Syukur: Akhlak dalam Menikmati Nikmat

Bersyukur Bukan Hanya dengan Lisan, tapi Juga dengan Amal

Pendahuluan

Syukur adalah akhlak agung dalam Islam yang menunjukkan pengakuan dan penghargaan seorang hamba terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah ﷻ. Syukur bukan hanya berupa ucapan “alhamdulillah” di lisan, tetapi juga perwujudan nyata dalam amal, ketaatan, dan penggunaan nikmat pada jalan yang diridhai oleh-Nya. Syukur menunjukkan kecintaan dan kedekatan seorang hamba kepada Rabb-nya, dan menjadi sebab bertambahnya nikmat dan keberkahan.


Makna dan Hakikat Syukur

1. Syukur Adalah Kesadaran dan Tunduk kepada Pemberi Nikmat

Syukur bukan hanya mengakui nikmat, tetapi juga menisbatkannya kepada Allah ﷻ, menggunakannya untuk kebaikan, dan tidak mengingkarinya.

Allah ﷻ berfirman:

فَٱذْكُرُوٓنِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

“Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku).”
(QS. Al-Baqarah: 152)

2. Syukur Harus dengan Lisan, Hati, dan Amal

Syukur bukan hanya diucapkan, tapi juga dihayati dalam hati dan diamalkan melalui perbuatan.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

انْظُرُوا إِلَىٰ مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَىٰ مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ ٱللَّهِ

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian, dan jangan melihat kepada yang di atas kalian. Itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.”
(HR. Bukhari, no. 6490; Muslim, no. 2963)


Buah dari Syukur yang Benar

1. Nikmat Bertambah dan Dijaga oleh Allah ﷻ

Allah ﷻ berjanji bahwa siapa yang bersyukur, maka nikmatnya akan ditambah dan dijaga.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ

“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'”
(QS. Ibrahim: 7)

2. Menjadi Hamba yang Dicintai dan Didekatkan kepada Allah ﷻ

Syukur adalah bentuk ibadah dan cinta yang membuat hati semakin dekat kepada Rabb-nya. Para nabi dan orang shalih dikenal sebagai hamba yang banyak bersyukur.

Allah ﷻ memuji Nabi Nuh عليه السلام:

إِنَّهُۥ كَانَ عَبْدًۭا شَكُورًۭا

“Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”
(QS. Al-Isra: 3)


Cara Menunjukkan Syukur dengan Amal

1. Menggunakan Nikmat untuk Ketaatan

Kesehatan digunakan untuk ibadah, harta digunakan untuk sedekah, ilmu untuk mengajar, dan waktu untuk amal shalih.

Dari Aisyah رضي الله عنها, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ apabila shalat malam sampai kakinya bengkak, beliau ditanya:

لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ ٱللَّهِ وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا

“Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini padahal dosamu yang lalu dan yang akan datang telah diampuni?” Beliau menjawab: ‘Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?'”
(HR. Bukhari, no. 4837; Muslim, no. 2819)

2. Menyebut Nikmat dengan Pujian, Bukan Pamer

Menceritakan nikmat dengan tujuan menginspirasi dan memuji Allah ﷻ adalah bentuk syukur, bukan kesombongan.

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebutnya.”
(QS. Adh-Dhuha: 11)


Kesimpulan

Syukur adalah akhlak yang mencerminkan iman dan penghambaan yang tulus. Ia bukan hanya berupa kata, tetapi juga perbuatan nyata dalam memanfaatkan nikmat untuk mendekat kepada Allah ﷻ. Syukur yang benar akan membawa keberkahan, menambah nikmat, dan menjauhkan seseorang dari kufur nikmat yang bisa mengundang murka-Nya.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Aamiin 🤲🏻

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
1
Admin Yayasan Amal Mata Hati
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?