Kisah Nabi Ibrahim dan Keteladanan Tauhidnya

Pendahuluan

Nabi Ibrahim عليه السلام adalah salah satu nabi yang paling agung dan mulia dalam Islam. Beliau digelari sebagai Khalīlullāh (kekasih Allah ﷻ) dan menjadi teladan dalam keteguhan iman, pengorbanan, dan kesempurnaan tauhid. Dalam Al-Qur’an, kisah Nabi Ibrahim عليه السلام disebutkan berulang-ulang sebagai pelajaran penting bagi umat manusia agar meneladani akidah lurus dan perjuangannya melawan kesyirikan. Artikel ini akan mengangkat kisah Nabi Ibrahim عليه السلام serta keteladanan beliau dalam memegang tauhid sejati.


Keistimewaan Nabi Ibrahim عليه السلام

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةًۭ قَانِتًۭا لِّلَّهِ حَنِيفًۭا ۖ وَلَمْ يَكُ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ﴿١٢٠﴾

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam (teladan) yang taat kepada Allah, hanif (lurus dalam tauhid), dan sekali-kali bukan termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. An-Naḥl: 120)

Ayat ini menggambarkan betapa Nabi Ibrahim عليه السلام adalah sosok sempurna dalam tauhid. Ia menjadi ummah (teladan) sendiri dalam akidah dan ketaatan kepada Allah ﷻ.


Menolak Syirik Sejak Muda

Ketika masih muda, Nabi Ibrahim عليه السلام telah menunjukkan penolakannya terhadap penyembahan berhala. Ia mencari kebenaran dengan akal sehat dan fitrah yang lurus.

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًۭا ۖ قَالَ هَـٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْءَافِلِينَ ﴿٧٦﴾

“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘Inilah Tuhanku.’ Tetapi ketika bintang itu tenggelam, dia berkata, ‘Aku tidak suka yang tenggelam.’” (QS. Al-An‘ām: 76)

Ayat ini menggambarkan pencarian beliau terhadap Tuhan yang sejati, hingga akhirnya Allah ﷻ memberinya petunjuk dan menjadikannya imam dalam tauhid.


Menghancurkan Berhala dan Keteguhan dalam Tauhid

Nabi Ibrahim عليه السلام tidak hanya menolak penyembahan berhala, tetapi juga menghancurkannya dengan tangan sendiri.

فَجَعَلَهُمْ جُذَٰذًا إِلَّا كَبِيرًۭا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ ﴿٥٨﴾

“Lalu dia menjadikan berhala-berhala itu hancur berkeping-keping, kecuali berhala yang terbesar (di antara mereka), agar mereka kembali (dan bertanya) kepadanya.” (QS. Al-Anbiyā’: 58)

Tindakan ini menunjukkan keberanian luar biasa beliau dalam menegakkan tauhid dan melawan kemungkaran, meskipun harus menghadapi konsekuensi besar.


Keteguhan Saat Diuji dengan Api

Akibat dari dakwahnya yang menentang kesyirikan, Nabi Ibrahim عليه السلام dihukum oleh kaumnya dengan dibakar hidup-hidup. Namun, ia tetap teguh dan tawakal kepada Allah ﷻ.

قَالُوا۟ حَرِّقُوهُ وَٱنصُرُوٓا۟ ءَالِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَـٰعِلِينَ ﴿٦٨﴾ قُلْنَا يَـٰنَارُ كُونِى بَرْدًۭا وَسَلَـٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ ﴿٦٩﴾

“Mereka berkata, ‘Bakarlah dia dan tolonglah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak!’ Kami berfirman, ‘Wahai api, jadilah kamu dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!’” (QS. Al-Anbiyā’: 68–69)

Allah ﷻ menolong hamba-Nya yang beriman dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.


Keteladanan dalam Pengorbanan: Kisah Penyembelihan Ismail عليه السلام

Salah satu ujian terbesar adalah ketika beliau diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail عليه السلام, sebagai bentuk ketaatan.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ ﴿١٠٢﴾

“Ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!’ Ia menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’” (QS. Aṣ-Ṣāffāt: 102)

Inilah puncak ketundukan dan keteladanan dalam keimanan dan pengorbanan. Allah ﷻ kemudian menggantikan sembelihan tersebut dengan seekor domba.


Doa-Doa Nabi Ibrahim عليه السلام yang Penuh Tauhid

Doa-doa beliau menunjukkan kedalaman tauhid dan kepasrahannya kepada Allah ﷻ.

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ ﴿٤٠﴾

“Ya Rabbku, jadikanlah aku orang yang tetap melaksanakan shalat, dan (juga) dari keturunanku. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrāhīm: 40)


Penutup

Nabi Ibrahim عليه السلام adalah lambang keteguhan tauhid dan keikhlasan. Seluruh hidupnya adalah perjalanan iman yang penuh dengan ujian dan pengorbanan, namun ia tetap teguh di atas jalan tauhid. Kisah beliau adalah pelajaran abadi bagi setiap Muslim untuk menjadikan tauhid sebagai pondasi hidup. Maka, mari kita teladani semangat Nabi Ibrahim عليه السلام dalam mentauhidkan Allah ﷻ, menolak syirik, dan siap berkorban demi agama.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top