Pendahuluan
Qana’ah adalah salah satu sifat yang diajarkan dalam Islam, yaitu merasa cukup dengan apa yang Allah ﷻ berikan dan tidak tamak terhadap dunia. Sifat ini menjadikan seseorang lebih tenang, bersyukur, dan tidak terobsesi dengan harta atau kedudukan.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًۭا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰ
“Dan janganlah engkau panjangkan kedua matamu (dengan penuh keinginan) terhadap apa yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka sebagai perhiasan kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Sedangkan rezeki dari Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha: 131)
Ayat ini mengajarkan bahwa mengutamakan akhirat lebih baik daripada terus-menerus mengejar dunia yang fana.
Apa Itu Qana’ah?
Secara bahasa, qana’ah berasal dari kata القَنَاعَة yang berarti merasa cukup. Secara istilah, qana’ah adalah menerima rezeki yang Allah ﷻ berikan dengan penuh keridhaan dan tidak mengeluh terhadap apa yang tidak dimiliki.
Dari Abdullah bin Amr رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ ٱللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki secukupnya, dan Allah menjadikannya merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 1054)
Hadits ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari banyaknya harta, tetapi dari hati yang merasa cukup dan ridha dengan ketentuan Allah ﷻ.
Mengapa Qana’ah Itu Penting?
1. Qana’ah Membawa Ketenangan Hati dan Kebahagiaan
Orang yang qana’ah tidak akan terus menerus merasa kurang dan iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ ٱلْغِنَىٰ عَنْ كَثْرَةِ ٱلْعَرَضِ، وَلَكِنَّ ٱلْغِنَىٰ غِنَى ٱلنَّفْسِ
“Kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan adalah kaya hati.” (HR. Bukhari, no. 6446; Muslim, no. 1051)
Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang qana’ah akan selalu merasa cukup, meskipun ia tidak memiliki banyak harta.
2. Qana’ah Menyelamatkan dari Sifat Tamak dan Rakus
Seseorang yang tidak memiliki qana’ah akan terus merasa kurang dan tidak pernah puas.
Allah ﷻ berfirman:
وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّۭا جَمًّۭا
“Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr: 20)
Sifat tamak dan serakah sering kali membuat seseorang melupakan hakikat kehidupan dan sibuk mengejar dunia tanpa batas.
Dari Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْ كَانَ لِٱبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَٱبْتَغَىٰ ثَالِثًا، وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ٱبْنِ آدَمَ إِلَّا ٱلتُّرَابُ، وَيَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَنْ تَابَ
“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah penuh harta, ia pasti ingin memiliki yang ketiga. Dan tidak akan pernah merasa puas kecuali tanah (kematian). Dan Allah menerima taubat bagi siapa yang bertaubat.” (HR. Bukhari, no. 6436; Muslim, no. 1048)
Hadits ini menunjukkan betapa manusia sulit merasa puas jika tidak memiliki sifat qana’ah.
3. Qana’ah Membantu Seseorang Fokus pada Akhirat
Orang yang qana’ah akan lebih fokus dalam beribadah dan beramal shalih, karena tidak terus-menerus disibukkan oleh dunia.
Allah ﷻ berfirman:
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْـَٔاخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu, tetapi jangan lupakan bagianmu dari dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)
Ayat ini mengajarkan bahwa seseorang harus seimbang dalam mencari dunia dan akhirat, serta tidak terobsesi dengan kehidupan dunia semata.
Bagaimana Cara Mengamalkan Qana’ah dalam Kehidupan Sehari-hari?
1. Mensyukuri Nikmat yang Telah Diberikan Allah ﷻ
Syukur adalah kunci utama dalam menumbuhkan qana’ah.
Allah ﷻ berfirman:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) untuk kalian.” (QS. Ibrahim: 7)
Orang yang sering bersyukur akan lebih mudah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.
2. Tidak Terlalu Memikirkan Apa yang Belum Dimiliki
Salah satu penyebab ketidakpuasan adalah terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
ٱنْظُرُوا إِلَىٰ مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَىٰ مَنْ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian.” (HR. Muslim, no. 2963)
Dengan melihat orang yang lebih kurang dari kita, kita akan lebih menghargai nikmat yang telah Allah berikan.
3. Fokus pada Kebutuhan, Bukan Keinginan
Seseorang yang qana’ah akan lebih fokus pada kebutuhan yang bermanfaat daripada mengejar keinginan yang tidak ada habisnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا قَلَّ وَكَفَىٰ خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَىٰ
“Sedikit tapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan.” (HR. Ahmad, no. 15823; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Kesimpulan
Qana’ah adalah sifat yang membawa ketenangan, menjauhkan dari sifat tamak, dan membantu seseorang lebih fokus pada akhirat. Dengan qana’ah, seseorang akan lebih bersyukur dan tidak tergoda oleh dunia yang sementara.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-hamba yang selalu merasa cukup dan bersyukur. Aamiin. 🤲🏻
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|