Nasab dan Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ

Silsilah Nasab yang Mulia hingga Nabi Ibrahim عليه السلام

Nabi Muhammad ﷺ memiliki nasab yang paling mulia di tengah masyarakat Arab. Beliau ﷺ bersabda:

إنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ

“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilih aku dari Bani Hasyim.”
(HR. Muslim dari Watsilah bin al-Asqa’ رضي الله عنه)

Silsilah nasab beliau ﷺ secara ringkas adalah: Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muththalib bin Hasyim bin ‘Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka‘b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaymah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‘ad bin ‘Adnan. Silsilah ini secara mutawatir disepakati hingga ‘Adnan. Para ulama menyatakan bahwa ‘Adnan adalah keturunan Nabi Isma’il bin Ibrahim عليهما السلام.

Ibnu Katsir رحمه الله menyatakan: “Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad ﷺ adalah keturunan Nabi Isma’il bin Ibrahim عليهما السلام, dan ini disepakati oleh para ulama.” (Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, 2/200)


Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ di Tengah Masyarakat Jahiliyah

Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal, di Makkah al-Mukarramah, sekitar tahun 571 Masehi, yang dikenal sebagai ‘Ām al-Fīl (Tahun Gajah). Tahun tersebut dikenal karena peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah pimpinan Abrahah, yang dikisahkan dalam firman Allah ﷻ:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ ٱلْفِيلِ

“Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?” (QS. Al-Fīl: 1)

Kelahiran beliau ﷺ terjadi dalam kondisi umat manusia tengah tenggelam dalam kejahilan, syirik, dan kerusakan akidah. Kaum Quraisy saat itu berada dalam penyembahan berhala dan meninggalkan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim عليه السلام. Keadaan ini menjadi latar penting yang menunjukkan hikmah di balik diutusnya seorang Rasul terakhir kepada seluruh umat manusia.


Tanda-Tanda Kelahiran dan Suasana Makkah

Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ tidak hanya menjadi peristiwa sejarah biasa, melainkan bagian dari tanda kebesaran Allah ﷻ. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa saat beliau ﷺ lahir, berbagai tanda kebesaran terjadi, seperti:

  • Runtuhnya 14 balkon istana Kisra

  • Padamnya api sembahan Majusi yang telah menyala selama 1000 tahun

  • Keringnya danau Sawah yang dikeramatkan

Namun, banyak dari riwayat tersebut dikategorikan sebagai lemah atau berasal dari israiliyat, sehingga tidak dijadikan sandaran utama. Yang sahih dan pasti adalah bahwa kelahiran beliau ﷺ membawa perubahan besar bagi dunia.

Ibunya, Aminah, meriwayatkan dalam hadits yang dinilai hasan oleh sebagian ulama, bahwa beliau berkata:

رَأَيْتُ كَأَنَّهُ خَرَجَ مِنِّي نُورٌ أَضَاءَ لَهُ قُصُورُ الشَّامِ

“Aku melihat seolah-olah dariku keluar cahaya yang menerangi istana-istana di Syam.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya)

Makkah pada saat itu merupakan pusat spiritual dan budaya Arab, namun penuh dengan penyimpangan tauhid. Di tengah kerusakan itu, Allah ﷻ menumbuhkan cahaya risalah yang akan menyinari seluruh dunia.


Penutup

Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ adalah awal dari kebangkitan umat manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya tauhid. Nasab beliau ﷺ menunjukkan kemuliaan, dan kondisi masyarakat saat itu menunjukkan urgensi diutusnya seorang nabi terakhir sebagai rahmat bagi semesta alam.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top