Pengantar
Hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah bukan sekadar perpindahan geografis, tetapi titik balik besar dalam sejarah Islam. Dalam peristiwa bersejarah ini, kita juga menyaksikan keteladanan luar biasa dari sahabat terbaik beliau, Abu Bakar Aṣ-Ṣiddīq رضي الله عنه. Kisah hijrah ini penuh pelajaran tentang keimanan, pengorbanan, tawakal, dan persaudaraan sejati.
Sebab dan Latar Belakang Hijrah
Selama lebih dari sepuluh tahun berdakwah di Makkah, Nabi ﷺ dan para pengikutnya menghadapi penindasan dari kaum Quraisy. Ketika tekanan semakin berat dan orang-orang Anshar membuka pintu Madinah untuk Islam, maka hijrah pun menjadi perintah dari Allah ﷻ sebagai solusi penyelamatan dakwah.
Allah ﷻ berfirman:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَـٰكِرِينَ
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkapmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat rencana, dan Allah pun membuat rencana. Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana. (Al-Anfāl: 30)
Proses Hijrah: Strategi, Tawakal, dan Keberanian
Hijrah Nabi ﷺ dilakukan dengan penuh strategi. Beliau memilih waktu malam untuk keluar, bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari, dan menyusun rute tidak biasa menuju Madinah.
Dalam hadits dari Anas bin Mālik رضي الله عنه disebutkan bahwa ketika mereka berada di gua, Abu Bakar رضي الله عنه berkata kepada Rasulullah ﷺ:
لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ إِلَىٰ قَدَمَيْهِ لَرَآنَا، فَقَالَ: مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِٱثْنَيْنِ ٱللَّهُ ثَالِثُهُمَا؟
“Jika salah seorang dari mereka menunduk ke bawah, pasti mereka akan melihat kita.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Apa pendapatmu tentang dua orang yang Allah adalah yang ketiganya?”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kalimat ini menunjukkan puncak ketawakkalan Nabi ﷺ dan juga menenangkan hati Abu Bakar رضي الله عنه.
Keteladanan Abu Bakar رضي الله عنه
Abu Bakar Aṣ-Ṣiddīq رضي الله عنه adalah satu-satunya sahabat yang menemani Rasulullah ﷺ dalam hijrah. Keteladanan beliau tampak dalam hal-hal berikut:
1. Siap Menemani di Saat Genting
Saat Rasulullah ﷺ menyampaikan bahwa beliau diperintahkan hijrah, Abu Bakar رضي الله عنه berkata:
ٱلصُّحْبَةَ يَا رَسُولَ ٱللَّهِ؟
“Teman perjalanan, wahai Rasulullah?”
Rasulullah ﷺ menjawab: نَعَمْ (Ya). Air mata Abu Bakar pun menetes karena haru.
2. Total dalam Menjaga Nabi ﷺ
Sepanjang perjalanan, Abu Bakar رضي الله عنه berjalan kadang di depan, kadang di belakang Nabi ﷺ karena khawatir ada musuh atau bahaya.
3. Menyediakan Segalanya
Ia menyiapkan dua unta, makanan, pemandu jalan, dan menyewa Abdullah bin Uraiqith yang mahir dalam rute ke Madinah.
Sambutan Kaum Anshar dan Awal Perjuangan Madinah
Ketika tiba di Madinah, kaum Anshar menyambut Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar رضي الله عنه dengan penuh suka cita. Inilah awal berdirinya masyarakat Islam yang kuat, adil, dan penuh ukhuwah. Hijrah membuka fase baru dakwah secara terbuka dan penegakan syariat Islam.
Pelajaran Penting dari Kisah Hijrah
1. Tawakal dan Usaha Harus Berjalan Seiring
Hijrah bukan semata tawakal tanpa usaha. Nabi ﷺ menyiapkan logistik, rute, hingga strategi agar aman dalam perjalanan. Namun, keyakinan kepada pertolongan Allah ﷻ tetap menjadi sandaran utama.
2. Sahabat Sejati dalam Dakwah
Peran Abu Bakar رضي الله عنه menunjukkan pentingnya sahabat sejati dalam perjuangan dakwah. Ia tak hanya mendukung dengan lisan, tetapi juga dengan harta, tenaga, dan keberanian.
3. Kesabaran dalam Menghadapi Rintangan
Hijrah adalah jalan yang berat, namun penuh berkah. Kesabaran adalah kunci utama untuk meraih kemenangan.
Penutup
Hijrah Nabi ﷺ dan Abu Bakar رضي الله عنه adalah peristiwa monumental yang patut direnungkan. Di dalamnya terdapat nilai-nilai iman, perjuangan, persaudaraan, dan tawakal yang dapat menjadi inspirasi sepanjang masa. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu meneladani semangat hijrah dalam kehidupan kita.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
 |
|
