Khutbah Pertama
الحمد لله الذي بنعمته تتمّ الصالحات، وبتوفيقه تزداد الطاعات، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ﷺ، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً.
**أما بعد، فيا عباد الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله ﷻ، فهي وصية الله للأولين والآخرين، قال ﷻ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Puasa Syawal: Tanda Istiqamah Setelah Ramadhan
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah ﷻ,
Kita masih berada di bulan Syawal, bulan setelah Ramadhan. Saat sebagian orang telah merasa cukup karena telah berpuasa sebulan penuh, Islam justru mengajarkan kepada kita untuk menyambung amalan itu dengan puasa enam hari di bulan Syawal.
Dari Abu Ayyub Al-Anshari رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِّنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun.”
(HR. Muslim no. 1164)
Hadits ini menunjukkan keutamaan besar dari puasa Syawal. Mengapa disebut seperti puasa setahun penuh? Karena satu bulan Ramadhan = 10 bulan (pahala dilipatgandakan sepuluh kali), dan 6 hari Syawal = 60 hari (2 bulan). Maka genaplah 12 bulan (1 tahun) pahala puasa bagi yang mengamalkannya.
Fikih Singkat Puasa Syawal
Para ulama menjelaskan beberapa hal terkait puasa Syawal:
-
Boleh dilakukan berturut-turut atau terpisah.
Yang utama memang berturut-turut, tapi bila tidak mampu, maka boleh dipisah sepanjang masih di bulan Syawal. -
Tidak harus langsung setelah Idul Fitri.
Puasa bisa dimulai pada tanggal 2 Syawal, atau hari-hari lainnya di bulan ini. -
Hanya berlaku bagi yang menunaikan puasa Ramadhan dengan sempurna.
Bagi yang masih memiliki qadha, disarankan untuk menyelesaikan qadha dahulu, lalu puasa Syawal.
Melanjutkan Amal Adalah Tanda Ketakwaan
Jamaah yang dirahmati oleh Allah ﷻ,
Tujuan utama dari puasa Ramadhan bukanlah sekadar menahan lapar dan haus, tetapi membentuk pribadi yang bertakwa, sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Takwa tidak berhenti di Ramadhan. Justru setelah Ramadhan-lah ujian takwa yang sesungguhnya dimulai. Maka, siapa yang menjaga semangat amalnya setelah Ramadhan, maka itulah indikasi amal Ramadhannya diterima.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله ﷺ.
Meneladani Sunnah Nabi ﷺ dalam Menjaga Amal
Jamaah yang dimuliakan oleh Allah ﷻ,
Rasulullah ﷺ tidak hanya giat beribadah di bulan Ramadhan, tapi juga menjaga amalnya di bulan-bulan lainnya. Beliau puasa sunnah secara rutin, termasuk puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan tentu saja puasa Syawal.
Semangat beliau dalam menjaga sunnah ini menjadi teladan yang nyata bagi kita semua. Maka mari kita jadikan puasa Syawal sebagai langkah awal untuk menjaga kesinambungan ibadah setelah Ramadhan.
Jangan biarkan ibadah kita berhenti hanya karena Ramadhan telah berlalu. Mari jaga diri dengan puasa Syawal, teruskan dengan amal-amal sunnah lainnya, dan pertahankan ruh Ramadhan sepanjang tahun.
Penutup dan Doa
Jamaah sekalian,
Mari kita niatkan dengan ikhlas untuk melanjutkan ketaatan di bulan Syawal ini. Barang siapa yang jujur kepada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan memberinya taufik.
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِينَ، وَمِنْ الَّذِينَ يُدَاوِمُونَ عَلَى طَاعَتِكَ فِي كُلِّ الزَّمَانِ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|