Pengantar
Ramadhan telah melatih kita untuk disiplin, memperbanyak ibadah, dan menjauhi maksiat. Namun setelah Ramadhan berlalu, sebagian orang kembali ke kebiasaan lama, bahkan lebih buruk dari sebelum Ramadhan. Inilah yang disebut kemunduran spiritual (naksu ruhiyyah)—sebuah kondisi yang sangat berbahaya bagi keistiqamahan iman.
Artikel ini mengajak kita untuk memahami bahayanya, penyebabnya, dan bagaimana cara menjaga kestabilan ruhani setelah Ramadhan, dengan dalil dan bimbingan ulama.
1. Iman Itu Bisa Naik dan Turun
Allah ﷻ berfirman:
وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌۭ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـٰذِهِۦٓ إِيمَـٰنًۭا ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَزَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang munafik) ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat itu menambah iman mereka dan mereka merasa gembira.”
📖 (QS. At-Taubah: 124)
📌 Ini menunjukkan bahwa iman bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Maka jangan merasa aman dari kemunduran jika tidak dijaga dengan amal.
2. Bahaya Kemunduran Setelah Ramadhan
❌ Menghapus Bekas Didikan Ramadhan
Ramadhan adalah madrasah ruhiyah. Jika setelah itu kembali pada maksiat, maka semua perjuangan akan sia-sia.
❌ Termasuk Ciri Orang Munafik
Ibadah hanya di waktu tertentu, lalu hilang setelahnya, adalah ciri keimanan yang lemah.
❌ Meninggalkan Amal Setelah Ramadhan adalah Tanda Amal Tidak Diterima
Imam Al-Hasan Al-Bashri رحمه الله berkata:
ثواب الحسنة الحسنة بعدها، وعقوبة السيئة السيئة بعدها
“Balasan dari amal baik adalah amal baik setelahnya, dan hukuman dari dosa adalah dosa setelahnya.”
3. Tanda-tanda Kemunduran Spiritual
-
Berat melaksanakan shalat tepat waktu
-
Malas membaca Al-Qur’an
-
Kembali membuka pintu-pintu maksiat
-
Menyepelekan dosa-dosa kecil
-
Hati tidak lagi tersentuh oleh nasihat
4. Cara Mencegah Kemunduran Setelah Ramadhan
✅ 1. Lanjutkan Amal Kebaikan Meski Sedikit
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling terus-menerus walaupun sedikit.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 6464 – dari Aisyah رضي الله عنها)
✅ 2. Buat Target Rutin Setelah Ramadhan
-
1 halaman Al-Qur’an per hari
-
Shalat Dhuha 2 rakaat
-
Puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh
-
Sedekah harian meski Rp 1.000
✅ 3. Jaga Lingkungan dan Teman yang Baik
Lingkungan sangat berpengaruh. Berkumpullah dengan orang-orang yang semangat ibadah agar saling menguatkan.
✅ 4. Perbanyak Doa dan Muhasabah
Allah ﷻ berfirman:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi.”
📖 (QS. Ali Imran: 8)
5. Jadikan Ramadhan Titik Awal, Bukan Puncak
Ramadhan seharusnya menjadi pintu awal kebangkitan, bukan satu-satunya masa kita bersemangat. Justru saat Syawal dan bulan-bulan berikutnya adalah ujian sejati: apakah kita benar-benar telah berubah?
Kesimpulan
✅ Kemunduran spiritual setelah Ramadhan adalah hal nyata yang harus diwaspadai
✅ Tanda amal diterima adalah adanya semangat melanjutkan kebaikan setelahnya
✅ Mencegah kemunduran dimulai dari menjaga amal kecil, rutin muhasabah, dan doa yang terus-menerus
✅ Jangan biarkan Ramadhan menjadi masa terbaik kita, tapi jadikan ia sebagai pijakan untuk menuju istiqamah sepanjang tahun
Semoga Allah ﷻ menjaga hati dan amal kita dari kemunduran, serta meneguhkan kita di jalan ketaatan hingga ajal menjemput. Aamiin.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|