Pengantar
Tauhid adalah inti dari dakwah para nabi dan misi utama Islam. Dalam kondisi masyarakat yang semakin jauh dari ajaran murni Islam, dakwah tauhid menjadi sangat penting untuk dilanjutkan dan ditegakkan. Namun, menyampaikan tauhid di tengah masyarakat bukanlah tugas yang mudah. Ia memerlukan ilmu, kesabaran, dan hikmah. Artikel ini akan menguraikan pentingnya dakwah tauhid, strategi menyampaikannya di tengah masyarakat, serta tantangan dan solusi dalam menghadapinya.
Tauhid adalah Misi Utama Dakwah
Setiap nabi yang diutus oleh Allah ﷻ memiliki misi utama: menyeru manusia kepada tauhid dan menjauhi thāghūt.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ
Sungguh, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, (yang menyerukan): “Sembahlah Allah dan jauhilah thāghūt” (QS. An-Naḥl: 36)
Inilah inti dari seluruh ajaran Islam: mengesakan Allah ﷻ dalam ibadah dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan.
Urgensi Dakwah Tauhid
-
Tauhid adalah fondasi diterimanya seluruh amal
-
Banyak masyarakat terjatuh dalam syirik yang tidak disadari
-
Tauhid memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat
-
Menjadi sebab keselamatan umat dari azab dan kehancuran
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ ٱلْجَنَّةَ
Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah, maka ia akan masuk surga (HR. Muslim, dari sahabat ‘Uthmān bin ‘Affān رضي الله عنه)
Strategi Dakwah Tauhid di Tengah Masyarakat
1. Memulai dari Inti Tauhid: Laa ilaaha illallah
Penjelasan makna kalimat tauhid harus menjadi fondasi awal. Kalimat ini bukan sekadar ucapan, tetapi keyakinan dan komitmen untuk hanya beribadah kepada Allah ﷻ.
2. Menjelaskan Bahaya Syirik dengan Lemah Lembut
Banyak masyarakat terjebak dalam bentuk syirik tersembunyi seperti percaya jimat, meminta kepada kubur, atau mendatangi dukun. Ini harus dijelaskan dengan cara yang lembut, tidak menghakimi.
وَجَـٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ
Dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang paling baik (QS. An-Naḥl: 125)
3. Mendakwahi dengan Contoh Teladan
Dakwah yang efektif adalah yang disertai dengan akhlak dan keteladanan. Seorang da’i tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi panutan dalam amal.
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ كَانَ خُلُقُهُ ٱلْقُرْآنُ
Akhlak Rasulullah ﷺ adalah Al-Qur’an (HR. Muslim, dari ‘Āisyah رضي الله عنها)
4. Menyesuaikan Bahasa dan Gaya dengan Objek Dakwah
Dakwah tauhid bisa dimulai dari keluarga, tetangga, jamaah masjid, atau lingkungan kerja. Setiap segmen masyarakat perlu pendekatan berbeda yang sesuai dengan kondisi mereka.
Tantangan Dakwah Tauhid
-
Kuatnya tradisi turun-temurun yang menyimpang
-
Fanatisme terhadap tokoh, guru, atau ajaran yang batil
-
Minimnya ilmu di tengah masyarakat
-
Tuduhan ekstremisme terhadap da’i tauhid
Solusi dalam Menyampaikan Dakwah Tauhid
-
Terus belajar dan memperkuat ilmu agar tidak tergelincir
-
Menggunakan media dakwah yang sesuai zaman: buku, media sosial, video
-
Berjamaah dengan sesama da’i Ahlus Sunnah untuk saling menguatkan
-
Bersabar dalam menghadapi penolakan dan fitnah
Allah ﷻ berfirman:
وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ
Dan bersabarlah, dan kesabaranmu itu tidak lain hanyalah dengan pertolongan Allah (QS. An-Naḥl: 127)
Penutup
Dakwah tauhid adalah jalan para nabi dan bentuk kasih sayang terbesar kepada umat. Di tengah masyarakat yang penuh dengan penyimpangan aqidah, dakwah tauhid harus terus ditegakkan dengan hikmah, kelembutan, dan kesabaran. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk barisan pembela tauhid yang lurus, istiqamah di atas jalan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya رضي الله عنهم.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|