Bahama – Islam di pulau-pulau Atlantik

1. 📌 Profil Singkat Negara

Lokasi: Kepulauan di Samudra Atlantik, sebelah timur Florida dan utara Kuba.
Luas Wilayah: ±13.878 km² (termasuk banyak pulau & cay kecil).
Jumlah Penduduk: sekitar 400.000 an jiwa (tergantung sensus terbaru).
Agama Mayoritas: Kristen (Anglikan, Baptis, Katolik) — sebagian besar populasi adalah penganut Kristen.
Populasi Muslim: Kurang dari 1 %, diperkirakan hanya beberapa ratus orang.
Kebebasan Beragama: Konstitusi Bahama bersifat sekuler, Muslim bebas beribadah, berdakwah, dan mendirikan tempat ibadah.

Keberadaan Muslim Bahama tercatat sejak era modern, terutama sejak tahun 1970-an ketika mahasiswa Bahama yang studi luar negeri memeluk Islam dan kembali ke tanah air.
Sebelumnya, ada catatan sejarah bahwa sebagian budak yang dibawa ke Bahama mengenal Islam (“pengikut Mahomet”) sebelum mereka dibaptis oleh tuan mereka.
Masjid / tempat ibadah Islam formal di Bahama mulai muncul di Nassau (pulau New Providence) dan pusat komunitas Islam mulai terbentuk.

Hanya satu masjid aktif di Nassau, yaitu Jamaa’ Ahlus Sunnah Bahamas Mosque yang didirikan sekitar tahun 1978.
Komunitas Muslim sekitar >300 orang di Nassau melakukan salat lima waktu berjamaah.
Di Freeport (pulau Grand Bahama), terdapat pusat Islam / Masjid Muslim Center #31 di Imperial Gardens yang menyelenggarakan salat Jumat mingguan dan kegiatan keislaman.
Organisasi Jamaat-Ul-Islaam of The Bahamas tercatat berdiri sejak Maret 1990 sebagai lembaga keagamaan dan amal yang terdaftar.
Dakwah lokal menghadapi tantangan media — media lokal sering menolak menayangkan program Islam, dan surat kabar enggan meliput kegiatan Muslim.

Nama tokoh internasional dari komunitas Islam Bahama kurang banyak dikenal.
Imam yang memimpin masjid utama di Nassau dikenal sebagai Imam Faisal AbdurRahmaan Hepburn.
Pengurus Jamaat-Ul-Islaam juga berperan sebagai tokoh lokal dalam komunitas Muslim Bahama.

Muslim di Bahama adalah kelompok minoritas sangat kecil (<1 %).
Mereka memiliki satu masjid aktif di Nassau dan satu pusat kegiatan keislaman di Freeport.
Tantangan:
• Media lokal yang enggan memuat program Islam atau menulis liputan Muslim.
• Minimnya jumlah da’i/imam tetap dan keterbatasan sumber daya dakwah.
• Komunitas tersebar di banyak pulau, sehingga sebagian Muslim di pulau kecil sulit mengakses masjid di Nassau.
• Persepsi publik terhadap Islam terkadang tidak dikenal atau disalahtafsirkan oleh masyarakat non-Muslim.

Media & representasi: pembatasan liputan kegiatan Islam menyulitkan dakwah publik.
Sekularisme & dominasi Kristen: masyarakat Kristen sangat dominan, nilai-nilai agama Kristen mendominasi sektor sosial dan budaya.
Isu identitas: sebagai minoritas, tantangan menjaga identitas Islam di tengah budaya lokal dan pengaruh Barat sangat nyata.
Resiko ajaran menyimpang: komunitas kecil rentan terhadap ajaran sesat atau ekstrem, perlu menjaga pemahaman sunnah dengan kuat.

Komunitas lokal berperan menjaga shalat berjamaah, kajian agama, dan memperkuat ukhuwah Muslim di Bahama.
Hubungan dengan komunitas Islam Karibia dan Amerika menjadi penting untuk dukungan dakwah, bantuan materi, dan pengiriman da’i.
Dakwah digital (media sosial, situs Islam) menjadi media strategis agar Muslim Bahama bisa terhubung dengan komunitas global.

Dengan perbaikan representasi media dan intensifikasi dakwah publik, Islam bisa lebih dikenal dan diterima oleh masyarakat Bahama.
Memperkuat pusat Islam di Nassau dan memperluas cabang di pulau lain akan membantu akses ibadah bagi yang di luar kota utama.
Pelatihan imam lokal dan peningkatan literatur Islam berbahasa Inggris serta materi dakwah lokal akan sangat mendukung komunitas.
Menjaga akidah dalam pemahaman Sunni dan menghindari pengaruh ajaran sesat akan menjaga integritas Islam di Bahama.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc