Apa Itu Zakat Fitrah ?

Apa Itu Zakat Fitrah ?

 

  1. Zakat fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan setaun sekali tepatnya pada bulan Romadhon, zakat fitrah dikeluarkan saat bulan Ramadhan sampai sebelum shalat ‘Idul Fitri dilaksanakan. Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah dilihat dari harga kebutuhan pokok, yaitu beras. Zakat fitrah juga berfungsi untuk membersihkan badan kita dan untuk melengkapi puasa Ramadhan kita karena puasa kita tidak sempurna kalau belum mengeluarkan zakat fitrah.

  1. Syarat wajib bagi orang yang hendak membayar zakat zitrah
  2. Seorang Muslim yang merdeka,
  3. Mendapati dua waktu yaitu diantara bulan Ramadhan dan Syawal walaupun hanya sebentar,
  4. Memiliki harta lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya dan orang-orang di bawah tanggungan pada hari raya dan malamnya.
  5. Syarat seseorang tidak wajib mengeluarkan zakat yaitu:
  6. Seorang yang meninggal sebelum terbenamnya matahari pada akhir Ramadhan.
  7. Anak yang lahir setelah terbenamnya matahari pada akhir Ramadhan,
  8. Seorang yang baru memeluk agama Islam (Mukallaf) setelah matahari terbenam pada akhir Ramadhan.
  9. Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari terbenam pada akhir Ramadhan.
  10. Waktu-waktu untuk membayar zakat

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada para sahabatnya agar membayar zakat fitrah sebelum berangkat ke Masjid untuk melaksanakan sholat ‘Idul Fitri.

حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ عَمْرِو بْنِ مُسْلِمٍ أَبُو عَمْرٍو الْحَذَّاءُ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ الصَّائِغُ عَنْ ابْنِ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ بِإِخْرَاجِ الزَّكَاةِ قَبْلَ الْغُدُوِّ لِلصَّلَاةِ يَوْمَ الْفِطْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ وَهُوَ الَّذِي يَسْتَحِبُّهُ أَهْلُ الْعِلْمِ أَنْ يُخْرِجَ الرَّجُلُ صَدَقَةَ الْفِطْرِ قَبْلَ الْغُدُوِّ إِلَى الصَّلَاةِز

 

“Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Amru bin Muslim Abu Amru Al Khaddza’ Al Madani] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Nafi’ As Sha`igh] dari [Ibnu Abu Zannad] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi’] dari [Ibnu Umar] bahwasannya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat (ke tempat shalat) pada hari raya idul fitri. Abu ‘Isa berkata, ini merupakan hadits hasan shahih gharib, atas dasar ini para ulama lebih menganjurkan untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat.” (HR. Tirmidzi: 613)

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa membayar zakat fitrah dilakukan sebelum melaksanakan sholat ‘idul fitri. Walaupun demikian ada baiknya juga melaksanakannya sebelum hari raya idul fitri untuk menghindari lupa dan kewajiban lebih cepat ditunaikan.

Dalam hal ini para ulama membolehkan untuk menunaikan zakat fitrah pada awal bulan Romadhon sebagaimana mendahulukan zakat mal setelah mencapai nishob dan belum satu haul (taun) dan ini tertulis dalam kitab Ulama Madzhab Syafi’iy berikut :

 

وَيَجُوزُ تَقْدِيمُ الْفِطْرَةِ مِنْ أَوَّلِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِاَنَّهَا تَجِبُ بِسَبَبَيْنِ صَوْمِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَالْفِطْرِ مِنْهُ فَإِذَا وُجِدَ أَحَدُهُمَا جَازَ تَقْدِيمُهَا عَلَى الْآخَرِ كَزَكَاةِ الْمَالِ بَعْدَ مِلْكِ النِّصَابِ وَقَبْلَ الْحَوْلِ ……

 

Artinya: “Boleh mendahulukan zakat fitrah dimulai dari awal puasa Ramadhan sebab zakat fitrah wajib karena dua sebab yaitu puasa Ramadhan dan berbuka dari puasa (al-fithru minhu). Dengan demikian ketika dijumpai dari salah satu keduanya maka boleh mendahulukan zakat fitrah atas yang lain seperti kebolehan mendahulukan zakat mal setelah sampai nishab dan sebelum haul… ,”(Lihat Abu Ishaq Asy-Syirazi, Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imam Al-Syafi’i, Beirut-Darul Fikr, tt, juz I, halaman 165).

