Pendahuluan
Islam mengajarkan bahwa seorang muslim sejati bukan hanya memperbaiki dirinya sendiri, tetapi juga berusaha memberi manfaat kepada orang lain. Kehadirannya di tengah masyarakat membawa kebaikan, ketenangan, dan solusi. Ini merupakan implementasi dari ajaran Islam yang mengutamakan akhlak mulia dan kepedulian sosial.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ»
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, no. 23408 – dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
1. Prinsip Dasar: Muslim yang Menghadirkan Kebaikan
Seorang muslim sejati adalah sosok yang kehadirannya diharapkan dan ketiadaannya dirindukan karena kebaikan yang ia tebarkan. Islam menuntut umatnya untuk aktif menjadi bagian dari solusi di tengah masyarakat, bukan menjadi sumber masalah.
Allah ﷻ berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.”
(QS. Ali ‘Imran: 110)
Menjadi muslim yang bermanfaat berarti senantiasa menyeru kepada kebaikan, menebar maslahat, dan mencegah kerusakan di tengah masyarakat.
2. Memberi Manfaat Lewat Akhlak Mulia
Salah satu cara paling efektif untuk menjadi bermanfaat adalah dengan akhlak yang baik. Senyum, kelembutan, kesabaran, dan perhatian adalah amal kecil yang berdampak besar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ»
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walaupun hanya sekadar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.”
(HR. Muslim, no. 2626)
Setiap kebaikan, sekecil apa pun, bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.
3. Menolong Sesama: Jalan Menuju Pertolongan Allah ﷻ
Membantu kesulitan orang lain adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah ﷻ akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang menolong saudaranya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ»
“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”
(HR. Muslim, no. 2699)
Muslim yang bermanfaat tidak membiarkan saudaranya dalam kesulitan tanpa bantuan.
4. Menjadi Agen Kebaikan di Lingkungan Sosial
Seorang muslim harus aktif dalam kegiatan sosial yang positif seperti:
-
Menyebarkan ilmu yang bermanfaat.
-
Membantu tetangga dan masyarakat sekitar.
-
Menjadi pendamai di antara orang yang berselisih.
-
Menginisiasi program kemanusiaan dan kepedulian sosial.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ»
“Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim, no. 1893)
5. Menjaga Adab Bermasyarakat
Dalam bermasyarakat, seorang muslim harus menjaga adab seperti:
-
Tidak menyakiti sesama baik dengan lisan maupun perbuatan.
-
Menjaga amanah dan menepati janji.
-
Berlaku adil dan tidak zalim.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ»
“Seorang muslim sejati adalah yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
(HR. Al-Bukhari, no. 10; Muslim, no. 40)
Dengan menjaga adab ini, keberadaan seorang muslim akan menjadi sumber ketenangan di tengah masyarakat.
Penutup
Menjadi muslim yang bermanfaat bukanlah pilihan, tetapi kewajiban. Setiap langkah kebaikan yang kita tebarkan kepada orang lain akan kembali menjadi kebaikan untuk diri kita sendiri di dunia dan akhirat.
Mari kita berusaha menjadi pribadi yang membawa rahmat, memperbaiki diri sendiri dan lingkungan, serta selalu berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan itu, kita benar-benar meneladani akhlak Rasulullah ﷺ yang diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|