Menghindari Dusta, Gibah, Namimah, dan Kata-Kata Kasar
Pendahuluan
Lisan adalah nikmat besar dari Allah ﷻ yang dengannya manusia bisa berkomunikasi, berdakwah, dan menyampaikan kebaikan. Namun, jika tidak dijaga, ia bisa menjadi sebab utama seseorang tergelincir ke dalam neraka. Dalam Islam, menjaga lisan termasuk dalam bentuk nyata dari kesempurnaan iman dan akhlak mulia. Oleh karena itu, seorang muslim dituntut untuk berbicara dengan baik atau diam, serta menjauhi dusta, gibah, namimah, dan kata-kata kasar.
Pentingnya Menjaga Lisan dalam Islam
1. Ukuran Kebaikan Iman dan Islam
Rasulullah ﷺ menjadikan pengendalian lisan sebagai ukuran kesempurnaan keislaman seseorang.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari, no. 6136; Muslim, no. 47)
2. Lisan Menjadi Penentu Nasib di Akhirat
Dari Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه, beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang amalan yang bisa memasukkan seseorang ke surga, lalu beliau menjelaskan dan bersabda:
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ ٱلنَّاسَ فِي ٱلنَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟
“Celaka engkau wahai Mu’adz, tidakkah manusia dilemparkan ke dalam neraka di atas wajah mereka, melainkan karena hasil dari ucapan lisan mereka?”
(HR. Tirmidzi, no. 2616; hasan shahih)
Jenis-Jenis Perkataan yang Harus Dihindari
1. Dusta: Awal dari Kehancuran
Dusta adalah sifat yang menghancurkan iman dan meruntuhkan kepercayaan. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahayanya dalam hadits:
وَإِنَّ ٱلْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى ٱلْفُجُورِ، وَإِنَّ ٱلْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى ٱلنَّارِ
“Dusta membawa kepada kefajiran, dan kefajiran membawa ke neraka.”
(HR. Bukhari, no. 6094; Muslim, no. 2607)
2. Gibah: Menggunjing dan Merusak Kehormatan
Gibah adalah membicarakan aib saudara kita yang jika ia mendengarnya, ia tidak suka, meskipun benar adanya.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian merasa jijik.”
(QS. Al-Hujurat: 12)
3. Namimah: Adu Domba yang Merusak Ukhuwah
Namimah adalah menyampaikan perkataan seseorang kepada yang lain dengan maksud merusak hubungan. Ini adalah dosa besar.
Dari Hudzaifah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَدْخُلُ ٱلْجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
(HR. Muslim, no. 105)
4. Kata-Kata Kotor dan Kasar
Islam melarang ucapan yang menyakitkan, caci maki, atau celaan. Lisan seorang muslim harus mencerminkan kelembutan dan kebersihan jiwa.
Dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ ٱلْمُؤْمِنُ بِٱلطَّعَّانِ، وَلَا ٱللَّعَّانِ، وَلَا ٱلْفَاحِشِ، وَلَا ٱلْبَذِيءِ
“Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berkata keji, atau berkata kotor.”
(HR. Tirmidzi, no. 1977; hasan sahih)
Adab Berbicara dalam Islam
1. Berkata Benar dan Jujur
Kejujuran adalah landasan utama dari ucapan yang diridhai oleh Allah ﷻ.
2. Menghindari Perdebatan yang Tidak Perlu
Berdebat tanpa ilmu atau hanya untuk menang sendiri adalah tindakan tercela.
3. Memilih Waktu dan Cara yang Tepat dalam Berbicara
Berkata baik juga harus ditempatkan dengan waktu, nada, dan situasi yang sesuai agar tidak menyinggung orang lain.
Kesimpulan
Menjaga lisan adalah bentuk nyata dari iman yang hidup. Ia adalah penjaga kehormatan, penguat ukhuwah, dan pelindung dari dosa. Seorang muslim sejati adalah mereka yang berhati-hati dalam ucapan, menjauh dari dusta, gibah, namimah, serta kata-kata kasar. Dengan menjaga lisan, seseorang telah menjaga dirinya dari banyak kebinasaan.
Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menjaga lisan, mengisi dengan kebaikan, dan menjauhkannya dari perkataan yang menyakiti dan merusak. Aamiin 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|