Pendahuluan
Kepedulian terhadap kaum lemah dan miskin adalah salah satu nilai luhur dalam ajaran Islam. Agama ini tidak hanya mengajarkan ibadah secara ritual, tetapi juga menanamkan tanggung jawab sosial kepada setiap muslim agar peduli terhadap mereka yang membutuhkan.
Sikap peduli mencerminkan kelembutan hati, kasih sayang, dan rasa syukur atas nikmat Allah ﷻ. Islam mengajarkan bahwa keberkahan hidup tidak terletak pada banyaknya harta, tetapi pada sejauh mana harta itu membawa manfaat bagi orang lain.
Perintah Al-Qur’an untuk Memperhatikan Kaum Lemah
Allah ﷻ berfirman:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (Al-Insan: 8)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang beriman bukan hanya beribadah secara pribadi, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Mereka tidak menunggu kelebihan harta untuk berbagi, tetapi memberikan dari apa yang mereka cintai demi mencari ridha Allah ﷻ.
Dalam ayat lain, Allah ﷻ mengingatkan bahwa menelantarkan kaum lemah adalah tanda lemahnya iman dan kepedulian.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ، فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ، وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (Al-Ma’un: 1–3)
Ayat ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang mengaku beriman namun tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama.
Keteladanan Rasulullah ﷺ dalam Memperhatikan Kaum Lemah
Rasulullah ﷺ dikenal sebagai sosok yang sangat penyayang terhadap orang-orang miskin. Beliau ﷺ hidup sederhana, makan bersama mereka, bahkan lebih memilih hidup bersahaja agar dekat dengan umatnya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah kalian diberi pertolongan dan rezeki kecuali karena (doa dan keberkahan) orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa keberadaan kaum lemah membawa keberkahan bagi umat Islam. Doa mereka menjadi sebab turunnya pertolongan dan rezeki dari Allah ﷻ.
Keutamaan Peduli terhadap Kaum Lemah
1. Mendapat Cinta dan Rahmat Allah ﷻ
Allah ﷻ mencintai orang yang berbuat baik kepada sesama, terutama kepada mereka yang lemah. Rasulullah ﷺ bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)
Kepedulian terhadap sesama adalah jalan menuju rahmat Allah ﷻ dan bukti nyata keimanan yang hidup di hati.
2. Dihapuskan Dosa dan Diberi Keberkahan
Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ menceritakan tentang seorang pelacur yang diampuni dosanya karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Jika menolong hewan saja mendatangkan ampunan Allah ﷻ, apalagi menolong sesama manusia yang lemah dan membutuhkan.
3. Meningkatkan Rasa Syukur dan Empati
Dengan membantu mereka yang kekurangan, seorang muslim akan semakin sadar betapa besar nikmat yang Allah ﷻ karuniakan. Rasa empati ini menumbuhkan ketenangan hati dan menjauhkan dari sifat sombong serta kikir.
Bentuk Kepedulian terhadap Kaum Lemah
1. Melalui Zakat dan Sedekah
Zakat adalah kewajiban setiap muslim yang mampu, sementara sedekah adalah wujud kesempurnaan iman dan kasih sayang. Allah ﷻ berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103)
Melalui zakat dan sedekah, harta menjadi berkah dan masyarakat menjadi sejahtera.
2. Memberi Pekerjaan atau Kesempatan
Kepedulian tidak selalu dalam bentuk uang. Memberi pekerjaan, peluang usaha, atau pelatihan kepada mereka yang lemah juga termasuk amal besar di sisi Allah ﷻ.
3. Menyantuni Anak Yatim dan Janda
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ
“Aku dan orang yang memelihara anak yatim akan berada di surga seperti ini.” (HR. Bukhari)
Beliau ﷺ mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, menunjukkan kedekatan posisi antara beliau dan orang yang menyantuni anak yatim di surga.
Penutup
Peduli kepada kaum lemah dan miskin adalah bagian dari akhlak mulia yang harus dijaga oleh setiap muslim. Islam menilai kepedulian sosial sebagai tanda ketakwaan, sedangkan sikap acuh dan sombong terhadap mereka sebagai tanda kerasnya hati.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
“Tidak beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.” (HR. Thabrani, hasan oleh Al-Albani)
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang peduli, dermawan, dan lembut hati, sehingga mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah ﷻ di dunia dan akhirat.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|

