Produk dan Akad dalam Perbankan Syariah

Akad Murabahah, Ijarah, Mudharabah, dan Musyarakah

Dalam perbankan syariah, terdapat sejumlah akad utama yang digunakan sebagai landasan transaksi.

  1. Murabahah
    Murabahah adalah akad jual beli dengan menyebutkan harga pokok barang dan margin keuntungan yang disepakati. Contoh praktiknya adalah pembiayaan rumah atau kendaraan, di mana bank membeli barang terlebih dahulu lalu menjualnya kepada nasabah dengan harga yang disepakati.

Dalilnya adalah firman Allah ﷻ:

وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاۚ

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah: 275)

  1. Ijarah
    Ijarah adalah akad sewa menyewa, baik atas barang maupun jasa, dengan imbalan tertentu. Misalnya, bank menyewakan rumah, kendaraan, atau peralatan kepada nasabah.

Dalilnya:

إِنِّيٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَيَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِي ثَمَٰنِيَ حِجَجٍۖ

“Aku bermaksud menikahkan engkau dengan salah satu dari kedua putriku ini dengan syarat engkau bekerja padaku selama delapan tahun.” (Al-Qashash: 27)

  1. Mudharabah
    Mudharabah adalah akad kerjasama usaha di mana pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan modal kepada pengelola (mudharib) untuk dikelola, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan.

Hadits Rasulullah ﷺ:

عَنْ صُهَيْبٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: ثَلاثٌ فِيهِنَّ الْبَرَكَةُ: الْبَيْعُ إِلَى أَجَلٍ، وَالْمُقَارَضَةُ، وَخَلْطُ الْبُرِّ بِالشَّعِيرِ لِلْبَيْتِ لَا لِلْبَيْعِ (رواه ابن ماجه وصححه الألباني)

“Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, mudharabah (bagi hasil), dan mencampur gandum dengan jelai untuk kebutuhan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan Al-Albani)

  1. Musyarakah
    Musyarakah adalah akad kerjasama usaha di mana masing-masing pihak menyertakan modal, kemudian keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai porsi modal.

Dalilnya adalah kaidah fiqh:
الغنم بالغرم
“Keuntungan sebanding dengan risiko.”


Qardh Hasan sebagai Layanan Sosial

Selain akad-akad bisnis, perbankan syariah juga menyediakan layanan sosial berupa qardh hasan (pinjaman kebajikan) tanpa bunga, hanya dengan kewajiban mengembalikan pokok pinjaman.

Allah ﷻ berfirman:

مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗۚ﴾ 

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya berlipat ganda.” (Al-Baqarah: 245)

Hadits Rasulullah ﷺ juga menyebutkan dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُقْرِضُ مُسْلِمًا قَرْضًا مَرَّتَيْنِ إِلَّا كَانَ كَصَدَقَتِهَا مَرَّةً (رواه ابن ماجه وحسنه الألباني)

“Tidaklah seorang Muslim memberikan pinjaman kepada Muslim lainnya dua kali, melainkan seperti ia bersedekah sekali.” (HR. Ibnu Majah, dihasankan Al-Albani)


Perbedaan Akad-akad Ini dengan Sistem Bunga

Perbedaan mendasar antara akad syariah dengan sistem bunga konvensional adalah:

  • Dalam akad syariah, keuntungan diperoleh dari transaksi riil yang sah, bukan dari tambahan atas pinjaman.

  • Tidak ada riba yang menzalimi salah satu pihak.

  • Risiko dan keuntungan dibagi bersama sesuai akad yang disepakati.

  • Qardh hasan murni untuk tolong-menolong, tanpa imbalan bunga.

Allah ﷻ menegaskan:

يَمْحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰا وَيُرْبِي ٱلصَّدَقَٰتِۗ

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al-Baqarah: 276)


Kesimpulan

Produk perbankan syariah berlandaskan akad-akad yang sesuai syariat seperti murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah, serta layanan sosial berupa qardh hasan. Semua ini menjadi solusi keuangan umat Islam yang bersih dari riba dan penuh keberkahan.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top