Mengejar Lailatul Qadar – Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Khutbah Pertama

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ﷺ، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.

أما بعد، فيا أيها الناس، أوصيكم ونفسي المقصّرة بتقوى الله ﷻ، فهي وصية الله للأولين والآخرين.


Keutamaan Lailatul Qadar: Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah ﷻ,

Kita kini berada di penghujung bulan Ramadhan. Hari-hari yang kita jalani ini adalah waktu terbaik untuk memperbanyak amal, khususnya di malam-malam ganjil sepuluh malam terakhir. Karena di malam-malam ini ada satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۝ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ۝ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ۝ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1–5)

Bayangkan, satu malam saja bisa lebih baik dari seribu bulan, artinya lebih dari 83 tahun ibadah. Maka siapa pun yang mendapatkan Lailatul Qadar dengan amal shalih, seakan-akan ia beribadah sepanjang usia manusia yang sangat panjang, penuh pahala dan keberkahan.


Rasulullah ﷺ Mencari Lailatul Qadar

Jamaah yang dirahmati Allah ﷻ,

Rasulullah ﷺ memberikan perhatian besar kepada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dari Aisyah رضي الله عنها, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

“Rasulullah ﷺ bersungguh-sungguh di sepuluh malam terakhir melebihi kesungguhan beliau di malam-malam lainnya.”
(HR. Muslim no. 1175)

Bahkan dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah ﷺ beriktikaf di masjid selama sepuluh malam terakhir demi mencari Lailatul Qadar. Dari Abu Sa’id Al-Khudri رضي الله عنه, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوْسَطِ مِنْ رَمَضَانَ، فَاعْتَكَفَ عَامًا، حَتَّى إِذَا كَانَ لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِينَ وَهِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي يَخْرُجُ مِنْ صَبِيحَتِهَا مِنَ اعْتِكَافِهِ، قَالَ: مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفِ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ

“Rasulullah ﷺ beriktikaf pada sepuluh hari pertengahan dari bulan Ramadhan. Suatu tahun beliau beriktikaf sampai malam ke-21, dan beliau bersabda: ‘Siapa yang telah beri’tikaf bersamaku, hendaklah ia melanjutkan i’tikaf di sepuluh malam terakhir, karena aku diperlihatkan Lailatul Qadar, lalu aku diperintahkan untuk mencarinya pada sepuluh malam terakhir.'”
(HR. Al-Bukhari no. 2020)


Khutbah Kedua

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله ﷺ، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.


Tanda-tanda Lailatul Qadar dan Amalan di Malam-Malam Terakhir

Jamaah yang dimuliakan Allah ﷻ,

Di antara tanda-tanda Lailatul Qadar yang disebutkan dalam hadits shahih adalah malam yang tenang, tidak panas dan tidak dingin, suasana penuh kedamaian, dan matahari pagi harinya terbit tanpa sinar yang menyilaukan.

Dari Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه, ia berkata:

أَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بِيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

“Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan putih tidak bersinar terik.”
(HR. Muslim no. 762)

Namun kita tidak diperintahkan untuk menunggu tandanya, melainkan beramal sungguh-sungguh di seluruh malam ganjil pada sepuluh hari terakhir.

Di antara amalan yang dianjurkan:

Shalat malam (qiyamul lail)
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an
Memperbanyak doa, khususnya doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada Aisyah رضي الله عنها:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka ampunilah aku.”
(HR. At-Tirmidzi no. 3513 – shahih: Syaikh Al-Albani dalam Sahih At-Tirmidzi)

I’tikaf di masjid (bagi yang mampu)


Penutup

Jamaah yang dirahmati Allah ﷻ,

Waktu kita tinggal sedikit. Jangan sia-siakan Ramadhan ini. Mungkin ini adalah Ramadhan terakhir kita. Mari kita kejar Lailatul Qadar dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya berharap mendapatkannya, tapi berjuanglah untuk meraihnya dengan seluruh amal terbaik kita.

اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ، وَاجْعَلْنَا فِيهَا مِنَ الْمَقْبُولِينَ، وَمِنَ الْمُعْتَقِينَ مِنَ النَّارِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?