Pendahuluan
Keikhlasan adalah ruh dari setiap ibadah. Tanpa keikhlasan, amal yang dilakukan akan sia-sia, meskipun secara lahiriah terlihat besar. Allah ﷻ hanya menerima ibadah yang dilakukan dengan niat murni untuk-Nya semata, tanpa ada unsur riya’ (pamer ibadah kepada manusia).
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan itulah agama yang lurus.”
📖 (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini menegaskan bahwa ikhlas dalam beribadah adalah syarat utama diterimanya amal di sisi Allah ﷻ. Tanpa keikhlasan, ibadah yang dilakukan akan tertolak.
Apa Itu Keikhlasan?
Secara bahasa, ikhlas berarti bersih dan murni. Dalam istilah syar’i, ikhlas adalah melakukan amal hanya untuk mencari ridha Allah ﷻ, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا ٱلْأَعْمَالُ بِٱلنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
📖(HR. Bukhari, no. 1; Muslim, no. 1907)
Hadits ini menunjukkan bahwa niat adalah inti dari setiap amal. Jika niat seseorang murni karena Allah ﷻ, maka ibadahnya akan diterima. Namun, jika niatnya tercampur dengan riya’ atau tujuan duniawi, maka amalnya tidak akan bernilai di sisi Allah ﷻ.
Bahaya Riya’: Penyakit yang Merusak Ibadah
1. Riya’ Menghapus Amal
Salah satu bahaya terbesar dari riya’ adalah menghapus pahala amal ibadah. Allah ﷻ berfirman:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya, yang berbuat riya’.”
📖(QS. Al-Ma’un: 4-6)
Ayat ini memperingatkan bahwa orang yang shalat karena riya’ akan mendapatkan kecelakaan dan azab. Mereka mungkin secara lahiriah terlihat beribadah, tetapi hatinya tidak tertuju kepada Allah ﷻ.
2. Riya’ Termasuk Syirik Kecil
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ ٱلشِّرْكَ ٱلْأَصْغَرُ، فَسُئِلَ عَنْهُ فَقَالَ: ٱلرِّيَاءُ
_”Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Kemudian beliau ditanya, ‘Apa itu syirik kecil?’ Beliau menjawab, ‘Riya’.'”
📖(HR. Ahmad, no. 23630; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, no. 32)
Hadits ini menunjukkan bahwa riya’ bukan sekadar dosa biasa, tetapi termasuk syirik kecil karena seseorang melakukan ibadah bukan karena Allah ﷻ, melainkan untuk mendapatkan pujian manusia.
3. Orang yang Riya’ Termasuk yang Pertama Kali Masuk Neraka
Rasulullah ﷺ bersabda tentang tiga golongan yang pertama kali masuk neraka, yaitu:
- Orang yang berjihad bukan karena Allah, tetapi ingin disebut sebagai pemberani.
- Orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya agar dipuji sebagai alim.
- Orang yang bersedekah agar disebut sebagai dermawan.
Lalu Allah ﷻ berfirman kepada mereka:
فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَىٰ وَجْهِهِ فِي ٱلنَّارِ
“Engkau telah mendapatkan pujian yang kau cari di dunia.” Kemudian mereka diseret ke dalam neraka.” (HR. Muslim, no. 1905)
Hadits ini memperingatkan bahwa ibadah yang dilakukan untuk mencari pujian manusia akan berakhir dengan siksa neraka.
Cara Menjaga Keikhlasan dalam Ibadah
1. Selalu Mengoreksi Niat
Sebelum melakukan ibadah, tanyakan kepada diri sendiri:
✅ Apakah aku melakukan ini karena Allah ﷻ atau karena ingin dipuji?
✅ Apakah aku masih tetap melakukan ibadah ini jika tidak ada yang melihat?
2. Menyembunyikan Amal Kebaikan
Agar terhindar dari riya’, kita dianjurkan untuk menyembunyikan amal shalih. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَحْسَنْتَ فَأَحْسِنْ فِي سِرِّكَ
“Jika kamu berbuat baik, maka lakukanlah dengan diam-diam.”
📖 (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman, no. 6601)
Seperti sedekah, sebaiknya dilakukan tanpa diketahui orang lain.
3. Berdoa Memohon Keikhlasan
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa untuk menghindari riya’:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak aku ketahui.”
📖(HR. Ahmad, no. 3722; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 3731)
Kesimpulan
Keikhlasan adalah syarat diterimanya ibadah di sisi Allah ﷻ. Riya’ adalah penyakit hati yang dapat menghapus amal, termasuk syirik kecil, dan menjadi sebab seseorang masuk neraka. Oleh karena itu, setiap Muslim harus selalu menjaga niatnya agar tetap ikhlas karena Allah ﷻ.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas dalam beribadah. Aamiin. 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|