Adab Safar dan Etika Perjalanan Menurut Sunnah

Pendahuluan

Perjalanan atau safar adalah bagian dari kehidupan manusia. Dalam Islam, safar tidak hanya dipandang sebagai aktivitas fisik menuju suatu tempat, tetapi juga sarana untuk meraih keberkahan, menuntut ilmu, berdagang, atau menunaikan ibadah. Karena itu, Islam mengatur adab dan etika safar agar perjalanan menjadi ibadah yang bernilai pahala dan tidak terjerumus dalam kelalaian. Rasulullah ﷺ memberikan banyak bimbingan terkait safar—mulai dari niat, doa, hingga perilaku di perjalanan.


Makna dan Keutamaan Safar dalam Islam

Safar memiliki banyak tujuan syar’i: menuntut ilmu, berdakwah, menunaikan ibadah haji atau umrah, berdagang secara halal, hingga silaturahmi. Islam tidak melarang safar, bahkan menganjurkan jika untuk tujuan kebaikan.

Allah ﷻ berfirman:

وَءَاخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِى ٱلْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَءَاخَرُونَ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ

“Dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah, dan yang lain berperang di jalan Allah.” (QS. Al-Muzzammil: 20)

Rasulullah ﷺ sendiri banyak melakukan safar dalam rangka hijrah, jihad, haji, umrah, dan berdakwah. Maka siapa pun yang meneladani safar beliau dengan niat yang baik akan mendapatkan pahala besar.


Adab-Adab Safar Menurut Sunnah

1. Niat yang Ikhlas karena Allah ﷻ

Setiap perjalanan hendaknya diniatkan untuk kebaikan dan dalam rangka mencari ridha Allah ﷻ. Jangan safar untuk maksiat atau kesia-siaan.

إِنَّمَا ٱلْأَعْمَـٰلُ بِٱلنِّيَّـٰتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ ٱمْرِئٍۢ مَا نَوَىٰ

“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

2. Shalat Istikharah Sebelum Safar

Jika safar dilakukan untuk urusan penting, disunnahkan untuk shalat istikharah agar mendapatkan bimbingan dari Allah ﷻ.

3. Berdoa Ketika Akan Berangkat

Rasulullah ﷺ bersabda saat safar:

ٱللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَـٰذَا ٱلْبِرَّ وَٱلتَّقْوَىٰ، وَمِنَ ٱلْعَمَلِ مَا تَرْضَى، ٱللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَـٰذَا، وَٱطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، ٱللَّهُمَّ أَنتَ ٱلصَّاحِبُ فِى ٱلسَّفَرِ، وَٱلْخَلِيفَةُ فِى ٱلْأَهْلِ…

Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ apabila naik kendaraan untuk safar, beliau membaca doa di atas. (HR. Muslim no. 1342)

4. Tidak Safar Sendirian

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ ٱلنَّاسُ مَا فِى ٱلْوَحْدَةِ مَا سَارَ رَاكِبٌ لَيْلًا وَحْدَهُ

Dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما, Nabi ﷺ bersabda: “Seandainya manusia tahu apa bahayanya bepergian sendirian di malam hari, niscaya tidak ada seorang pun yang bepergian sendirian.” (HR. Bukhari no. 2998)

Disunnahkan safar bersama rombongan dan menunjuk pemimpin di antara mereka.

5. Mempercepat Pulang Setelah Urusan Selesai

Rasulullah ﷺ bersabda:

ٱلسَّفَرُ قِطْعَةٌۭ مِّنَ ٱلْعَذَابِ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ نَوْمَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ، فَإِذَا قَضَىٰ أَحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ، فَلْيَعْجِلْ إِلَىٰ أَهْلِهِ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Safar itu bagian dari siksa, karena menghalangi seseorang dari tidur, makan, dan minumnya. Maka apabila telah selesai urusannya, hendaknya ia segera kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927)


Etika Perjalanan dalam Islam

  • Tidak mengganggu orang lain di jalan

  • Menjaga kebersihan di kendaraan dan tempat singgah

  • Tidak meninggikan suara yang mengganggu

  • Menjaga aurat dan adab berpakaian

  • Menjaga shalat tepat waktu, walau dalam kondisi safar

  • Menghindari ghibah dan maksiat di perjalanan

  • Berinteraksi dengan masyarakat lokal dengan baik dan tidak sombong


Rukhshah (Keringanan) Saat Safar

Allah ﷻ memberikan berbagai kemudahan bagi musafir, seperti:

  • Boleh menjamak dan mengqashar shalat

  • Boleh tidak berpuasa Ramadhan jika memberatkan

  • Boleh tayammum jika kesulitan berwudhu

Allah ﷻ berfirman:

وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 185)


Penutup

Safar dalam Islam bukan hanya soal berpindah tempat, tapi juga ladang amal dan pembuktian keimanan. Dengan adab dan etika yang diajarkan Rasulullah ﷺ, safar akan menjadi perjalanan penuh keberkahan dan keselamatan. Mari kita jaga niat, perhatikan sunnah, dan tunaikan adab safar dengan sebaik-baiknya agar setiap langkah kita bernilai ibadah di sisi Allah ﷻ.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top