Pengantar
Tauhid adalah inti ajaran Islam, dan menjadi misi utama seluruh para nabi dan rasul. Sejak Nabi Nuh عليه السلام hingga Nabi Muhammad ﷺ, dakwah mereka dimulai dengan seruan untuk mengesakan Allah ﷻ dan meninggalkan semua bentuk kesyirikan. Ini menunjukkan bahwa pembenahan aqidah adalah fondasi pertama dalam perbaikan umat. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana tauhid menjadi tema sentral dalam dakwah para nabi, berdasarkan dalil Al-Qur’an yang jelas dan tegas.
Tauhid Sebagai Misi Utama Para Nabi
Dakwah para nabi selalu dimulai dengan ajakan kepada tauhid. Tidak satu pun nabi yang memulai dakwahnya dengan seruan kepada hukum, akhlak, atau muamalah sebelum menegakkan aqidah yang benar.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ
Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (yang menyerukan): Sembahlah Allah dan jauhilah thāghūt (QS. An-Nahl: 36)
Ayat ini menjadi prinsip dakwah seluruh para nabi: menegakkan ibadah kepada Allah ﷻ dan mengingkari segala sesembahan selain-Nya.
Tauhid dalam Dakwah Nabi Nuh عليه السلام
Nabi Nuh عليه السلام adalah rasul pertama yang diutus kepada umat manusia setelah terjadinya penyimpangan aqidah di tengah mereka. Seruannya kepada kaumnya adalah ajakan kepada tauhid.
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَقَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada sesembahan bagi kalian selain Dia. Sesungguhnya aku khawatir kalian akan ditimpa azab pada hari yang besar (QS. Al-A‘rāf: 59)
Dakwah ini terus beliau ulang selama 950 tahun, namun hanya sedikit yang beriman, menunjukkan bahwa tauhid adalah ujian dan perjuangan berat.
Tauhid dalam Dakwah Nabi Hūd عليه السلام
Nabi Hūd عليه السلام juga menyeru kaumnya, ‘Ād, kepada ibadah hanya kepada Allah ﷻ.
يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada sesembahan bagi kalian selain Dia. Maka mengapa kalian tidak bertakwa? (QS. Al-A‘rāf: 65)
Beliau mengingkari kesyirikan mereka dan menjelaskan kebatilan menyembah selain Allah ﷻ.
Tauhid dalam Dakwah Nabi Shāliḥ عليه السلام
Begitu pula dengan Nabi Shāliḥ عليه السلام kepada kaum Tsamūd:
يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥ
Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada sesembahan bagi kalian selain Dia (QS. Al-A‘rāf: 73)
Meski diberi mukjizat berupa unta betina yang keluar dari batu, mereka tetap dalam kesyirikan dan akhirnya dibinasakan.
Tauhid dalam Dakwah Nabi Ibrāhīm عليه السلام
Nabi Ibrāhīm عليه السلام adalah imam dalam dakwah tauhid. Beliau menghancurkan berhala-berhala kaumnya dan berlepas diri dari kekufuran dan kesyirikan.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦٓ إِنَّنِى بَرَآءٌۭ مِّمَّا تَعْبُدُونَ
إِلَّا ٱلَّذِى فَطَرَنِى فَإِنَّهُۥ سَيَهْدِينِ
Dan (ingatlah) ketika Ibrāhīm berkata kepada ayah dan kaumnya: Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali Tuhan yang menciptakanku; maka sesungguhnya Dia akan memberi petunjuk kepadaku (QS. Az-Zukhruf: 26–27)
Beliau bukan hanya mengajak kepada tauhid, tetapi juga menolak secara tegas dan terbuka segala bentuk kesyirikan.
Tauhid dalam Dakwah Nabi Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ diutus kepada umat ini dengan membawa seruan yang sama:
قُولُوا۟ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ تُفْلِحُوا۟
Katakanlah: Laa ilaaha illallah, niscaya kalian akan beruntung (HR. Ahmad, dari sahabat Abū Hurairah رضي الله عنه, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Beliau ﷺ berdakwah kepada tauhid selama 13 tahun di Makkah sebelum turun perintah syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya mendahulukan perbaikan aqidah dalam setiap upaya dakwah.
Penutup
Seluruh dakwah para nabi dimulai dengan menyeru kepada tauhid. Tidak ada dakwah yang sukses tanpa membenahi aqidah terlebih dahulu. Inilah pelajaran besar bagi umat Islam hari ini. Kita tidak akan bisa memperbaiki umat tanpa membangkitkan kembali pemahaman tauhid yang benar. Maka, marilah kita menapaki jejak para nabi: menyeru kepada ibadah hanya kepada Allah ﷻ dan memerangi segala bentuk kesyirikan.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|