Kejujuran dalam Perkataan, Niat, dan Tindakan
Pendahuluan
Kejujuran adalah fondasi utama dalam membangun kehidupan yang bermartabat. Dalam Islam, jujur bukan sekadar sikap mulia, tetapi merupakan ciri keimanan dan syarat utama keselamatan dunia dan akhirat. Jujur harus tampak dalam perkataan, niat, dan tindakan, tanpa terkecuali. Dengan kejujuran, terbangun kepercayaan, keamanan sosial, dan tercermin kesucian jiwa seorang mukmin.
Keutamaan Jujur dalam Islam
1. Jujur adalah Perintah Langsung dari Allah ﷻ
Allah ﷻ memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk senantiasa bersama orang-orang yang jujur.
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.”
(QS. At-Taubah: 119)
Perintah ini menunjukkan betapa mulianya posisi kejujuran di sisi Allah ﷻ.
2. Jujur Mengantar kepada Kebaikan dan Surga
Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ ٱلصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى ٱلْبِرِّ، وَإِنَّ ٱلْبِرَّ يَهْدِي إِلَى ٱلْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ ٱلرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى ٱلصِّدْقَ حَتَّىٰ يُكْتَبَ عِندَ ٱللَّهِ صِدِّيقًا
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang terus berlaku jujur dan berusaha jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.”
(HR. Bukhari, no. 6094; Muslim, no. 2607)
Ruang Lingkup Kejujuran
1. Jujur dalam Perkataan
Setiap ucapan seorang muslim harus mencerminkan kebenaran. Tidak boleh berdusta, meskipun dalam perkara yang dianggap ringan.
Dari Abdullah bin Amr رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا: … وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ
“Empat sifat, barang siapa memilikinya, ia adalah munafik sejati: … apabila berbicara, ia berdusta.”
(HR. Bukhari, no. 34; Muslim, no. 58)
2. Jujur dalam Niat
Kejujuran niat berarti melakukan amal hanya untuk mencari ridha Allah ﷻ, bukan untuk pujian manusia.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَآ أُمِرُوا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ
“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
3. Jujur dalam Tindakan
Setiap perbuatan harus sesuai dengan apa yang diyakini dan diucapkan. Tidak ada pura-pura atau manipulasi.
Allah ﷻ berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan?”
(QS. As-Saff: 2)
Bahaya Dusta dalam Kehidupan
1. Dusta Membawa kepada Ketercelaan dan Neraka
Dusta bukan hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga membawa seseorang kepada kehancuran akhirat.
Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
وَإِنَّ ٱلْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى ٱلْفُجُورِ، وَإِنَّ ٱلْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى ٱلنَّارِ
“Dan sesungguhnya dusta membawa kepada kefajiran, dan kefajiran membawa ke neraka.”
(HR. Bukhari, no. 6094; Muslim, no. 2607)
2. Dusta Merusak Kepercayaan
Sekali seseorang berdusta, kepercayaan yang telah dibangun bertahun-tahun bisa runtuh seketika. Masyarakat yang penuh dengan kebohongan adalah masyarakat yang penuh kecurigaan dan ketidakamanan.
Kesimpulan
Kejujuran adalah pilar kepercayaan dalam hidup seorang muslim. Ia harus hadir dalam setiap perkataan, niat, dan tindakan. Kejujuran membawa kepada kebaikan dan surga, sementara dusta membawa kepada kehancuran dan neraka. Menjadi jujur adalah bagian dari penyucian jiwa dan bukti nyata keimanan yang kuat.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk orang-orang yang jujur dalam seluruh aspek kehidupan, dan membimbing kita untuk istiqamah di jalan kejujuran. Aamiin 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|