Pendahuluan
Shalat adalah ibadah paling utama dalam Islam setelah syahadat. Ia merupakan tiang agama, penghapus dosa, dan sarana paling agung untuk bermunajat kepada Allah ﷻ. Namun, nilai shalat bukan hanya pada gerakannya, tetapi pada khusyuk-nya hati. Allah ﷻ hanya menerima shalat dari hamba yang menghadirkan hati dalam ibadahnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mempelajari dan mengamalkan kiat-kiat meraih kekhusyukan dalam shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Pentingnya Khusyuk dalam Shalat
Allah ﷻ berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ ﴿٢
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minūn: 1–2)
Ayat ini menunjukkan bahwa kekhusyukan adalah ciri utama keberuntungan seorang mukmin.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إِنَّ ٱلرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ مِنْ صَلَاتِهِ إِلَّا عُشْرُهَا، تُسْعُهَا، ثُمُنُهَا، سُبْعُهَا، سُدُسُهَا، خُمُسُهَا، رُبُعُهَا، ثُلُثُهَا، نِصْفُهَا
Dari Ammar bin Yasir رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba selesai dari shalatnya, namun tidak dicatat baginya kecuali sepersepuluhnya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya.” (HR. Abu Dawud no. 796, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)
Kiat-Kiat Meraih Khusyuk dalam Shalat
1. Memahami Makna Bacaan Shalat
Agar hati ikut hadir dalam shalat, maka sangat penting memahami arti bacaan yang diucapkan. Mulai dari takbir, doa iftitah, bacaan Al-Fatihah, ruku’, sujud, hingga tasyahhud.
2. Menjaga Wudhu dengan Sempurna
Wudhu yang dilakukan dengan tenang dan mengikuti sunnah akan membantu hati lebih bersih dan siap menghadap Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا تَوَضَّأَ ٱلْعَبْدُ فَأَحْسَنَ ٱلْوُضُوءَ، خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ، حَتَّىٰ تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ
Dari Utsman bin Affan رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Jika seorang hamba berwudhu dengan sempurna, maka dosa-dosanya akan keluar dari tubuhnya, bahkan keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim no. 245)
3. Menyadari Bahwa Sedang Menghadap Allah ﷻ
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ فِي ٱلصَّلَاةِ، فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ، فَلْيَنْظُرْ كَيْفَ يُنَاجِيهِ
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika salah seorang dari kalian berdiri dalam shalat, maka sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Rabb-nya. Maka perhatikanlah bagaimana ia bermunajat.”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)
Meresapi bahwa kita sedang menghadap Rabb Yang Maha Besar akan membuat hati lebih tunduk dan tenang.
4. Shalat di Awal Waktu dan Tidak Tergesa-gesa
Shalat di awal waktu membantu menenangkan jiwa, dan tidak tergesa-gesa adalah bagian dari kesempurnaan shalat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ ٱلْأَعْمَـٰلِ ٱلصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا
Dari Ummu Farwah رضي الله عنها, Rasulullah ﷺ bersabda: “Amal yang paling utama adalah shalat pada awal waktunya.” (HR. Abu Dawud no. 426, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)
5. Menundukkan Pandangan dan Fokus
Jangan melihat ke kanan-kiri, apalagi ke langit. Arahkan pandangan ke tempat sujud agar tidak terdistraksi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ يَرْفَعُونَ أَبْصَارَهُمْ إِلَى ٱلسَّمَاءِ فِي ٱلصَّلَاةِ أَوْ لَا تَرْجِعُ إِلَيْهِمْ
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Hendaklah orang-orang yang menoleh ke atas saat shalat menghentikannya, atau pandangan mereka tidak akan dikembalikan (hilang penglihatannya).”
(HR. Muslim no. 429)
Hal-Hal yang Mengganggu Khusyuk
-
Shalat dalam keadaan lapar
-
Menahan buang air kecil atau besar
-
Banyak gerakan sia-sia tanpa kebutuhan
-
Shalat dengan pikiran sibuk dunia
-
Lingkungan yang ramai dan tidak tenang
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا صَلَاةَ بِحَضْرَةِ ٱلطَّعَامِ، وَلَا وَهُوَ يُدَافِعُهُ ٱلْأَخْبَثَانِ
Dari Aisyah رضي الله عنها, Nabi ﷺ bersabda: “Tidak sah shalat ketika makanan telah disajikan, atau dalam keadaan menahan buang air besar dan kecil.” (HR. Muslim no. 560)
Penutup
Khusyuk dalam shalat bukan sekadar cita-cita, tetapi tujuan yang bisa dicapai dengan ilmu dan usaha. Dengan niat yang ikhlas, pemahaman yang benar, dan usaha berkelanjutan, setiap Muslim dapat merasakan manisnya kekhusyukan dalam shalat. Jadikan shalat sebagai sumber ketenangan, tempat mengadu, dan jalan untuk lebih dekat dengan Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|