Menjaga Lisan Usai Hari Raya: Jauhi Ghibah dan Namimah

Lisan: Amanah yang Harus Dijaga

Usai perayaan Hari Raya Idul Adha, banyak momen berkumpul dan bersilaturahmi yang terjadi di tengah masyarakat. Namun, tanpa disadari, momen itu juga rawan menjadi ajang bergunjing dan menyebarkan kabar yang tidak semestinya. Padahal, menjaga lisan merupakan bagian dari ibadah yang sangat ditekankan dalam Islam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه)

Bahaya Ghibah dalam Al-Qur’an

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang tidak disukainya, meski benar adanya. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ mengibaratkan ghibah dengan memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati.

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌۭ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌۭ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)

Bahaya Namimah dalam Hadits Nabi ﷺ

Namimah (adu domba) adalah menyampaikan ucapan orang lain dengan maksud merusak hubungan antara dua pihak. Rasulullah ﷺ memperingatkan keras terhadap perbuatan ini.

Dari Hudzaifah رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini termasuk dalam derajat muttafaqun ‘alaih dan sangat kuat untuk dijadikan dalil tentang buruknya namimah.

Menjaga Lisan Pasca Hari Raya

1. Hindari Ghibah dalam Obrolan Ringan

Obrolan santai saat berkumpul usai Idul Adha sering kali melibatkan pembahasan tentang orang lain. Ini harus dihindari kecuali untuk tujuan maslahat syar’i seperti memberikan nasihat atau melindungi dari bahaya.

2. Jangan Menyebar Ucapan Orang Lain

Jika mendengar sesuatu dari seseorang, tahan diri untuk tidak menyampaikannya kepada orang lain, terutama jika bisa memicu pertikaian.

3. Gunakan Lisan untuk Kebaikan

Isi waktu bersama dengan dzikir, doa, atau saling menasihati dalam kebaikan. Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

“Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisannya) dan dua pahanya (kemaluannya), maka aku akan jamin untuknya surga.” (HR. Bukhari dari Sahl bin Sa’d رضي الله عنه)

Penutup

Idul Adha adalah momentum ketakwaan dan pengorbanan. Maka, jangan nodai dengan perbuatan lisan yang mencemari pahala ibadah. Jagalah lisan, hindari ghibah dan namimah, dan jadilah pribadi yang membawa kesejukan dalam masyarakat.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top