Rukun dan Syarat Sah Hawalah

Rukun Hawalah
Para ulama menjelaskan bahwa hawalah memiliki empat rukun utama:

  1. Muhil (المُحيل) – orang yang berutang dan mengalihkan utangnya.

  2. Muhal (المحال) – pihak yang berpiutang dan berhak menerima pembayaran.

  3. Muhal ‘Alaih (المحال عليه) – pihak yang menanggung utang setelah dialihkan.

  4. Sighat (الصيغة) – ijab dan qabul yang menunjukkan adanya kesepakatan pengalihan utang.


Ketentuan Hak dan Kewajiban Setelah Pengalihan Utang
Setelah terjadi hawalah, kewajiban pembayaran beralih sepenuhnya kepada muhal ‘alaih. Artinya, muhil (pengutang pertama) bebas dari kewajiban selama syarat hawalah terpenuhi. Muhal (kreditur) berhak menagih langsung kepada muhal ‘alaih. Dengan demikian, terjadi peralihan tanggung jawab secara sah menurut syariat.

Dalil kebolehan hawalah berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ dari Abu Hurairah رضي الله عنه:

مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ، وَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيءٍ فَلْيَتْبَعْ

“Menunda pembayaran oleh orang kaya adalah suatu kezaliman. Jika salah seorang dari kalian dialihkan (utang) kepada orang yang mampu membayar, maka hendaklah ia menerima (pengalihan itu).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa setelah pengalihan dilakukan kepada pihak yang mampu, maka pihak kreditur wajib menerima dan menagih kepada pihak penanggung baru.


Syarat yang Harus Terpenuhi dalam Hawalah

  1. Adanya kerelaan dari pihak yang berhak menagih (muhal).
    Hawalah tidak sah jika dipaksakan kepada kreditur tanpa persetujuannya.

  2. Pihak penanggung (muhal ‘alaih) harus orang yang mampu membayar.
    Hal ini sesuai dengan perintah Nabi ﷺ agar utang hanya dialihkan kepada orang yang mampu.

  3. Utang yang dialihkan jelas dan tetap (tsabit).
    Tidak boleh mengalihkan utang yang masih diperselisihkan jumlah atau keabsahannya.

  4. Tidak ada syarat yang batil atau merugikan salah satu pihak.
    Seperti adanya tambahan bunga atau keuntungan dari pihak penanggung.

  5. Akad dinyatakan dengan sighat yang jelas.
    Harus ada lafaz ijab dan qabul yang menunjukkan pengalihan utang secara sah.


Kesimpulan
Rukun hawalah terdiri dari empat unsur utama, dan syarat-syaratnya harus dipenuhi agar sah di sisi syariat. Dengan hawalah, Islam memberikan kemudahan dalam penyelesaian utang, sekaligus menjaga keadilan semua pihak.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top