Bagaimana Menghadapi Godaan Syahwat selama Berpuasa?

Pengantar

Puasa di bulan Ramadhan tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari hawa nafsu, termasuk syahwat. Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa puasa adalah perisai bagi seorang Muslim agar ia tidak terjerumus dalam maksiat, termasuk menjaga pandangan, lisan, dan kemaluan.

Namun, bagaimana jika godaan syahwat muncul di tengah puasa? Bagaimana cara mengatasinya agar puasa tetap terjaga dan bernilai ibadah? Artikel ini akan membahas cara menghadapi godaan syahwat saat berpuasa berdasarkan dalil-dalil shahih dan bimbingan para ulama.


1. Puasa sebagai Perisai dari Syahwat

Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka hendaklah ia menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu adalah perisai (penahan syahwat).”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 5066, Muslim no. 1400 – dari sahabat Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه)

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa bisa membantu menekan gejolak syahwat, terutama bagi yang belum menikah. Namun, puasa yang berfungsi sebagai perisai adalah puasa yang dijalankan dengan benar, baik secara lahir maupun batin.


2. Bentuk Godaan Syahwat saat Puasa

1. Melihat yang Haram

Pandangan yang tidak terjaga, seperti melihat gambar atau wanita yang bukan mahram dengan syahwat, bisa merusak puasa dan mengundang syahwat.

Allah ﷻ berfirman:

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
📖 (QS. An-Nur: 30)

2. Berbicara atau Berkhayal yang Tidak Menjaga Kesucian Puasa

Termasuk bentuk godaan syahwat adalah bercanda atau mengobrol dengan lawan jenis secara berlebihan, membaca atau menonton konten yang membangkitkan nafsu, serta berkhayal syahwat.


3. Cara Menghadapi Godaan Syahwat selama Puasa

1. Menjaga Pandangan

Menjaga mata dari hal-hal yang haram adalah langkah pertama.
Rasulullah ﷺ bersabda:

النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ

“Pandangan (kepada yang haram) adalah panah beracun dari panah-panah Iblis.”
📖 (HR. Al-Hakim, dihasankan oleh Al-Albani dalam Ghadha al-Albab)

Jika tanpa sengaja melihat yang haram, segera palingkan pandangan, dan jangan terus melihat.

2. Menjauhi Situasi yang Memicu Syahwat

✅ Hindari berkumpul atau komunikasi intens dengan lawan jenis tanpa keperluan syar’i.
✅ Hindari akses terhadap media sosial, film, atau konten visual/audio yang bisa membangkitkan syahwat.
✅ Sibukkan diri dengan tilawah Al-Qur’an, dzikir, dan ilmu agama.

3. Menyibukkan Waktu dengan Ibadah dan Aktivitas Positif

Puasa yang dijalankan tanpa ibadah lain akan lebih mudah digoda syahwat. Maka, isi waktu dengan kebaikan:

  • Membaca Al-Qur’an
  • Mengikuti kajian
  • Membantu pekerjaan rumah
  • Olahraga ringan untuk menjaga energi

4. Perbanyak Doa dan Minta Perlindungan kepada Allah

Jadikan Ramadhan sebagai waktu memperbaiki jiwa dan meminta pertolongan Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa untuk menjaga kesucian:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَىٰ وَالتُّقَىٰ وَالْعَفَافَ وَالْغِنَىٰ

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri, dan kecukupan.”
📖 (HR. Muslim no. 2721 – dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه)


4. Jika Syahwat Tak Tertahankan, Apa yang Harus Dilakukan?

Jika belum menikah, dan syahwat sangat kuat, maka puasa adalah obatnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas.
Jika sudah menikah, maka jauhi hubungan suami-istri di siang hari saat puasa, dan salurkan syahwat di waktu malam (setelah berbuka).
✅ Jika sampai terjadi onani atau hubungan suami istri di siang hari saat puasa, maka hukumnya membatalkan puasa dan harus mengqadha, bahkan membayar kafarat (puasa 2 bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin) jika dilakukan dengan sengaja.


5. Penutup: Jadikan Puasa Sebagai Perisai Diri

Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan syahwat.
Rasulullah ﷺ bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ

“Banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.”
📖 (HR. Ibnu Majah no. 1690, dishahihkan oleh Al-Albani)

Semoga kita termasuk orang-orang yang berpuasa dengan hati yang terjaga, dan menjadikan Ramadhan sebagai latihan menundukkan syahwat, menuju ketakwaan sejati.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?