Mengelola Stres dan Ujian Hidup dalam Pandangan Islam

Pendahuluan

Setiap manusia pasti pernah mengalami stres, tekanan, dan ujian hidup. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang terbebas dari ujian. Kadang berupa kehilangan, kegagalan, kesempitan rezeki, penyakit, atau hubungan yang rumit. Namun Islam sebagai agama rahmat memberikan petunjuk yang sempurna dalam menghadapi ujian hidup dan mengelola stres dengan cara yang menenangkan dan menentramkan hati.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ

“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)


1. Mengakui Bahwa Hidup Adalah Ujian

Islam mengajarkan bahwa kehidupan ini adalah ujian, bukan tempat istirahat. Baik kesulitan maupun kelapangan adalah bentuk ujian dari Allah ﷻ untuk melihat siapa di antara kita yang paling baik amalnya.

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

“Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al-Mulk: 2)

Dengan menyadari bahwa hidup adalah ujian, hati kita akan lebih siap dan tidak mudah goyah ketika cobaan datang.


2. Bersabar dan Berserah Diri kepada Allah ﷻ

Sabar adalah kunci utama menghadapi ujian. Bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi terus melangkah sambil menyerahkan hasil kepada Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri رضي الله عنه:

«وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ»

“Barang siapa berusaha untuk bersabar, maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya. Dan tidaklah seseorang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”
(HR. Al-Bukhari, no. 1469; Muslim, no. 1053)


3. Menenangkan Hati dengan Dzikir dan Doa

Dzikir adalah penenang hati. Dalam kondisi stres, hati yang penuh dengan zikir akan tetap kokoh dan tenang, sedangkan hati yang kosong dari zikir mudah goyah dan gelisah.

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Rasulullah ﷺ juga mengajarkan doa-doa untuk meredakan kesedihan dan kecemasan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda:

«اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ…»

“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, ketetapan-Mu adil untukku… (hingga akhir doa)”
(HR. Ahmad, no. 3712 – Shahih menurut Syaikh Al-Albani)

Doa ini sangat dianjurkan dibaca saat dalam tekanan dan kesedihan, karena mengandung makna kepasrahan total kepada kehendak Allah ﷻ.


4. Menjaga Shalat dan Mendekatkan Diri pada Allah ﷻ

Shalat adalah pelipur lara dan pelindung dari kegelisahan jiwa. Rasulullah ﷺ ketika menghadapi kesulitan, beliau selalu kembali kepada shalat.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman رضي الله عنه, ia berkata:

«كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى»

“Nabi ﷺ jika ditimpa kesusahan, beliau segera shalat.”
(HR. Abu Dawud, no. 1319 – Shahih menurut Syaikh Al-Albani)

Shalat menjadi tempat bersandar yang paling kokoh, tempat mengadu yang paling aman, dan cara paling indah untuk mengelola stres.


5. Bertawakal dan Yakin akan Janji Allah ﷻ

Salah satu cara paling ampuh meredakan tekanan hidup adalah bertawakal sepenuhnya kepada Allah ﷻ. Tawakal bukan pasrah tanpa usaha, melainkan usaha maksimal dengan hati yang tenang karena bersandar pada Dzat yang Maha Kuasa.

Allah ﷻ berfirman:

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.”
(QS. At-Thalaq: 3)


6. Memahami Bahwa Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Allah ﷻ tidak hanya menguji, tapi juga menjanjikan kemudahan setelah kesulitan, sebagaimana dalam firman-Nya:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا ۝ إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5–6)

Ulama mengatakan bahwa satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan yang dijanjikan dalam ayat tersebut. Maka bersabarlah sejenak, karena pertolongan Allah ﷻ akan datang.


Penutup

Mengelola stres dan menghadapi ujian hidup bukanlah perkara mudah, tetapi dengan iman, sabar, dzikir, dan tawakal, seorang muslim mampu melewatinya dengan hati yang tenang dan jiwa yang kokoh. Jadikan setiap ujian sebagai momentum untuk lebih dekat kepada Allah ﷻ, dan percayalah bahwa tiap kesulitan adalah jalan menuju kemudahan dan kemuliaan.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?