Penyakit dan Detik-Detik Wafat Rasulullah ﷺ

Awal Mula Beliau Terkena Sakit Demam di Akhir Bulan Shafar

Penyakit Rasulullah ﷺ dimulai pada akhir bulan Shafar tahun ke-11 Hijriyah. Beliau ﷺ mengalami sakit demam tinggi selama sekitar 13–14 hari. Sebagian riwayat menyebut bahwa penyakit beliau bermula sepulang dari pemakaman para syuhada di Baqi’.

Dalam riwayat Aisyah رضي الله عنها disebutkan bahwa demam Rasulullah ﷺ lebih berat dari orang lain.

قَالَتْ عَائِشَةُ: مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشَدَّ عَلَيْهِ الْوَجَعُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ

Aisyah berkata: Aku tidak pernah melihat seseorang yang rasa sakitnya lebih berat dari Rasulullah ﷺ (HR. Bukhari no. 5648).

Hari-Hari Terakhir Beliau di Rumah Hafshah رضي الله عنها Lalu Berpindah ke Rumah Aisyah رضي الله عنها

Selama sakit, Rasulullah ﷺ awalnya tinggal bergantian di rumah para istrinya. Namun ketika sakit bertambah berat, beliau ﷺ meminta izin kepada istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah رضي الله عنها.

فَأَذِنَّ لَهُ، فَخَرَجَ يَهَادَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ، تَخُطُّ رِجْلَاهُ فِي الْأَرْضِ

Mereka pun mengizinkan beliau. Maka beliau keluar dipapah oleh dua orang lelaki, sementara kakinya terseret di tanah (HR. Bukhari no. 198).

Dua orang tersebut adalah Abbas bin Abdul Muththalib dan Ali bin Abi Thalib رضي الله عنهما.

Rasulullah ﷺ Memimpin Shalat dalam Kondisi Sakit

Meskipun sedang sakit, Rasulullah ﷺ tetap berusaha memimpin shalat berjamaah bersama para sahabat. Namun ketika tubuh beliau tidak mampu berdiri, beliau shalat sambil duduk.

Ketika semakin parah, beliau ﷺ memerintahkan Abu Bakar رضي الله عنه untuk menjadi imam menggantikannya.

قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ

Nabi ﷺ bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar ia shalat bersama orang-orang (HR. Bukhari no. 713).

Ini adalah isyarat kuat bahwa Abu Bakar رضي الله عنه akan menjadi pemimpin umat setelah wafatnya beliau ﷺ.

Wasiat Beliau ﷺ tentang Shalat dan Perlakuan terhadap Budak

Di saat-saat terakhir hidupnya, Rasulullah ﷺ menyampaikan pesan-pesan penting kepada umat Islam. Dalam keadaan lemah dan nyaris tak mampu berbicara, beliau ﷺ masih mengingatkan umatnya tentang dua perkara penting:

الصَّلَاةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

Shalat, dan perhatikan budak-budak yang kalian miliki (HR. Abu Dawud no. 5156, hasan).

Ini menunjukkan betapa besar kedudukan shalat dalam Islam, dan pentingnya berbuat adil dan lembut kepada para hamba sahaya.

Hari-Hari Menjelang Wafat: Permintaan Tinta dan Kertas

Pada hari-hari menjelang wafatnya, Rasulullah ﷺ pernah meminta dibawakan tinta dan kertas untuk menuliskan wasiat yang akan menjaga umat dari kesesatan. Namun terjadi perbedaan pendapat di antara sahabat saat itu.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: يَوْمُ الْخَمِيسِ وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ! ثُمَّ بَكَى حَتَّى بَلَّ دَمْعُهُ الْحَصَبَاءَ. قَالَ: اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَجَعُهُ فَقَالَ: ائْتُونِي أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا

Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata: Hari Kamis! Apa itu hari Kamis! Lalu ia menangis sampai air matanya membasahi kerikil. Ia berkata: Rasulullah ﷺ merasakan sakit yang sangat, lalu bersabda: ‘Bawakan aku kertas, akan kutuliskan untuk kalian sebuah tulisan agar kalian tidak sesat selama-lamanya.’ (HR. Bukhari no. 114).

Namun karena pertentangan pendapat, permintaan itu tidak terwujud, dan Rasulullah ﷺ pun tidak memaksanya.

Detik-Detik Ruh Beliau ﷺ Dicabut saat Kepala Beliau Berada di Pangkuan Aisyah رضي الله عنها

Wafat Rasulullah ﷺ terjadi pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 H. Detik-detik terakhir hidup beliau ﷺ sangat mengharukan. Beliau wafat dalam keadaan kepala beliau berada di antara dada dan leher Aisyah رضي الله عنها.

قَالَتْ عَائِشَةُ رضي الله عنها: مَاتَ النَّبِيُّ ﷺ فِي بَيْتِي وَفِي يَوْمِي وَبَيْنَ سَحْرِي وَنَحْرِي

Aisyah رضي الله عنها berkata: Nabi ﷺ wafat di rumahku, pada hariku, dan di antara dada dan leherku (HR. Bukhari no. 4442).

Beliau ﷺ juga sempat mengucapkan:

اللَّهُمَّ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى

“Ya Allah, pertemukan aku dengan Ar-Rafiq Al-A’la (teman tertinggi di sisi-Mu)” (HR. Bukhari no. 4463).

Kalimat ini menunjukkan kerinduan beliau untuk segera bertemu dengan Rabb-nya ﷻ setelah menunaikan risalah dengan sempurna.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top