Istighfar dan Taubat: Kunci Membersihkan Hati dari Dosa

Pendahuluan

Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa, baik disadari maupun tidak. Namun, Allah Subhanahu Wata’ala dengan kasih sayang-Nya selalu membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya yang mau bertaubat. Istighfar dan taubat adalah dua kunci utama dalam penyucian jiwa (Tazkiyatun Nafs), yang dapat membersihkan hati dari noda dosa dan mendekatkan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا

“Dan barang siapa berbuat kejahatan atau menzalimi dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. An-Nisa: 110)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar jika seseorang benar-benar ingin bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wata’ala.


Apa Itu Istighfar dan Taubat?

1. Istighfar: Memohon Ampunan dari Allah Subhanahu Wata’ala

Secara bahasa, istighfar berasal dari kata “غَفَرَ” yang berarti menutupi atau mengampuni. Istighfar adalah permohonan seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar dosa-dosanya ditutupi dan diampuni.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari.”
(HR. Bukhari)

Jika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang maksum (terjaga dari dosa) saja beristighfar sebanyak itu, bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan kesalahan?

2. Taubat: Kembali kepada Allah dengan Penuh Penyesalan

Taubat berasal dari kata “تَابَ” yang berarti kembali. Dalam Islam, taubat adalah proses kembali kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan menyesali dosa yang telah diperbuat dan bertekad untuk tidak mengulanginya.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah: 222)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang bertaubat bukan hanya diampuni, tetapi juga dicintai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.


Mengapa Istighfar dan Taubat Itu Penting?

  1. Menghapus Dosa dan Kesalahan
    Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ ٱلْخَطَّائِينَ ٱلتَّوَّابُونَ

“Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

  1. Mendapatkan Ketenangan Hati
    Orang yang banyak beristighfar akan merasakan ketenangan jiwa. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

  1. Membuka Pintu Rezeki dan Kemudahan Hidup
    Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ لَزِمَ ٱلٙٱسْتِغْفَارَ جَعَلَ ٱللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa yang selalu beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitannya, memberikan kelapangan dari setiap kesedihannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)


Bagaimana Cara Taubat yang Diterima?

Para ulama menjelaskan bahwa taubat yang diterima (taubat nasuha) harus memenuhi tiga syarat:

  1. Menyesali dosa yang telah dilakukan
  2. Berhenti dari dosa tersebut secara total
  3. Berjanji untuk tidak mengulanginya lagi

Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak orang lain, maka harus ada tambahan syarat keempat, yaitu mengembalikan hak orang tersebut atau meminta maaf kepadanya.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًۭا

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”
(QS. At-Tahrim: 8)


Keutamaan Istighfar dan Taubat

  1. Allah akan mengganti keburukan dengan kebaikan
    Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًۭا صَٰلِحًۭا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَٰتٍۢ

“Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan Allah ganti keburukannya dengan kebaikan.”
(QS. Al-Furqan: 70)

  1. Dicintai Allah Subhanahu Wata’ala
    Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 222, Allah mencintai orang yang bertaubat dan menyucikan diri.

  2. Menghindarkan dari Azab Allah
    Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah tidak akan mengazab mereka, selama mereka beristighfar.”
(QS. Al-Anfal: 33)


Kesimpulan

Istighfar dan taubat adalah dua amalan yang harus selalu dilakukan setiap Muslim. Dengan banyak beristighfar dan bertaubat, hati akan menjadi bersih, hidup akan lebih tenang, dan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala akan selalu menyertai.

Semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu beristighfar dan bertaubat dengan tulus. Aamiin. 🤲🏻

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?