Pendahuluan
Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه adalah salah satu sahabat besar Rasulullah ﷺ yang terkenal dengan kekayaan, kedermawanan, dan ketakwaannya. Beliau termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (العشرة المبشرون بالجنة) dan menjadi teladan dalam hal bekerja keras, berinfaq, dan hidup sederhana meski bergelimang harta.
Nasab dan Latar Belakang
Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin ‘Auf bin Abdi ‘Auf bin ‘Abd bin Al-Harits bin Zuhrah bin Kilab Al-Qurasyi Az-Zuhri. Ia termasuk dari suku Zuhrah, kabilah yang sama dengan ibunda Rasulullah ﷺ, yaitu Aminah binti Wahb. Dahulu namanya Abdul Ka‘bah, lalu Rasulullah ﷺ menggantinya menjadi Abdurrahman setelah masuk Islam.
Abdurrahman رضي الله عنه termasuk as-sābiqūn al-awwalūn, yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam melalui dakwah Abu Bakr Ash-Shiddīq رضي الله عنه. Ia berhijrah dua kali, pertama ke Habasyah, kemudian ke Madinah.
Keutamaan Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه
Rasulullah ﷺ memberikan banyak pujian terhadap Abdurrahman رضي الله عنه karena ketulusan dan kontribusinya yang besar terhadap Islam. Dalam hadits shahih disebutkan:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنه قَالَ: أَشْهَدُ عَلَى التِّسْعَةِ أَنَّهُمْ فِي الْجَنَّةِ، وَلَوْ شَهِدْتُ عَلَى الْعَاشِرِ لَمْ آثَمْ. قَالُوا: وَمَنْ الْعَاشِرُ؟ قَالَ: عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ
“Sa‘īd bin Zaid رضي الله عنه berkata: Aku bersaksi atas sembilan orang bahwa mereka di surga, dan jika aku bersaksi atas yang kesepuluh, aku tidak berdosa. Mereka bertanya: Siapakah yang kesepuluh itu? Ia menjawab: Abdurrahman bin ‘Auf.” (HR. At-Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Kedermawanan yang Luar Biasa
Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه adalah teladan dalam kedermawanan. Ketika kaum Muhajirin tiba di Madinah dan Rasulullah ﷺ mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshar, Abdurrahman dipersaudarakan dengan Sa‘d bin Rabi‘ رضي الله عنه. Sa‘d menawarkan separuh hartanya, namun Abdurrahman menolak dengan halus dan berkata:
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ، دُلَّنِي عَلَى السُّوقِ
“Semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu. Tunjukkan kepadaku di mana pasar.” (HR. Al-Bukhari)
Dari situ, ia mulai berdagang dan Allah ﷻ memberkahinya dengan keberuntungan luar biasa. Ia menjadi kaya raya, namun tetap rendah hati dan dermawan.
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman رضي الله عنه pernah menyumbangkan setengah dari seluruh hartanya di jalan Allah ﷻ, membekali pasukan dengan 500 ekor unta, dan pada kesempatan lain memberikan 40.000 dinar emas untuk perjuangan Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda tentang amalnya:
مَا أَفْلَحَ صَاحِبُ ذَهَبٍ وَفِضَّةٍ مِثْلَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
“Tidak ada orang yang beruntung dengan emas dan perak seperti Abdurrahman bin ‘Auf.” (HR. Ahmad, hasan menurut Al-Albani)
Sifat Tawadhu dan Takut Dunia
Meskipun sangat kaya, Abdurrahman رضي الله عنه selalu khawatir hartanya menjadi penghalang antara dirinya dan Allah ﷻ. Diriwayatkan bahwa suatu hari dihidangkan makanan yang lezat kepadanya, lalu beliau menangis dan berkata:
قُتِلَ مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّي، وَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مَا يُكَفَّنُ فِيهِ إِلَّا بُرْدَةٌ، وَقُتِلَ حَمْزَةُ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّي، ثُمَّ بُسِطَ لَنَا الدُّنْيَا مَا بُسِطَتْ، وَقَدْ خَشِينَا أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنَا قَدْ عُجِّلَتْ لَنَا
“Mus‘ab bin Umair رضي الله عنه gugur dalam keadaan lebih baik dariku, namun tidak ditemukan kain kafan yang cukup baginya kecuali selembar burdah. Hamzah رضي الله عنه juga lebih baik dariku, namun dunia kini dilapangkan untuk kami, dan aku khawatir kebaikan kami telah disegerakan di dunia ini.” (HR. Al-Bukhari)
Peran dalam Perjuangan Islam
Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه ikut serta dalam hampir seluruh peperangan besar bersama Rasulullah ﷺ, termasuk Perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Tabuk. Dalam Perang Uhud, beliau mengalami luka parah dan kehilangan beberapa gigi depannya. Namun semangat jihadnya tidak pernah padam.
Beliau juga termasuk di antara enam orang yang ditunjuk oleh Khalifah ‘Umar bin Al-Khaththāb رضي الله عنه dalam Majelis Syura untuk memilih khalifah pengganti. Melalui musyawarah yang bijaksana, Abdurrahman رضي الله عنه memilih ‘Utsmān bin ‘Affān رضي الله عنه sebagai khalifah setelah ‘Umar رضي الله عنه wafat.
Wafatnya Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه
Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه wafat pada tahun 32 Hijriah di Madinah, pada usia sekitar 75 tahun. Beliau dimakamkan di Baqī‘, dan kaum Muslimin sangat berduka atas kepergian sahabat yang dermawan dan mulia ini.
Ketika beliau wafat, ‘Ā’isyah رضي الله عنها berkata:
“Sesungguhnya engkau adalah termasuk sahabat Rasulullah ﷺ yang dijamin surga, dan kedermawananmu menjadi saksi akan keimananmu.”
Pelajaran dari Kehidupan Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه
-
Keberkahan rezeki datang dari kejujuran dan kerja keras.
-
Kekayaan bukan penghalang menuju surga jika digunakan di jalan Allah ﷻ.
-
Kesederhanaan dan rasa takut terhadap dunia adalah ciri orang bertakwa.
-
Berinfaq dengan ikhlas akan meninggikan derajat di sisi Allah ﷻ.
-
Kepemimpinan dan musyawarah adalah nilai penting dalam mengelola umat.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ
“Dan apa saja kebaikan yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu akan mendapat balasannya di sisi Allah.”
Ayat ini tercermin jelas dalam kehidupan Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه yang menjadikan hartanya sebagai sarana menuju keridhaan Allah ﷻ.
Penutup
Abdurrahman bin ‘Auf رضي الله عنه adalah teladan seorang muslim kaya yang tidak diperbudak oleh harta. Ia berjuang dengan tenaga, pikiran, dan kekayaannya untuk Islam. Kedermawanannya yang luar biasa menjadi bukti bahwa kekayaan sejati adalah ketika seseorang menginfakkannya di jalan Allah ﷻ dengan ikhlas.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|