Adapun pembagian waktu-waktu untuk mengeluarkan zakat fitrah para ulama telah membagi kepada beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:

  1. Waktu Harus: dimulai dari awal Ramadhan hingga akhir bulan Ramadhan.
  2. Waktu Wajib: sesudah matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan.
  3. Waktu Afdhal (utama) : sesudah melakukan sholat subuh pada hari akhir Ramadhan hingga sebelum melakukan sholat ‘Idul Fitri.
  4. Waktu Makruh: sesudah melaksanakan sholat ‘Idul Fitri sampai sebelum terbenam matahari.
  5. Waktu Haram: setelah matahari terbenam pada hari raya ‘Idul Fitri.
  6. Ukuran zakat fitrah yang dikeluarkan

Ukuran untuk membayar zakat fitrah adalah sebesar satu sha‘ atau seukuran dengan 3,5 liter atau 2,5 kg beras. Apabila Zakat ingin digantikan dengan nominal uang, maka zakat dibayarkan sesuai dengan harga dari 2,5 beras itu sendiri. Yang kemudian bisa disalurkan kepada masjid terdekat atau kepada lembaga amil zakat yang terpercaya.

 

 

Sedekah Adalah Harta Kita Sesungguhnya

Sedekah Adalah Harta Kita Sesungguhnya

Dalam sebuah hadits Dari Qotadah, dari Muthorrif, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat “أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ” (sungguh berbangga-bangga telah melalaikan kalian dari ketaatan), lantas beliau bersabda,
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ
“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?” (HR. Muslim no. 2958)
“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Maksudnya harta yang ia kumpulkan menjadikan ia sombong dan harta yang hilang menjadikan ia sedih hati dan putus asa
Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Yang dapat bermanfaat bagimu, yang benar-benar engkau milki
Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja?
Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?” artinya juga hilang dari tanganmu

Maka makna dari harits ini menegaskan kepada kita bahwa pemilik harta sesunggunghnya adalah Allah Ta’ala. Maka, jangan sampai harta yang kita kumpulkan kita akui dengan merasa bahwa kita sebagai pemilik yang harta sesungguhnya, sehingga jika kita kumpulkan harta itu menjadikan kita berbangga hati dan sombong karenanya, atau dengan hilangnya harta itu menjadikan kita sedih hati putusa asa.Padahal Allah berfirman bahwa

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ

Apa apa yang berada di sisimu baik harta yang kau miliki baik rumah, jabatan dan lain sebagainya akan sirna dan apa yang berda disisi Allah dari bebagai bentuk ketaatan akan kekal. Dan sedekah merupakan salah satu Sesuatu yang kekal disisi Allah.
Maka dari itu mari kita miliki harta kita dengan menjadikanknya kekal di sisi Allah talaa yaitu dengan cara bersedekah.

Apa Itu Sedekah ?

Apa Itu Sedekah ?

Kata ”sedekah ” telah menjadi istilah yang tidak asing diteling kita. Tapi, apakah sebetulnya sedekah itu ?

sebagian dari kita, mungkin masih beranggapan bahwa sedekah itu harus dengan kekayaan. Kalaulah sedekah harus dengan uang atau barang, tentulah orang yang hartanya hanya cukup untuk diri mereka akan rugi, karna tidak bisa bersedekah.

Namun, kabar baiknya adalah, ternyata sedekah tidak terbatas hanya dengan uang, tapi juga “segala hal yang baik” bisa termasuk dalam sedekah.

Nabi Muhammad bersabda :

عَنْ جَابِرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ – أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6021. Diriwayatkan pula oleh Muslim, no. 1005 dari hadits Hudzaifah]

Dari sabda Nabi diatas, bisa kita simpulkan,  bahwa setiap kebaikan adalah sedekah.

Bahkan dalam hadits yang lain, dikatakan bahwa menampakkan wajah yang manis dihadapan saudara kita itu termasuk sedekah.

Dan sedekah itu sifatnya umum. Hal yang baik dan memberikan kebahagiaan kepada saudaranya, termasuk sedekah.

Mengucapkan salam kepada saudara muslim itu sedekah, menjenguk saudara yang sakit itu sedekah, dan hal hal yang kita lakukan dan mendatangkan kebahagiaan saudara kita, maka itu bisa termasuk kedalam sedekah.

Kesimpulannya, bahwa sedekah bisa dengan bentuk apa saja, tanpa terbatas oleh uang atau benda, tapi juga setiap hal yang ma’ruf.

 

 

Kenapa Harus Berinfaq?

Kenapa Harus Berinfaq?

Dalam Islam Allah selalu menyandingkan kata “Iman” dengan “Amal Sholeh” artinya iman itu harus dibuktikan dengan amal sholeh, tidak cukup hanya sebatas pengakuan tanpa keyakinan dan perbuatan. Maka tentu banyak sekali amal sholeh yang bisa kita lakukan untuk membuktikan iman kita, salah satunya adalah dengan berinfaq.

Berinfaq merupakan amal sholeh yang dapat berimplikasi terhadap hubungan baik kita dengan Allah dan makhluk, bagaimana tidak ketika kita berinfaq memberikan harta kita misalnya untuk menyokong biaya makan para penghafal al-Qur’an, maka selain Allah akan cinta dan ridho kepada kita, para penghafal pun akan bahagia karena kebutuhan pokoknya terpenuhi.

