Pengantar
Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ sendiri menegakkan shalat malam di bulan suci ini dan memberikan motivasi kepada umatnya untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat.
Shalat Tarawih merupakan bagian dari Qiyam Ramadhan, yaitu shalat malam yang dilakukan khusus di bulan Ramadhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas hukum shalat Tarawih, jumlah rakaat yang sesuai sunnah, serta keutamaannya berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan hadits shahih.
1. Hukum Shalat Tarawih
Shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang menegakkan shalat (Tarawih) di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 37, Muslim no. 759)
Dari hadits ini, kita memahami bahwa shalat Tarawih memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa-dosa yang telah lalu jika dilakukan dengan keikhlasan dan penuh keimanan.
2. Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
1. Shalat 11 Rakaat (8 Rakaat Tarawih + 3 Rakaat Witir) yang Lebih Utama
Jumlah rakaat shalat Tarawih yang sesuai dengan sunnah dan lebih utama adalah 11 rakaat. Ini berdasarkan hadits dari Aisyah رضي الله عنها yang mengatakan:
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَىٰ عَشْرَةَ رَكْعَةً
“Rasulullah ﷺ tidak pernah shalat malam di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan lebih dari sebelas rakaat.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 1147, Muslim no. 738)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ menunaikan shalat malam, termasuk Tarawih di bulan Ramadhan, sebanyak 11 rakaat, yaitu 8 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witir.
2. Shalat 20 Rakaat yang Dilakukan di Masa Umar bin Khattab رضي الله عنه
Di zaman Khalifah Umar bin Khattab رضي الله عنه, beliau memerintahkan umat Islam untuk shalat Tarawih berjamaah dengan 20 rakaat.
Dari Sa’ib bin Yazid رضي الله عنه, ia berkata:
أَمَرَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ وَتَمِيمًا الدَّارِيَّ أَنْ يَقُومَا لِلنَّاسِ بِإِحْدَى وَعِشْرِينَ رَكْعَةً
“Umar bin Khattab memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad-Dari untuk mengimami shalat bagi orang-orang dengan 21 rakaat (20 rakaat Tarawih dan 1 rakaat Witir).”
📖 (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ no. 250, Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra no. 12189)
Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat 20 rakaat ini merupakan bagian dari ijtihad sahabat, karena tidak ada batasan jumlah rakaat dalam shalat malam, namun yang lebih utama tetap mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, yaitu 11 rakaat.
3. Tarawih Lebih dari 20 Raka’at, Ijtihad Siapa?
Dalam perkembangannya, sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah raka’at tarawih tidak terbatas dan boleh lebih dari 20 raka’at. Hal ini berdasarkan kaidah bahwa shalat malam tidak memiliki batasan raka’at tertentu, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى
“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at.”
(HR. Al-Bukhari, no. 990; Muslim, no. 749)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله mengatakan:
“Ketika Umar mengumpulkan orang-orang untuk shalat 20 raka’at, lalu mereka shalat dengan bacaan yang panjang, maka itu baik. Jika mereka shalat 36 raka’at, atau 40 raka’at, atau lebih sedikit atau lebih banyak, maka hal itu juga baik. Sebagaimana jumlah raka’at dalam qiyamullail tidak ditentukan oleh Rasulullah ﷺ dengan jumlah tertentu.”
(Majmu’ Al-Fatawa, 23/113)
Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله juga berpendapat bahwa jumlah raka’at shalat malam bersifat luas. Dalam riwayat, beliau pernah mengerjakan 36 raka’at tarawih di Masjidil Haram, mengikuti tradisi penduduk Madinah yang mengerjakan lebih dari 20 raka’at.
Syaikh Bin Baz رحمه الله dan Syaikh Al-Albani رحمه الله berpendapat bahwa yang paling utama bukan jumlah raka’atnya, tetapi khusyuk dan tuma’ninah dalam shalat.
