Mengelola Emosi dan Marah dalam Islam

Pengantar

Marah adalah bagian dari fitrah manusia. Namun jika tidak dikendalikan, marah dapat menjerumuskan seseorang pada ucapan dan perbuatan yang merusak. Islam sebagai agama rahmat memberikan bimbingan yang sempurna tentang cara mengelola emosi dan amarah, agar tidak menjadi pemicu kehancuran diri, keluarga, dan hubungan sosial.


1. Islam Menganjurkan Menahan Amarah

Allah ﷻ berfirman:

وَٱلْكَـٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
📖 (QS. Ali Imran: 134)

Menahan amarah adalah tanda kekuatan jiwa, bukan kelemahan.


2. Keutamaan Mengendalikan Marah dalam Hadits

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ ٱلشَّدِيدُ بِٱلصُّرَعَةِ، إِنَّمَا ٱلشَّدِيدُ ٱلَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِندَ ٱلْغَضَبِ

“Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam gulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”
📖 (HR. Al-Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609 – dari Abu Hurairah رضي الله عنه)


3. Sebab-Sebab Marah dan Cara Mengelolanya

Sebab-Sebab Umum Marah

  • Ego yang tinggi

  • Tidak sabar terhadap kekurangan orang lain

  • Lingkungan yang panas dan provokatif

  • Kurangnya dzikir dan pengendalian diri

Cara Mengelola Marah Menurut Islam

1. Diam

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

“Jika salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam.”
📖 (HR. Ahmad – dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

2. Mengubah Posisi

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ ٱلْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ

“Jika salah satu dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk. Jika belum hilang, maka hendaklah ia berbaring.”
📖 (HR. Abu Dawud no. 4782 – dari Abu Dharr رضي الله عنه)

3. Berwudhu

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ ٱلْغَضَبَ مِنَ ٱلشَّيْطَـٰنِ، وَإِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ خُلِقَ مِنَ ٱلنَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ ٱلنَّارُ بِٱلْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Api hanya bisa dipadamkan dengan air. Maka jika salah satu dari kalian marah, hendaklah ia berwudhu.”
📖 (HR. Ahmad no. 21394 – dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)


4. Menjadikan Sabar sebagai Gaya Hidup

Kesabaran bukan hanya saat tertimpa musibah, tapi juga saat menghadapi orang yang menyebalkan, ucapan yang menyakitkan, atau situasi yang memancing emosi.

Allah ﷻ berfirman:

وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ

“Bersabarlah, dan kesabaranmu itu tidak lain kecuali dengan (pertolongan) Allah.”
📖 (QS. An-Nahl: 127)


5. Buah Manis dari Menahan Marah

1. Dicintai Allah ﷻ

2. Dihormati manusia

3. Diberikan kelapangan hati

4. Dijauhkan dari penyesalan akibat ucapan atau tindakan yang tidak terkontrol


Kesimpulan

✅ Marah adalah ujian yang harus dikelola dengan iman dan akhlak
✅ Islam mengajarkan langkah-langkah praktis untuk menahan dan mengelola amarah
✅ Menjadi kuat bukan karena fisik, tetapi karena mampu menguasai diri di saat emosi memuncak
✅ Marah yang terkendali adalah kunci kedamaian hati dan keharmonisan sosial

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang sabar, kuat dalam menahan marah, dan lembut dalam bersikap. Aamiin.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?