Tawadhu’: Merendah karena Allah ﷻ

Bahaya Sombong dan Indahnya Kerendahan Hati

Pendahuluan

Tawadhu’ adalah akhlak agung yang menjadi ciri hamba sejati di hadapan Allah ﷻ. Ia bermakna merendahkan diri dari dalam hati, bukan karena rendah diri, tetapi karena kesadaran akan keagungan Allah ﷻ dan kecilnya manusia di hadapan-Nya. Lawan dari tawadhu’ adalah takabbur (sombong), yang merupakan sifat iblis dan menjadi sebab kehancuran banyak manusia. Oleh karena itu, Islam menempatkan tawadhu’ sebagai mahkota akhlak dan jalan menuju kemuliaan yang sejati.


Makna dan Keutamaan Tawadhu’

1. Tawadhu’ adalah Akhlak Para Nabi dan Orang Shalih

Tawadhu’ adalah sikap hati yang menjauhkan diri dari merasa lebih baik, lebih tinggi, atau lebih suci dari orang lain. Seorang yang tawadhu’ tidak meremehkan siapa pun, bahkan ketika ia memiliki ilmu, jabatan, atau kekayaan.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”
(HR. Muslim, no. 2588)

Tawadhu’ bukan hanya akan mengangkat derajat di sisi manusia, tetapi juga dimuliakan di sisi Allah ﷻ.


Bahaya Sifat Sombong

2. Sombong adalah Penghalang Surga

Sombong adalah perasaan bangga, tinggi hati, dan merendahkan orang lain. Ini adalah sifat iblis yang menolak sujud kepada Adam karena merasa lebih baik.

Allah ﷻ berfirman:

فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَـٰفِرِينَ

“Maka mereka semua sujud kecuali Iblis. Ia enggan dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.”
(QS. Al-Baqarah: 34)

Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَدْخُلُ ٱلْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.”
(HR. Muslim, no. 91)

Sifat sombong tidak hanya membuat orang dibenci manusia, tetapi juga mengundang kemurkaan Allah ﷻ.


Indahnya Kerendahan Hati

3. Tawadhu’ Membuka Hati Orang Lain dan Menguatkan Dakwah

Sikap rendah hati membuat seseorang lebih disukai, dihormati, dan lebih mudah menyentuh hati orang lain, termasuk dalam berdakwah dan berinteraksi sosial.

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ ٱللَّهِ ﷺ يَخْلِطُنَا حَتَّىٰ إِنَّهُ يَقُولُ لِأَخٍ لِي صَغِيرٍ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ ٱلنُّغَيْرُ؟

“Rasulullah ﷺ biasa bergaul dengan kami, sampai-sampai beliau berkata kepada adik kecilku: ‘Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan burung kecilmu?'”
(HR. Bukhari, no. 6203; Muslim, no. 2150)

Ini menunjukkan betapa tawadhu’-nya Rasulullah ﷺ, bahkan kepada anak-anak kecil.


Cara Menumbuhkan Sifat Tawadhu’

1. Mengenal Keagungan Allah ﷻ dan Kelemahan Diri Sendiri

Orang yang mengenal kebesaran Allah dan kefakiran dirinya, tidak akan pernah sombong. Ia sadar bahwa semua yang ia miliki hanyalah titipan.

2. Mengingat Akhirat dan Hakikat Dunia

Mengingat bahwa semua manusia akan kembali ke tanah, tidak membawa harta, jabatan, atau pujian, akan menumbuhkan kesadaran akan kerendahan hakiki manusia.

3. Bersahabat dengan Orang-Orang yang Tawadhu’

Lingkungan sangat berpengaruh. Bergaul dengan orang yang rendah hati dan menjauhi orang yang suka membanggakan diri akan menjaga hati tetap dalam keadaan tunduk kepada Allah ﷻ dan lembut terhadap sesama.


Kesimpulan

Tawadhu’ adalah akhlak tinggi yang menjadikan pemiliknya mulia di dunia dan akhirat. Ia adalah kunci diterimanya amal, dicintai manusia, dan diangkat derajatnya oleh Allah ﷻ. Sedangkan sombong adalah penyakit hati yang bisa menghancurkan amal dan menjauhkan seseorang dari surga.

Semoga Allah ﷻ menjadikan hati kita dipenuhi dengan tawadhu’, dan menjauhkan kita dari sifat takabbur yang membinasakan. Aamiin 🤲🏻

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?