Kisah Nyata Perjalanan Menuju Tauhid

Pengantar

Tauhid bukan hanya teori dalam buku-buku aqidah, tetapi hakikat yang menyentuh hati, mengubah hidup, dan membimbing manusia menuju jalan lurus. Di berbagai belahan dunia, banyak orang yang sebelumnya jauh dari tauhid murni, namun Allah ﷻ membimbing mereka dengan hidayah hingga mereka kembali kepada-Nya. Kisah nyata perjalanan menuju tauhid adalah bukti bahwa cahaya petunjuk Allah ﷻ akan sampai kepada siapa saja yang benar-benar mencari kebenaran. Artikel ini akan menghadirkan sebuah kisah nyata penuh pelajaran, tentang pencarian seorang hamba dari gelapnya kesyirikan hingga cerahnya cahaya tauhid.


Dari Dunia Klenik Menuju Kalimat Laa ilaaha illallah

Namanya Pak Slamet (bukan nama sebenarnya), seorang pria paruh baya dari Jawa Tengah. Selama lebih dari 20 tahun, ia dikenal sebagai dukun terkemuka di kampungnya. Ia membuka praktik “pengobatan alternatif” dengan bacaan-bacaan aneh, jampi-jampi, rajah, dan azimat. Ia bisa “menyembuhkan” orang kerasukan, membuat pasangan harmonis, bahkan membuat usaha seseorang “laris”. Ribuan orang datang kepadanya.

Namun di balik itu semua, ia sering merasa gelisah. Hatinya kosong. Setiap malam ia bermimpi aneh, dikejar sosok hitam, terperosok dalam jurang, atau dihantui bayangan menakutkan. Ia sendiri sadar bahwa semua kekuatan yang ia gunakan berasal dari jin. Ia mengakui bahwa ia pernah melakukan perjanjian dengan “penunggu” gunung, menyembelih ayam hitam, bahkan melakukan puasa mutih atas perintah makhluk ghaib tersebut.


Cahaya Hidayah Menyapa

Suatu hari, ia melihat tayangan ceramah tentang bahaya syirik dan kisah kematian para dukun yang menakutkan. Ucapannya bergetar ketika mendengar ayat:

وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌۭ مِّنَ ٱلْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍۢ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًۭا

Dan sesungguhnya ada beberapa orang dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada jin, maka jin-jin itu justru menambah bagi mereka dosa dan kesesatan (QS. Al-Jinn: 6)

Tangisnya pecah. Ia merasa itulah dirinya selama ini. Selalu meminta bantuan jin, tidak pernah benar-benar bersujud kepada Allah ﷻ. Dalam hatinya muncul keinginan kuat untuk bertobat.


Perjuangan Tobat dan Hijrah

Ia mulai menutup praktik. Tapi masyarakat protes, karena merasa kehilangan “penolong”. Bahkan ada yang mengancamnya. Namun ia tetap bertahan. Ia menemui seorang ustadz Ahlus Sunnah, menceritakan semuanya, dan dibimbing untuk bertobat.

Ia memulai hidup baru. Belajar membaca Al-Qur’an kembali. Menjaga shalat lima waktu. Memperbanyak dzikir. Ia pun merasakan ketenangan yang selama ini tidak pernah ia temukan.

Ia berkata, “Selama 20 tahun saya menipu manusia, padahal saya sendiri dalam tipu daya jin. Tapi setelah saya mengenal tauhid, saya tahu bahwa hanya Allah ﷻ yang bisa memberi manfaat dan mudharat.”


Menjadi Da’i Tauhid

Kini, ia berdakwah kepada masyarakat tentang bahayanya dukun, jimat, dan segala bentuk kesyirikan. Ia menceritakan masa lalunya untuk memperingatkan orang lain.

Ia selalu membacakan ayat berikut dalam setiap ceramahnya:

فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Barang siapa ingkar kepada thāghūt dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang pada tali yang kokoh yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah: 256)


Hikmah dan Pelajaran

  1. Tauhid adalah cahaya yang membebaskan dari kegelapan

  2. Syirik bisa datang dengan bungkus “pengobatan” dan “hikmah” palsu

  3. Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Allah ﷻ

  4. Masyarakat butuh pendidikan aqidah yang benar dan berkelanjutan

  5. Orang yang dulunya tersesat bisa menjadi da’i tauhid yang hebat bila bertaubat dengan sungguh-sungguh


Penutup

Kisah nyata seperti ini adalah cermin bagi kita semua, bahwa hidayah adalah hak prerogatif Allah ﷻ. Siapa yang mencari kebenaran dengan tulus, pasti Allah ﷻ akan membimbingnya. Maka jangan pernah menyerah dalam mendakwahkan tauhid. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dimatikan dalam keadaan memurnikan ibadah hanya kepada Allah ﷻ.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top