Oleh karena itu kenapa kita harus berinfaq? Berikut penjelasan lebih detailnya;

  1. Sebagai wujud mena’ati perintah Allah

“Hai orang-orang yang beriman, infakanlah oleh kalian sebagian harta terbaik yang telah kalian usahakan, juga dari apa saja yang telah Kami keluarkan untuk kalian dari bumi ini” (QS al-Baqarah [2]: 267)

  1. Allah akan melipat gandakan pahala orang berinfaq

“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta-harta mereka di jalan Allah adalah seperti sebuah bulir yang menumbuhkan tujuh cabang. Setiap cabang menghasilkan seratus bulir lagi. Allah melipatgandakan (karunia dan pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (karunia-Nya) dan Mahatahu” (QS al-Baqarah [2]: 261).

  1. Akan mendapatkan kesempatan diampuni dosa dan dimasukan kedalam surga

“Bersegeralah kalian menuju ampunan Tuhan kalian dan surga seluas langit dan bumi yang disiapkan bagi kaum yang bertakwa. Itulah orang-orang yang menginfakkan hartanya baik dalam kelapangan maupun dalam kesempitan…” (QS Ali Imran [3]: 133-134)

  1. Akan menyelamatkan pelakunya dari azab Allah di akhirat

“Hai orang-orang yang beriman, maukah kalian Aku tunjukkan suatu perniagaan yang bisa menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? (Yaitu) kalian mengimani Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan Allah dengan harta-harta dan jiwa-jiwa kalian. Hal demikian adalah lebih baik bagi kalian jika saja kalian tahu.” (QS ash-Shaf [61]: 11)

  1. Allah akan mengganti harta yang diinfaqan dengan yang lebih baik

“Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku meluaskan dan menakar rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki di antara para hamba-Nya. Tidaklah kalian menginfakkan harta kecuali bahwa Dia akan mengganti harta yang kalian infakkan itu (dengan yang lebih baik). Dialah Pemberi rezeki terbaik.” (QS Saba [34]: 39).

  1. Infaq menjadi sarana dido’akan oleh malaikat

“Tidaklah suatu hari yang di dalamnya seorang hamba melalui hari itu kecuali dua malaikat turun ke bumi. Lalu salah satu dari keduanya berdoa, “Ya Allah, berilah orang-orang yang berinfak hari ini dengan suatu pemberian sebagai balasan bagi dia.” Malaikat yang satunya lagi berdoa, “Ya Allah, tahanlah rezeki orang yang telah menahan hartanya (enggan berinfak).” (HR al-Bukhari).

  1. Infaq dapat melindungi pelakunya dari neraka

“Siapa saja yang mampu di antara kalian untuk melindungi dirinya dari api neraka, meski dengan sebutir kurma, lakukanlah!” (HR Muslim)

  1. Allah akan membantu dan memudahkan hambanya diakhirat ketika ia mau membantu meringankan beban orang lain didunia, salah satunya dengan berinfaq

“Siapa saja yang melepaskan satu kesulitan dunia dari seorang Muslim, Allah pasti akan melepaskan dari dirinya satu kesulitan pada Hari Kiamat nanti. Siapa saja yang memudahkan orang yang sedang menderita kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepada dirinya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama dia menolong saudaranya.” (HR Abu Dawud)

 

Maka tidak ada kerugian sedikitpun dengan mengeluarkan infaq, bahkan banyak sekali manfa’at yang akan diterima, maka niatkan berinfaq karena Allah dengan harta yang halal dan cara yang baik, maka In Sya Allah semua kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita.

Apa Itu Zakat ?

Apa Itu Zakat ?

Zakat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَصَحْبِه أَجْمَيْنَ وَبَعْدُ

  1. Pengertian Zakat

Zakat menurut Bahasa adalah tumbuh, berkah, suci dan baik sedangkan menurut istilah adalah suatu nama untuk sesuatu yang dikeluarkan dari pada harta atau badan dengan cara yang telah ditentukan.

Dengan demikian orang yang mengeluarkan zakat seolah-olah dia telah membersihkan dirinya dan hartanya dari pada harta milik orang lain, menciptakan pertumbuhan bagi orang-orang miskin dan hartanya akan dipenuhi dengan keberkahan dari Allah SWT.

  1. Perintah Zakat

Adapun perintah diwajibkannya zakat terdapat dalam al-Qur’an salah satunya pada surat al-Baqoroh (2): 43.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. al-Baqoroh (2): 43)

Dalam Hadits Rosulullah SAW.

