Menjaga Hati dari Riya dan Ujub

Pendahuluan

Riya dan ujub adalah dua penyakit hati yang sangat berbahaya. Keduanya bisa merusak amal shalih yang tampak besar dan mulia di mata manusia. Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ telah memperingatkan umat Islam agar menjaga keikhlasan dalam beramal dan tidak membiarkan hati terjangkit riya dan ujub. Artikel ini akan membahas makna, bahaya, serta cara menjaga hati dari riya dan ujub, dengan bimbingan Al-Qur’an dan sunnah yang shahih.

Pengertian Riya dan Ujub

Riya adalah melakukan suatu amalan untuk dilihat manusia, agar mendapatkan pujian atau pengakuan dari mereka, bukan karena Allah ﷻ. Sedangkan ujub adalah merasa bangga dan takjub terhadap amal atau kelebihan diri sendiri, sehingga lupa bahwa semua itu datang dari Allah ﷻ.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata:

“Riya adalah syirik kecil, sedangkan ujub adalah jalan menuju kesombongan dan kehancuran amal.”
(Majmū’ al-Fatāwā, 10/261)

Bahaya Riya dan Ujub

1. Dosa Syirik Kecil

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ

Dari Mahmud bin Labid رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.”
(HR. Ahmad no. 23630, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)

Riya membuat seseorang menampilkan amalnya bukan untuk Allah ﷻ, sehingga amal itu ditolak.

2. Amal Tidak Diterima

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦ أَحَدًۭا

“Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabb-nya seorang pun.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Ayat ini menunjukkan bahwa amal shalih harus disertai keikhlasan, dan riya adalah bentuk penyekutuan dalam ibadah yang membatalkan pahala.

3. Ujub Menghancurkan Amal

وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًۭٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ

“Dan (ingatlah) pada perang Hunain, ketika kalian merasa bangga dengan jumlah kalian yang banyak, maka jumlah itu tidak memberi manfaat sedikit pun kepada kalian, dan bumi yang luas pun terasa sempit bagi kalian, lalu kalian lari ke belakang.” (QS. At-Taubah: 25)

Ayat ini menunjukkan bahwa ujub bisa membawa kepada kekalahan dan kehancuran, bahkan dalam perkara dunia, apalagi dalam urusan amal akhirat.

Tanda-Tanda Riya dan Ujub

Tanda Riya:

  • Merasa senang jika dilihat orang saat beribadah.

  • Sedih jika tidak ada yang tahu amalnya.

  • Meningkatkan amal saat dipuji, dan menurunkannya saat tidak dilihat.

Tanda Ujub:

  • Menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.

  • Merasa amalnya sudah cukup tanpa introspeksi.

  • Enggan menerima nasihat karena merasa sudah benar.

Cara Menjaga Hati dari Riya dan Ujub

1. Selalu Mengingat Keutamaan Ikhlas

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ

“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama…” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ikhlas adalah syarat sahnya amal. Setiap Muslim harus meniatkan amalnya hanya untuk Allah ﷻ, bukan untuk manusia.

2. Menyembunyikan Amal Shalih

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ

Dari Jundub bin Abdillah رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang beramal agar didengar manusia, Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia. Dan barangsiapa yang berbuat riya, Allah akan mempermalukannya.”
(HR. Bukhari no. 6134 dan Muslim no. 2987)

Menyembunyikan amal adalah tameng dari riya. Semakin tersembunyi amal, semakin besar kemungkinan keikhlasan.

3. Selalu Berdoa dan Muhasabah

Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam رضي الله عنه bahwa Rasulullah ﷺ sering berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شِرْكٍ أَعْلَمُهُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُهُ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari syirik yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak aku ketahui.”
(HR. Ahmad no. 27742, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله)

Doa dan introspeksi akan menjaga hati dari merasa besar dan mulia dengan amal yang sebenarnya kecil di sisi Allah ﷻ.

Penutup

Riya dan ujub adalah dua penyakit hati yang sering tidak terasa, namun dampaknya sangat berbahaya. Amal bisa gugur dan dosa bisa bertambah tanpa disadari. Maka penting bagi setiap Muslim untuk terus melatih hatinya agar ikhlas dan tunduk kepada Allah ﷻ semata. Amal yang diterima adalah amal yang dilakukan dengan benar dan ikhlas.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top