Pengantar
Iman dan tauhid adalah dua istilah utama dalam Islam yang saling berkaitan erat. Tauhid merupakan inti dari iman, sedangkan iman adalah realisasi dari tauhid dalam ucapan, keyakinan, dan perbuatan. Pemahaman yang benar tentang keduanya sangat penting untuk menjaga kemurnian aqidah. Sebaliknya, penyimpangan terhadap definisi dan cakupan iman telah melahirkan kelompok-kelompok sesat seperti Murji’ah dan Khawarij. Dalam artikel ini, kita akan mengupas hubungan iman dan tauhid, serta bahayanya penyimpangan dua kelompok ekstrem tersebut.
Hubungan Iman dan Tauhid
Iman dalam Islam bukan hanya sekadar keyakinan di dalam hati. Iman mencakup:
-
Keyakinan hati (اعتقاد القلب)
-
Ucapan lisan (قول اللسان)
-
Amal anggota badan (عمل الجوارح)
Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Dan tauhid adalah inti dari iman, karena semua bentuk ibadah dan amal saleh tidak akan sah tanpa mendasarkannya pada tauhid kepada Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا۟ وَجَـٰهَدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّـٰدِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (QS. Al-Ḥujurāt: 15)
Ayat ini menunjukkan bahwa iman bukan hanya di hati, tetapi dibuktikan dengan amal.
Hadits tentang Hakikat Iman
Rasulullah ﷺ bersabda:
ٱلْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ ٱلْأَذَىٰ عَنِ ٱلطَّرِيقِ، وَٱلْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِّنَ ٱلْإِيمَانِ
Iman itu memiliki lebih dari enam puluh cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari iman
(HR. Muslim, dari sahabat Abū Hurairah رضي الله عنه)
Hadits ini menunjukkan bahwa iman mencakup aspek lisan, perbuatan, dan sikap hati.
Bahaya Pemahaman Murji’ah
Murji’ah adalah kelompok yang menyatakan bahwa amal perbuatan bukan bagian dari iman. Menurut mereka, iman cukup dengan keyakinan di hati dan ucapan lisan, meskipun seseorang melakukan dosa besar atau tidak beramal sama sekali.
Bahaya pemahaman ini:
-
Menyebabkan orang meremehkan dosa
-
Melemahkan urgensi amal saleh
-
Bertentangan dengan nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَـٰنَكُمْ
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian (QS. Al-Baqarah: 143)
Menurut para ulama tafsir, “iman” dalam ayat ini merujuk pada shalat, yaitu amal perbuatan, yang membuktikan bahwa amal bagian dari iman.
Bahaya Pemahaman Khawarij
Khawarij adalah kelompok yang menganggap pelaku dosa besar sebagai kafir dan keluar dari Islam. Mereka berlebihan dalam menilai iman, hingga mengeluarkan orang dari Islam hanya karena dosa tertentu.
Bahaya pemahaman ini:
-
Mengkafirkan sesama Muslim secara zhalim
-
Menyebabkan pemberontakan terhadap pemerintah Muslim
-
Merusak persatuan umat
Rasulullah ﷺ bersabda:
يَخْرُجُ فِي هَٰذِهِ ٱلْأُمَّةِ – وَلَمْ يَقُلْ مِنْهَا – قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ مَعَ صَلَاتِهِمْ، وَصِيَامَكُمْ مَعَ صِيَامِهِمْ، يَقْرَءُونَ ٱلْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ ٱلدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ ٱلسَّهْمُ مِنَ ٱلرَّمِيَّةِ
Kelak akan muncul di tengah umat ini—dan beliau tidak mengatakan dari umat ini—suatu kaum yang kalian akan menganggap kecil shalat kalian dibanding shalat mereka, dan puasa kalian dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah yang menembus sasarannya
(HR. Bukhārī dan Muslim, dari sahabat Abū Sa‘īd Al-Khudrī رضي الله عنه)
Sikap Ahlus Sunnah wal Jama‘ah
Ahlus Sunnah berpendapat bahwa iman adalah keyakinan di hati, ucapan dengan lisan, dan amal perbuatan, yang bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Mereka tidak mengkafirkan pelaku dosa besar selama tidak menghalalkannya.
Ini adalah jalan tengah antara Murji’ah yang menggugurkan amal dan Khawarij yang menggugurkan pelaku dosa besar dari Islam.
Penutup
Tauhid adalah inti dari iman, dan iman tidak cukup hanya di hati tanpa diiringi amal. Pemahaman yang salah terhadap iman, seperti ajaran Murji’ah dan Khawarij, telah menyesatkan banyak umat Islam sepanjang sejarah. Maka wajib bagi kita untuk memahami iman berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat dan ulama Ahlus Sunnah. Dengan itu, kita akan menjaga keutuhan tauhid dan keselamatan aqidah kita.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|