Pengantar
Tauhid bukan hanya mengikrarkan Laa ilaaha illallah, tetapi juga menolak dan mengingkari semua sesembahan selain Allah ﷻ. Dalam Islam, kufur thāghūt adalah syarat mutlak sahnya tauhid. Tidak cukup hanya mengakui Allah ﷻ sebagai satu-satunya sesembahan, tetapi juga harus menolak segala bentuk tandingan-Nya. Artikel ini akan menjelaskan makna thāghūt, jenis-jenisnya, dan bagaimana kufur terhadap thāghūt merupakan kunci pertama menuju keimanan yang benar.
Makna Thāghūt
Secara bahasa, thāghūt berasal dari kata طغى yang berarti melampaui batas. Secara istilah, thāghūt adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah ﷻ dan ia ridha disembah. Termasuk juga dalam pengertian thāghūt adalah para pemimpin yang membuat hukum tandingan syariat Allah ﷻ, para dukun, peramal, dan sistem kekufuran yang menggantikan aturan Islam.
Ibnu Qayyim رحمه الله berkata:
الطاغوت: كل ما تجاوز به العبد حده من معبود أو متبوع أو مطاع
Thāghūt adalah segala sesuatu yang membuat seorang hamba melampaui batas dalam bentuk sesembahan, yang diikuti, atau yang ditaati.
Dalil tentang Kufur Thāghūt
Allah ﷻ menjadikan kufur kepada thāghūt sebagai syarat pertama keimanan. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:
فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Barang siapa yang kufur terhadap thāghūt dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang kepada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah: 256)
Ayat ini menunjukkan bahwa kufur thāghūt datang sebelum iman kepada Allah, sebagai syarat utama keislaman yang sah.
Jenis-jenis Thāghūt
Para ulama menyebutkan banyak bentuk thāghūt. Di antara yang paling utama adalah:
1. Setan
Sebagai penghasut utama kesyirikan dan kekufuran.
إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Sesungguhnya setan hanya mengajak pengikutnya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. Fāṭir: 6)
2. Dukun dan Peramal
Mereka mengaku mengetahui perkara gaib dan menipu manusia dengan bantuan jin.
رَسُولُ اللهِ ﷺ قَالَ: مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ
Barang siapa mendatangi dukun atau peramal lalu membenarkannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ (HR. Ahmad, dari sahabat Abū Hurairah رضي الله عنه, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
3. Penguasa yang Mengganti Hukum Allah
Yaitu mereka yang membuat hukum sendiri dan menolak hukum syariat.
أَفَحُكْمَ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًۭا لِّقَوْمٍۢ يُوقِنُونَ
Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al-Mā’idah: 50)
4. Orang yang Mengaku Mengetahui Ghaib
Seperti para penyihir, tukang tenung, atau bahkan orang yang mengaku mendapat wahyu setelah Nabi Muhammad ﷺ.
5. Yang Disembah selain Allah dan Ridha dengan Itu
Berhala, kuburan keramat, tokoh sesat yang dijadikan sesembahan, dan mereka ridha disembah.
Konsekuensi Kufur terhadap Thāghūt
-
Menolak untuk menyembah selain Allah ﷻ
-
Meninggalkan majelis-majelis syirik dan khurafat
-
Tidak ikut dalam perayaan agama lain
-
Mengingkari sistem yang menggantikan hukum Allah ﷻ
-
Tidak loyal kepada pelaku kesyirikan dan kekufuran
Seorang Muslim tidak akan bisa istiqamah dalam tauhid kecuali jika ia memusuhi thāghūt, baik dalam bentuk sesembahan, pemikiran, maupun sistem yang menyimpang.
Penutup
Kufur terhadap thāghūt adalah syarat pokok dalam merealisasikan tauhid. Banyak orang yang mengaku beriman kepada Allah ﷻ, tetapi masih loyal kepada thāghūt, bahkan membela dan mempromosikannya. Ini adalah penyimpangan besar dalam tauhid. Oleh karena itu, marilah kita pelajari makna thāghūt, jauhi semua bentuknya, dan kokohkan tauhid dalam hati, lisan, dan amal.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|