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

  1. 3. Ancaman bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat

Umat Islam sudah tidak asing lagi dengan kata zakat karena zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib diketahui dan dilaksanakan, jika seorang Muslim tidak melaksanakannya dengan sengaja atau rasa enggan berarti dia sudah menganggap zakat itu bukan suatu kewajiban yang disyari’atkan maka bisa jadi dia keluar dari agamanya. Begitu pentingnya kewajiban untuk mengeluarkan zakat, sampai Khalifah Abu Bakar As Shiddiq ra. memerangi orang–orang yang enggan membayar zakat. Dengan kejadian itu sebagian para Ulama menetapkan hukum bunuh terhadap orang yang enggan membayar zakat.

Tidak hanya itu seorang muslim yang tidak mengeluarkan zakat dari harta yang dimilikinya maka diancam oleh Allah SWT dengan azab yang pedih sebagaimana disebutkan dalam surta at-Taubah (9): 34-35.

۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ، يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu“. (QS. at-Taubah : 34-35)

Zakat terbagi kepada dua bagian diantaranya sebagai berikut:

  1. Zakat fitrah
  2. Zakat Mal

Adapun zakat mal terbagi kepada enam bagian:

  • Binatang ternak
  • Emas dan perak
  • Tanaman
  • Harta perniagaan
  • Barang tambang
  • Harta terpendam

Adapun rincian dari poin-poin di atas Insya Allah akan dibahas pada artikel selanjutnya.

 

Apa itu Infaq?

Apa itu Infaq?

Dalam al-Qur’an banyak sekali kata infaq, namun tahu kah kamu apa pengertian dari infaq? Apakah infaq sama dengan sedekah?, atau apakah infaq bisa dikatakan juga zakat?. Berikut penjelasannya!

Infaq secara bahasa berasal dari bahasa arab yaitu  أَنْفَقَ يُنْفِقُ إِنْفَاقًا yang berarti membelanjakan, menggunakan atau menghabiskan. Artinya infaq ini erat kaitannya dengan hal-hal yang bersifat material. Sedangkan Menurut istilah syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam (seperti : menafkahi keluarga, membantu dana untuk yatim piatu, fakir miskin, menyumbang untuk operasional masjid, atau menolong orang yang terkena musibah). Mengeluarkan infaq diutamakan ketika ada sisa dari harta yang telah digunakan dari keperluan. Allah SWT berfirman:

وَيَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ ٱلْعَفْوَ ۗ

Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. (QS Al-Baqaroh: 219)

Ayat diatas menjelaskan bahwa infaq itu tidak ada takarannya, artrinya berapapun sisa harta kita itulah diinfakan. Dan tentunya infaq atau nafaqoh yang lebih utama adalah kepada keluarga.  Dalam Tafsir “Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar” beliau menerangkan “Yakni dari sisa nafkah yang diberikan kepada keluarga”. Makanya Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa infaq itu ada yang bersifat wajib seperti memberikan nafkah kepada keluarga dan sisanya sunnah, wallahu ‘alam. Namun tentu walaupun dikatakan dalam ayat diatas “Yang lebih dari keperluan” dalam artian sisa harta, bukan berarti kita memberikan yang buruk ataupun suatu yang tidak layak, kalau kita memberikan nafkah kepada keluarga yang baik-baik saja masa untuk orang lain menjadi buruk.

Akan tetapi bagi orang yang bertaqwa, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, di saat lapang maupun sempit mengeluarkan infaq bagi mereka sangatlah dianjurkan sebagai bukti keimanannya. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam al-Quran Surat Ali Imran ayat 134 :

 

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ

(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, (QS Ali-Imran: 134)

Lalu apa perbedaan infaq, zakat dan sedekah?

  1. Infaq identik dengan materi, dan hanya dikeluarkan jika memiliki kelebihan harta, namun untuk keluarga hukumnya wajib memberikan nafkah sesuai kesanggupan.
  2. Zakat merupakan harta yang dikeluarkan karena sebab, seperti mencapai nisob yaitu; batasan minimal harta yang wajib dikenakan zakat, ataupun haul yang merupakan batasan waktu satu tahun hijriyah atau 12 bulan qomariyah kepemilikan harta yang wajib di keluarkan zakat. Artinya zakat sudah ada ketentuannya, berapa, kapan dan kepada siapa zakat itu dikeluarkan.
  3. Sedangkan sedekah sifatnya lebih umum, bisa berupa harta, tenaga, pikiran dan lain sebaginya, makanya zakat dan infaq pun termasuk sedekah. Nabi bersabda:

كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ

Seluruh perbuatan baik merupakan sedekah (HR. Bukhari)

Artinya apapun yang dikeluarkan untuk kebaikan dan dengan cara yang baik itu merupakan sedekah, bahkan senyumpun adalah sedekah.

 

Hubungi Kami
Scan the code
Admin Yayasan Amal Mata Hati
Assalamu'alaikum
Adakah yang bisa kami bantu?