar Para Ulama

Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban (QS. Al-Isrā’: 36)

Menjaga tauhid adalah ilmu yang paling agung, dan para ulama memikul amanah itu dengan penuh kesungguhan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

يَحْمِلُ هَٰذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ، يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ، وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ

Ilmu ini akan dibawa oleh orang-orang yang adil dari setiap generasi. Mereka akan membersihkan ilmu ini dari penyimpangan orang yang berlebihan, klaim palsu orang-orang batil, dan penakwilan orang-orang jahil
(HR. Al-Khaṭīb Al-Baghdādī dalam Syaraf Ashḥāb Al-Ḥadīts, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Kisah Imam Ahmad bin Hanbal: Teguh di Tengah Fitnah

Pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah, muncul fitnah besar yang dikenal sebagai fitnah khalq al-Qur’an (keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk). Paham ini dipopulerkan oleh kelompok Mu’tazilah dan dipaksakan oleh penguasa. Mayoritas ulama tunduk, kecuali segelintir, dan yang paling dikenal adalah Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله.

Beliau dipenjara, disiksa, dicambuk berkali-kali, namun tetap teguh mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk. Keteguhan beliau menyelamatkan aqidah umat dari penyimpangan besar.

Imam Ahmad berkata:

بيننا وبين القوم الجنائز

Antara kami dan mereka, pembeda yang hakiki adalah jenazah — maksudnya, siapa yang wafat di atas tauhid dan sunnah, maka itulah yang diterima umat.

Dan benar, ketika Imam Ahmad wafat, ratusan ribu orang hadir di pemakamannya sebagai bentuk kecintaan atas perjuangannya menjaga agama.

Kisah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: Melawan Kebatilan dengan Ilmu

Ibnu Taimiyyah رحمه الله hidup di masa penuh penyimpangan: berkembangnya tasawuf ekstrem, syi‘ah rafidhah, filsafat, dan tasyabbuh terhadap ahli kalam. Beliau bangkit membela tauhid dengan pena dan lisan, menjelaskan aqidah salaf, dan membantah semua penyimpangan secara ilmiah dan tegas.

Akibatnya, beliau dipenjara berulang kali, difitnah, dan dikucilkan, namun beliau tetap kokoh dalam ilmunya. Salah satu karya terkenalnya adalah Al-‘Aqīdah Al-Wāsiṭiyyah, yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam mengenal aqidah Ahlus Sunnah.

Beliau berkata:

كلما قوي توحيد العبد وتمكن في قلبه، قلت وساوس الشيطان وشبهه، وضعفت قوة عدوه بحسب قوة توحيده

Semakin kuat tauhid seseorang dan tertanam dalam hatinya, maka semakin sedikit waswas dan syubhat dari setan. Kekuatan musuhnya akan melemah sesuai dengan kekuatan tauhidnya.

Ulama Lain yang Membela Tauhid

1. Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhāb رحمه الله

Beliau dikenal dalam sejarah modern sebagai ulama yang membangkitkan kembali semangat dakwah tauhid di tengah masyarakat yang dipenuhi praktik syirik, ziarah kubur yang berlebihan, dan kebodohan aqidah. Melalui risalah Kitāb At-Tauḥīd, beliau menyeru umat untuk kembali kepada murninya ajaran para nabi.

2. Imam Mālik, Imam Asy-Syāfi‘ī, dan para imam besar lainnya

Mereka semua teguh memegang aqidah yang lurus dan menjauhkan umat dari penyimpangan aqidah Jahmiyyah, Mu’tazilah, Qadariyyah, dan lainnya.

Penutup

Perjuangan para ulama dalam menjaga tauhid adalah warisan mulia yang harus kita jaga. Mereka mempertahankannya dengan darah, ilmu, dan kesabaran. Umat Islam hari ini tidak akan mengenal tauhid yang benar tanpa jasa-jasa besar mereka. Maka sudah sepatutnya kita meneladani semangat mereka, mempelajari tauhid, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada generasi berikutnya.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top