Amal Jariyah: Investasi Tanpa Batas

Pendahuluan

Setiap manusia pasti akan meninggalkan dunia ini. Namun, ada sebagian amal yang tetap mengalirkan pahala bagi pelakunya, meskipun jasadnya telah dikubur. Itulah amal jariyah—amal yang terus menghasilkan pahala tanpa batas waktu, selama manfaatnya masih dirasakan. Islam memberikan perhatian besar terhadap amal jariyah karena ia merupakan bentuk sedekah yang paling berkelanjutan dan bernilai tinggi di sisi Allah ﷻ. Artikel ini akan membahas definisi, dalil, jenis-jenis, dan keutamaannya berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi ﷺ.

Dalil-Dalil tentang Amal Jariyah

1. Al-Qur’an: Pahala Terus Mengalir

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ سِرًّۭا وَعَلَانِيَةًۭ يَرْجُونَ تِجَـٰرَةًۭ لَّن تَبُورَ ﴿ ﴾ لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌۭ شَكُورٌۭ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah karunia-Nya kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.” (QS. Fāṭir: 29–30)

Ayat ini menunjukkan bahwa sedekah, termasuk yang berupa amal jariyah, adalah bentuk investasi yang tidak akan pernah merugi.

2. Hadits: Tiga Amal yang Tidak Terputus

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ ٱبْنُ آدَمَ ٱنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)

Hadits ini menjadi landasan utama dalam memahami amal jariyah, yaitu amal yang terus menghasilkan pahala setelah seseorang wafat.

Jenis-Jenis Amal Jariyah

1. Membangun Masjid

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ بَنَىٰ مَسْجِدًۭا لِلَّهِ بَنَىٰ ٱللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِى ٱلْجَنَّةِ

Dari Utsman bin Affan رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah semisalnya di surga.” (HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533)

Masjid adalah pusat ibadah, ilmu, dan dakwah. Selama digunakan, pahala terus mengalir kepada orang yang membangunnya.

2. Mendistribusikan Mushaf Al-Qur’an

Memberikan Al-Qur’an kepada orang yang membacanya atau menyediakan perpustakaan Islam termasuk dalam amal jariyah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ ٱللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَٱلْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh.” (HR. Tirmidzi no. 2910, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)

Pahala dari setiap huruf yang dibaca akan kembali kepada orang yang menyumbangkannya.

3. Mengalirkan Air (Sumur, Pipa Air, dan Sejenisnya)

Sedekah air adalah salah satu bentuk amal jariyah yang sangat dianjurkan. Banyak hadits menunjukkan keutamaannya, seperti:

سُئِلَ ٱلنَّبِيُّ ﷺ: أَيُّ ٱلصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: سَقْيُ ٱلْمَاءِ

Dari Sa’d bin Ubadah رضي الله عنه, beliau bertanya kepada Nabi ﷺ: “Sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab: ‘Memberi air minum.’” (HR. Abu Dawud no. 1670, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)

4. Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat

Menulis buku, membuat konten dakwah, mengajar Al-Qur’an, atau mendirikan lembaga pendidikan adalah amal jariyah yang sangat besar pahalanya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰٓئِكَتَهُ وَأَهْلَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ حَتَّى ٱلنَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا، وَحَتَّى ٱلْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَىٰ مُعَلِّمِ ٱلنَّاسِ ٱلْخَيْرَ

Dari Abu Umamah رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya dan ikan di laut, semuanya mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi no. 2685, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)

5. Mendidik Anak Shalih

Anak yang shalih adalah aset akhirat yang luar biasa. Pendidikan, doa, dan keteladanan yang baik akan menjadi amal jariyah bagi orang tuanya.

Amal Jariyah di Zaman Modern

  • Mendanai pembuatan aplikasi atau situs dakwah

  • Membantu pembangunan rumah tahfidz dan pesantren

  • Mewakafkan tanah untuk kegiatan sosial

  • Membeli alat bantu bagi penyandang disabilitas

  • Berkontribusi pada wakaf produktif

Penutup

Amal jariyah adalah bentuk investasi abadi yang tidak akan pernah rugi. Selama amal itu terus dimanfaatkan orang lain, pahalanya terus mengalir meski jasad telah dikubur. Maka jangan tunda untuk menanam amal jariyah mulai dari sekarang, sekecil apa pun nilainya. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk orang-orang yang cerdas, yang memanfaatkan waktu di dunia untuk menanam kebaikan yang tak terputus di akhirat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?