Perintah Hijrah dan Persiapan Strategis

Perintah Allah ﷻ untuk Berhijrah

Setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan, siksaan, dan pemboikotan dari kaum Quraisy di Makkah, akhirnya datanglah perintah dari Allah ﷻ untuk Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin agar berhijrah ke tempat yang lebih aman guna menegakkan agama. Allah ﷻ berfirman:

وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِلرَّسُولِ لَنُخْرِجَنَّكَ مِنْ أَرْضِنَآ أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَىٰٓ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ * وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ ٱلْأَرْضَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ

Dan orang-orang kafir berkata kepada rasul mereka, “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami.” Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu. Dan sesungguhnya Kami akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka.” (Surah Ibrahim: 13–14)

Ayat ini memberi kabar gembira bahwa hijrah adalah langkah strategis yang diperintahkan langsung oleh Allah ﷻ untuk menyelamatkan dakwah dan menegakkan syariat-Nya.

Hijrah Para Sahabat ke Madinah

Setelah peristiwa Baiat Aqabah Kedua, Rasulullah ﷺ memberi izin kepada para sahabatnya untuk berhijrah secara bertahap ke Madinah. Mereka pergi secara sembunyi-sembunyi atau dalam kelompok kecil agar tidak diketahui oleh kaum Quraisy.

Di antara mereka adalah Abu Salamah, Umar bin Khattab رضي الله عنه, Suhaib ar-Rumi رضي الله عنه, dan banyak lainnya. Sebagian dari mereka mengalami hambatan dan perlakuan keras dari keluarga atau kaum mereka sendiri, namun keimanan membuat mereka tetap teguh.

Hijrah para sahabat ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Ia menandai fase baru dalam perjuangan dakwah yang lebih terbuka dan terorganisir.

Strategi Nabi ﷺ dalam Merencanakan Hijrah

Ketika perintah hijrah telah datang kepada Rasulullah ﷺ, beliau tidak langsung berangkat begitu saja. Beliau ﷺ menyusun strategi matang untuk menghindari pengawasan ketat Quraisy. Salah satu strategi utama beliau adalah menunggu waktu yang tepat dan memastikan rute hijrah aman.

Beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh Nabi ﷺ:

  1. Menunggu izin dari Allah ﷻ dan isyarat waktu yang paling pas.

  2. Memilih sahabat setia sebagai teman hijrah, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه.

  3. Mempersiapkan kendaraan dan logistik jauh-jauh hari. Abu Bakar رضي الله عنه telah menyiapkan dua unta terbaik.

  4. Menyuruh Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه tidur di tempat tidurnya untuk mengecoh Quraisy.

  5. Bersembunyi di Gua Tsur selama tiga malam agar kejaran Quraisy gagal menemukan jejak mereka.

Ketika Abu Bakar رضي الله عنه khawatir karena kaum Quraisy sampai di depan gua, Rasulullah ﷺ menenangkannya:

لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (Surah At-Taubah: 40)

Kebijakan, kecerdasan, dan tawakal Rasulullah ﷺ dalam merencanakan hijrah menunjukkan pentingnya ikhtiar yang maksimal disertai iman yang kokoh.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top