Keistimewaan Biografi Rasulullah ﷺ Dibanding Tokoh Lain

Biografi yang Dipandu oleh Wahyu

Biografi Rasulullah ﷺ bukanlah kisah biasa yang disusun oleh pengagum terhadap idolanya. Sirah beliau ﷺ adalah pancaran wahyu yang disampaikan melalui Al-Qur’an dan Sunnah. Setiap fase hidup beliau ﷺ—dari masa kecil hingga wafat—memiliki hikmah ilahiyah yang membimbing umat manusia kepada cahaya petunjuk.

Allah ﷻ berfirman:

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰ * إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌۭ يُوحَىٰ

Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut keinginannya. Tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan (An-Najm: 3–4)

Ayat ini menegaskan bahwa perkataan Nabi ﷺ—baik dalam bentuk perintah, larangan, maupun keputusan—semuanya bersumber dari wahyu. Dengan demikian, biografi beliau ﷺ tidak hanya layak dibaca sebagai kisah sejarah, tetapi harus diyakini sebagai bagian dari risalah kenabian yang suci.

Dokumentasi Terlengkap Sepanjang Sejarah

Sirah Nabawiyah adalah satu-satunya biografi manusia yang didokumentasikan secara paling lengkap, detail, dan otentik. Setiap aspek kehidupan beliau ﷺ direkam: cara makan, tidur, berpakaian, berperang, berdakwah, tersenyum, bahkan saat beliau ﷺ diam sekalipun.

Al-Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata:

جُمِعَ فِي سِيرَةِ النَّبِيِّ ﷺ مَا لَمْ يُجْمَعْ فِي سِيرَةِ أَحَدٍ غَيْرِهِ

Telah dikumpulkan dalam sirah Nabi ﷺ apa yang tidak dikumpulkan dalam sirah siapa pun selain beliau.

Berbagai kitab sirah, seperti Sirah Ibn Ishaq, Sirah Ibn Hisyam, dan Zadul Ma’ad karya Ibnul Qayyim, menyuguhkan rangkaian peristiwa hidup Rasulullah ﷺ secara sistematis dan ilmiah. Bahkan, sanad riwayat sirah beliau diperiksa oleh para ulama hadits dengan metodologi yang ketat, menjadikannya satu-satunya biografi yang bisa ditelusuri hingga ke pelaku utama.

Bebas dari Glorifikasi dan Celaan Berlebihan

Tidak seperti tokoh sejarah lainnya yang sering dipenuhi glorifikasi berlebihan atau celaan penuh kebencian, biografi Rasulullah ﷺ ditulis dengan sangat proporsional. Al-Qur’an mencatat kelebihan beliau ﷺ, namun juga tidak menyembunyikan momen ketika beliau ﷺ ditegur oleh Allah ﷻ, seperti dalam peristiwa ‘Abasa:

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ * أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya (Abasa: 1–2)

Ini adalah bukti obyektivitas yang tidak ditemukan dalam biografi tokoh lain. Tidak ada pemujaan membabi buta, dan tidak ada kebencian tak berdasar. Bahkan dalam hadits, beliau ﷺ sendiri melarang pemujian berlebihan:

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Janganlah kalian memujiku secara berlebihan sebagaimana kaum Nasrani memuji ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya (HR. Al-Bukhari dari Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه)

Keteladanan yang Bersifat Universal

Keistimewaan lain dari biografi Rasulullah ﷺ adalah relevansinya yang tidak pernah usang. Beliau ﷺ adalah teladan untuk seluruh manusia di setiap zaman dan tempat. Allah ﷻ berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍۢ

Dan sungguh, engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung (Al-Qalam: 4)

Sirah Nabi ﷺ bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk diteladani. Beliau ﷺ adalah pemimpin perang yang bijaksana, kepala keluarga yang penuh kasih, pemimpin negara yang adil, dan da’i yang sabar dan penuh hikmah. Seluruh peran ini dijalani dengan akhlak terbaik yang tidak bisa ditandingi oleh tokoh mana pun.

Penutup

Biografi Rasulullah ﷺ adalah yang paling mulia, paling otentik, dan paling bermanfaat dibanding biografi siapa pun. Ia bukan sekadar kisah sejarah, melainkan bagian dari risalah ilahiyah yang wajib diyakini, dipelajari, dan dijadikan pedoman hidup. Maka, mempelajari sirah Nabi ﷺ bukan hanya penting, tetapi merupakan bagian dari iman itu sendiri.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top