Pendahuluan
Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah ﷺ. Namun, ilmu tidak akan membawa manfaat kecuali jika disertai dengan adab yang benar. Dalam Islam, adab menuntut ilmu memiliki kedudukan tinggi dan menjadi syarat utama agar ilmu menjadi berkah. Artikel ini akan membahas adab-adab menuntut ilmu berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah yang shahih, dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh setiap Muslim.
Keutamaan Ilmu dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Allah ﷻ berfirman:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍۢ
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujādilah: 11)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)
Adab Menuntut Ilmu Menurut Al-Qur’an dan Sunnah
1. Ikhlas Karena Allah ﷻ
Tujuan utama menuntut ilmu adalah mencari keridhaan Allah ﷻ, bukan untuk popularitas, kekuasaan, atau kepentingan dunia lainnya.
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah ﷺ juga memperingatkan:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَىٰ بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِّنَ ٱلدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ ٱلْجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa mempelajari ilmu yang seharusnya dilakukan untuk mencari wajah Allah, namun dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan bagian dari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu Dawud no. 3664, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)
2. Tawadhu’ (Rendah Hati)
Ilmu tidak akan masuk ke hati yang sombong. Penuntut ilmu harus bersikap rendah hati terhadap guru, ilmu, dan sesama penuntut ilmu.
وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًۭا
“Dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al-Isrā’: 37)
Imam Malik رحمه الله berkata:
لَا يُؤْخَذُ الْعِلْمُ بِرَاحَةِ الْجَسَدِ، وَلَا بِكِبْرِ الْقَلْبِ
“Ilmu tidak akan diperoleh dengan jasad yang malas dan hati yang sombong.”
3. Menghormati Guru
Menghormati guru termasuk adab yang sangat penting. Nabi Musa عليه السلام bahkan berjalan jauh demi menuntut ilmu dari Khidhir عليه السلام dengan penuh hormat dan kesabaran (lihat QS. Al-Kahfi: 60–82).
Dalam sebuah atsar dari Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما disebutkan:
كُنْتُ أُقَبِّلُ يَدَ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَأَقُولُ: هَكَذَا أُمِرْنَا أَنْ نُكْرِمَ أَهْلَ الْعِلْمِ
“Aku mencium tangan Zaid bin Tsabit dan berkata: ‘Beginilah kami diperintahkan untuk memuliakan ahli ilmu.’” (Riwayat Ad-Darimi dalam Muqaddimah Sunannya)
4. Sabar dalam Menuntut Ilmu
Ilmu membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat.
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَاةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Imam Syafi’i رحمه الله berkata:
لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنَبِّئُكَ عَنْ تَفْصِيلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ، وَحِرْصٌ، وَاجْتِهَادٌ، وَبُلْغَةٌ، وَإِرْشَادُ أُسْتَاذٍ، وَطُولُ زَمَانٍ
“Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, sabar, biaya, petunjuk guru, dan waktu yang lama.”
5. Mengamalkan Ilmu
Ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Bahkan bisa menjadi hujjah atas diri sendiri di hari kiamat.
كَبُرَ مَقْتًۭا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 3)
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ ٱلْقِيَامَةِ حَتَّىٰ يُسْأَلَ عَنْ… وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ بِهِ
Dari Abu Barzah al-Aslami رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya… dan tentang ilmunya, apa yang dia amalkan dari ilmunya itu.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)
Penutup
Adab dalam menuntut ilmu adalah syarat utama agar ilmu membawa berkah dan manfaat. Dengan ikhlas, tawadhu’, menghormati guru, sabar, serta mengamalkan ilmu, seorang penuntut ilmu akan menjadi pribadi yang dicintai Allah ﷻ dan dirindukan surga. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang diberi ilmu yang bermanfaat dan hati yang tunduk kepada-Nya.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|