Mengikis Keyakinan Khurafat di Bulan Shafar

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي خلق الزمان والمكان، وجعل الشهور والليالي آياتٍ للمتقين، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.

أما بعد، فيا أيها الناس، أوصيكم ونفسي المقصرة أولًا بتقوى الله، فهي وصية الله لعباده الأولين والآخرين، قال تعالى:

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَإِيَّاكُمۡ أَنِ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ 

Sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu: “Bertakwalah kepada Allah”) (QS. An-Nisā’: 131).

عباد الله رحمكم الله،

Kita telah memasuki bulan Shafar, salah satu bulan dalam penanggalan Hijriyah yang sering dikaitkan oleh sebagian masyarakat dengan kesialan, bala, dan kemalangan. Keyakinan seperti ini adalah warisan jahiliyah yang harus ditinggalkan oleh umat Islam.

1. Penjelasan tentang Mitos dan Khurafat Bulan Shafar

Di masa jahiliyah, orang-orang Arab menganggap bulan Shafar sebagai bulan yang penuh kesialan. Mereka enggan bepergian, menikah, bahkan memulai urusan penting di bulan ini karena takut terkena musibah. Keyakinan ini tidak ada dasar dalam syariat.

Rasulullah ﷺ dengan tegas membatalkan keyakinan jahiliyah tersebut. Dalam hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه, beliau bersabda:

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ

Tidak ada penularan (yang bisa memberi mudarat dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial karena pertanda), tidak ada kepercayaan kepada burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Shafar (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menjelaskan bahwa kesialan bulan Shafar hanyalah khurafat, tidak ada hakikatnya sama sekali.

2. Dalil Bantahan terhadap Anggapan Sial di Bulan Shafar

Islam menolak segala bentuk tathayyur (merasa sial karena waktu, tempat, atau tanda tertentu). Rasa sial hanya akan melemahkan iman dan menumbuhkan ketergantungan pada selain Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ 

Katakanlah: “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal” (QS. At-Taubah: 51).


Khutbah Kedua

الحمد لله الذي أمرنا بالتوكل عليه، ونهانا عن اتباع الخرافات والظنون، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.

أما بعد، فيا عباد الله، اتقوا الله تعالى، وحققوا التوكل عليه وحده، ولا تلتفتوا إلى أوهام الجاهلية وخرافاتها.

3. Sikap Umat Islam terhadap Keyakinan Jahiliyah

Seorang Muslim harus meninggalkan seluruh bentuk keyakinan sial, termasuk kepercayaan terhadap bulan, hari, atau angka tertentu. Semua yang terjadi hanyalah qadha dan qadar Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَن رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ عَنْ حَاجَتِهِ فَقَدْ أَشْرَكَ

Barangsiapa yang tertahan urusannya karena merasa sial, maka ia telah berbuat syirik (HR. Ahmad, hasan).

4. Pentingnya Tawakkal dan Husnuzhan kepada Allah ﷻ

Mengikis khurafat bulan Shafar harus disertai dengan tawakkal penuh kepada Allah dan husnuzhan (berprasangka baik) kepada-Nya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

يُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الصَّالِحُ، الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ

Aku menyukai optimisme yang baik, yaitu ucapan yang baik) (HR. Bukhari dan Muslim).

Artinya, seorang Muslim hendaknya memulai harinya dengan doa, zikir, dan optimisme, bukan rasa takut yang lahir dari khurafat.


اللهم طهِّر قلوبنا من الشرك والشك والرياء، وارزقنا توكلًا صادقًا عليك، وإيمانًا كاملًا بقضائك وقدرك. اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك، واغفر لنا ولوالدينا ولجميع المسلمين.

اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، وانصر من نصر دينك وكتابك وسنة نبيك محمد ﷺ.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، والحمد لله رب العالمين.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top