3. Cara Melaksanakan Shalat Tarawih 11 Rakaat Sesuai Sunnah
Berdasarkan riwayat hadits, cara shalat Tarawih yang dilakukan Rasulullah ﷺ adalah dengan rakaat yang panjang dan penuh kekhusyukan. Ada dua cara yang bisa dilakukan sesuai sunnah, dan keduanya boleh dipilih, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Aisyah رضي الله عنها.
1. Melakukan 8 Rakaat dengan 2 Rakaat Salam
Dalam sebagian riwayat, Rasulullah ﷺ shalat malam dengan 2 rakaat salam, sebagaimana dalam hadits dari Ibnu Umar رضي الله عنهما:
صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَىٰ مَثْنَىٰ، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّىٰ رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّىٰ
“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian khawatir masuk waktu Subuh, maka shalatlah satu rakaat sebagai Witir.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 990, Muslim no. 749)
Berdasarkan hadits ini, cara pertama dalam menunaikan shalat Tarawih adalah dengan 8 rakaat yang dilakukan 2 rakaat salam, kemudian diakhiri dengan shalat Witir.
- 2 rakaat – salam
- 2 rakaat – salam
- 2 rakaat – salam
- 2 rakaat – salam
- Kemudian ditutup dengan shalat Witir 3 rakaat
2. Melakukan 4 Rakaat Sekali Salam
Sebagian riwayat juga menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ shalat malam dengan 4 rakaat salam, sebagaimana dalam hadits Aisyah رضي الله عنها:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا
“Rasulullah ﷺ shalat (malam) empat rakaat, jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat lagi, jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya. Lalu beliau shalat tiga rakaat (Witir).”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 1147, Muslim no. 738)
Dari hadits ini, cara kedua dalam menunaikan shalat Tarawih adalah dengan 4 rakaat salam:
- 4 rakaat – salam
- 4 rakaat – salam
- Kemudian ditutup dengan shalat Witir 3 rakaat
3. Shalat Witir 3 Rakaat
Setelah shalat Tarawih, Rasulullah ﷺ menutupnya dengan shalat Witir.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah shalat malam kalian yang terakhir adalah shalat Witir.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 998, Muslim no. 751)
Shalat Witir dapat dilakukan dengan dua cara:
- Dua rakaat salam, lalu satu rakaat salam
- Tiga rakaat sekaligus dengan satu salam
Kesimpulan
Jumlah rakaat shalat Tarawih yang lebih utama adalah 11 rakaat, terdiri dari:
- 8 rakaat Tarawih
- 3 rakaat Witir
Adapun cara pelaksanaannya boleh memilih:
✅ 8 rakaat dengan 2 rakaat salam, sesuai hadits Ibnu Umar رضي الله عنهما
✅ 4 rakaat-4 rakaat, sesuai hadits Aisyah رضي الله عنها
4. Keutamaan Shalat Tarawih
1. Menghapus Dosa yang Telah Lalu
Sebagaimana dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya, shalat malam di bulan Ramadhan menghapus dosa-dosa yang telah lalu jika dilakukan dengan keimanan dan keikhlasan.
2. Mendapat Pahala Seperti Shalat Semalam Penuh
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّىٰ يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Barang siapa yang shalat (Tarawih) bersama imam hingga selesai, maka dicatat baginya pahala seperti shalat semalam penuh.”
📖 (HR. At-Tirmidzi no. 806, Abu Dawud no. 1375, disahihkan oleh Al-Albani)
Kesimpulan
Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa shalat ini menghapus dosa-dosa yang telah lalu, dan melaksanakannya berjamaah memiliki pahala seperti shalat semalam penuh.
Jumlah rakaat shalat Tarawih yang lebih utama adalah 11 rakaat, terdiri dari:
- 8 rakaat Tarawih
- 3 rakaat Witir
Namun, di masa Umar bin Khattab رضي الله عنه, shalat Tarawih juga dilakukan 20 rakaat sebagai bentuk ijtihad sahabat, meskipun yang lebih utama tetap mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, yaitu 11 rakaat.
Semoga Allah ﷻ memberikan kita taufik untuk mengamalkan sunnah dalam shalat Tarawih dan menjadikannya sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Aamiin.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|