Kisah Persembunyian di Gua Tsur
Setelah kaum Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah ﷺ, beliau bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه bersembunyi di Gua Tsur selama tiga malam. Tujuannya adalah untuk mengecoh pengejaran kaum musyrikin dan menunggu situasi yang aman untuk melanjutkan perjalanan.
Ketika keduanya berada di dalam gua, Abu Bakar رضي الله عنه merasa cemas jika musuh melihat ke arah mereka. Maka Rasulullah ﷺ menenangkannya dengan kalimat penuh keyakinan:
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا
Ketika dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (At-Taubah: 40)
Keimanan dan tawakal yang luar biasa ini menjadi pelajaran besar tentang keyakinan kepada pertolongan Allah ﷻ dalam kondisi paling genting sekalipun.
Perjalanan Panjang Menuju Madinah
Setelah tiga malam di gua, Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar رضي الله عنه memulai perjalanan panjang menuju Madinah. Untuk menghindari deteksi, mereka tidak mengambil rute biasa ke Yatsrib, melainkan jalur selatan yang lebih panjang dan berliku.
Perjalanan ini menempuh jarak lebih dari 400 km dan dilakukan dengan sangat hati-hati, termasuk menghindari jalan utama dan menyamar dalam beberapa titik.
Peran Abu Bakar, Abdullah bin Uraiqith, dan Asma’ binti Abu Bakar رضي الله عنهم
Beberapa orang memainkan peran penting dalam perjalanan bersejarah ini:
-
Abu Bakar رضي الله عنه: Menjadi teman perjalanan setia Rasulullah ﷺ dan menyiapkan seluruh logistik serta kendaraan untuk hijrah.
-
Abdullah bin Uraiqith: Seorang non-Muslim yang dipercaya Rasulullah ﷺ karena kejujurannya, dijadikan sebagai penunjuk jalan menuju Madinah.
-
Asma’ binti Abu Bakar رضي الله عنها: Dengan keberanian luar biasa, ia membawa makanan dan perbekalan ke Gua Tsur di malam hari, menyusuri jalan terjal dan berbatu demi membantu misi dakwah ini.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Asma’ رضي الله عنها mengikat bekal makanan dengan sabuk pinggangnya, sehingga Rasulullah ﷺ pun memberinya gelar Dzatun Niṭāqayn (perempuan yang memiliki dua ikat pinggang).
Sambutan Luar Biasa Kaum Anshar
Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Quba, beliau tinggal selama empat hari dan membangun masjid pertama dalam Islam, Masjid Quba. Setelah itu, beliau melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Masyarakat Anshar menyambut beliau dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Mereka keluar dari rumah-rumah mereka, menyambut Rasulullah ﷺ dengan nasyid terkenal:
طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا مِنْ ثَنِيَّاتِ الْوَدَاعِ
وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا مَا دَعَا لِلَّهِ دَاعٍ
Telah terbit bulan purnama atas kami dari arah Tsaniyyat al-Wada’. Wajib bagi kami bersyukur selama ada yang berdoa kepada Allah.
Kedatangan Rasulullah ﷺ di Madinah mengawali babak baru dalam sejarah Islam, yaitu terbentuknya masyarakat Islam pertama yang berdaulat dan mandiri di bawah pimpinan langsung seorang nabi.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|